Yang sedang ramai diperbincangkan ada di Ngada, Nusa Tenggara Timur. Sebab sejak tanggal 14 hingga 24 September 2022 ada acara meriah di sana. Festival Wolobobo 2022 namanya. Dalam rentang pelaksanaannya yang cukup panjang, perhatian banyak orang tertuju pada daerah di pulau Flores ini. Banyak yang kemudian datang untuk menikmati acara tahunan ini. Menikmati kebudayaan serta alamnya hingga mengetahui produk terkenal dari Ngada NTT.
Tak perlu berkeliling tanpa tujuan, dengan hanya mengikuti Festival Wolobobo sampai tuntas, Kawanjo akan mudah mengeksplorasi Ngada dengan maksimal. Sebab dalam 11 hari, kekayaan alam dan budaya di kota ini akan ditampilkan dengan apik dalam beberapa agenda kegiatan.
Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur
Sebagai salah satu bagian dari pulau Flores di provinsi Nusa Tenggara Timur, kota Ngada memiliki potensi alam dan budaya yang menarik. Beribukota di Bajawa, Ngada memiliki luas 1.621 km² dengan wilayah berupa lautan dan daratan. Di daratan pada umumnya merupakan perbukitan.
Baca juga: Wisata pulau Alor Nusa Tenggara Timur
Pada tanggal 19 Oktober 1995, kota Ngada termasuk ke dalam World Heritage Tentative List UNESCO pada kategori Kebudayaan. Hal ini bukan tanpa alasan. Sebab terdapat 3 suku besar di Ngada yang sama – sama teguh memegang tradisi sampai sekarang. Ketiganya memiliki produk kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Seperti rumah adat, pakaian adat, bahasa, tarian, dan lain-lain.
Selain dari segi budaya, Ngada juga terkenal dengan pariwisata alamnya. Mulai dari pantai, danau, air terjun, bukit, gunung hingga pemandian air panas ada di kota Ngada. Dari alam pun, kota yang beriklim sejuk ini memiliki kekayaan di berbagai sektor hingga membuatnya tersohor. Seperti hasil perikanan, pertambangan, dan perkebunan.
Festival Wolobobo Ngada 2022
Guna mengabarkan lebih luas tentang kekayaan Ngada, pemerintah daerah berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf, diadakanlah Festival Wolobobo 2022. Dengan tema kegiatan yang sangat mewakili daerah ini, yaitu ‘Kopi, Tenun, dan Bambu’.
Dalam salah satu acara yang terpilih dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) oleh Kemenparekraf ini, juga ditaruh harapan mulia. Yaitu semoga hajatan ini mampu meningkatkan perekonomian melalui kerja kreatif UMKM Ngada, juga para pengusaha di sektor pertanian, peternakan, dan kelautan. Tak ketinggalan adalah sektor pariwisata yang bisa mendatangkan lebih banyak orang untuk mengunjungi dan mengeksplorasi potensi kota Ngada.
Diadakan pada tanggal 14 – 24 September 2022 di kabupaten Ngada, agenda Festival Wolobobo 2022 ada banyak. Sebutlah Wolobobo Culture Camp, Wolobobo Mountain Walk, Bajawa Art Market, Ngada Culture Walk, Opening Festival & 2022 Weaving Bodies, Neo Traditional Concert, Bajawa Coffiesta, Pekan Bambu Ngada, Panggung Hiburan Malam, dan Fashion Show. Sebuah paket lengkap mengenal lebih dekat kota Ngada, bukan?
Baca juga: Dieng Culture Festival di Desa Dieng Kulon
Produk Terkenal dari Ngada NTT
Tema festival Wolobobo tahun ini sangatlah relevan dengan kondisi kota Ngada. Tiga produk ini menjadi unggulan karena kualitasnya. Tak hanya terkenal di kancah nasional, ternyata produk ini telah terkenal hingga ke mancanegara. Apa saja? Simak penjelasan berikut ini:
- Kopi
Kota Ngada punya kopi Bajawa yang cukup mendunia. Kopi jenis Arabika ini menjadi komoditas utama untuk masyarakat Ngada. Penduduk menanam kopi di perkebunan yang luas secara turun – temurun.
Proses penanaman dan pemeliharaan kopi Bajawa dilakukan secara organik, tanpa zat kimiawi sekalipun. Ini mungkin yang membuat ciri khas rasa otentiknya. Ditambah dengan pengaruh debu vulkanik gunung Inerie yang membuat aromanya lebih harum dan menyengat.
Kopi Bajawa memiliki tingkat kekentalan tinggi dan keasaman rendah. Dari beberapa sumber mengatakan bahwa banyak penikmat kopi yang mengatakan, kopi ini rasanya seperti mangga yang dicampur dengan apel dan melon, dan rasa setelah menikmatinya seperti tembakau.
Baca juga: Destinasi Wisata Penghasil Kopi
Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan Indikasi Geografis (IG) untuk daerah Bajawa. Hal ini membuat kopi Bajawa layak disebut sebagai kopi single origin. Kualitas kopi Bajawa yang terjaga membuat Flores menjadi penyumbang ekspor kopi terbesar di Indonesia. Sedangkan negara tujuan ekspor kopi ini adalah Eropa, Amerika, dan lain sebagainya.
- Tenun
Warna hitam dan kuning mendominasi kain tenun produksi suku Bena di Bajawa, Ngada. Warna ini melambangkan kesetiaan. Kain tenun khas Bajawa ini biasanya digunakan saat upacara adat seperti pernikahan, kematian, dan acara penting lainnya.
Satu lagi jenis tenun khas Ngada yang menggunakan warna biru dalam setiap lembar kainnya. Warna tersebut didapat dari pewarna alami yaitu tanaman tarung. Kelompok penenun Indigo dari Ngada baru saja mengukir prestasi. Yaitu kain hasil produksi kelompok ini telah dipesan oleh presiden Joko Widodo dengan nilai Rp. 7 juta.
Kain pesanan orang nomor 1 di Indonesia ini menggunakan serat bambu untuk pembuatan kainnya. Kemudian secara berkelompok, kain ditenun dengan menampilkan beberapa motif. Yaitu kuda, tombak, anting-anting, mata nitu, dan lainnya. Setelah kain selesai, diadakanlah ritual adat sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Tuhan, nenek moyang, dan alam. Dengan ritual ini juga diharapkan kain yang telah jadi bisa mengeluarkan aura bagi pemakainya. Dalam hal ini pastilah presiden Jokowi yang dimaksud.
Kain tenun merk Indigo sendiri telah mendunia. Motif dan pewarnaannya yang alami menjadikan banyak penikmat seni kain jatuh cinta.
Baca juga: Sawahlunto International Songket Silungkang Carnival 2022
- Bambu
Kabupaten Ngada di Pulau Flores, NTT telah ditetapkan sebagai pusat unggulan untuk program 1000 desa bambu oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) . Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam mengembangkan dan memperkuat pemanfaatan bambu di Indonesia melalui industri bambu berbasis masyarakat. Dengan adanya ketetapan ini, di Ngada mengelola mulai dari pemeliharaan hutan bambu hingga pemanfaatan bambu sebagai bahan baku industri.
Pemerintah Kabupaten kemudian membuat Community Learning Center, Sekolah Lapangan Bambu dan Sekolah Musik Bambu di desa Wogo, Kecamatan Golewa. Di sana terdapat pula pusat pengawetan bambu. Yang terbaru adalah lahirnya Kampus Bambu Turetogo yang diresmikan pada Mei 2021. Dengan adanya kampus bambu ini diharapkan bisa menjadi pusat edukasi, inovasi, riset, dan pertukaran kebudayaan tentang bambu.
Hal ini terbukti dengan lahirnya banyak mama bambu dan pandu bambu yang diedukasi oleh Kampus Bambu. Mereka adalah garda terdepan dalam upaya pelestarian bambu sampai proses kreatif pemanfaatan bambu. Hingga akhirnya lahirlah sebuah produk unggulan berupa sepeda dari bambu berjenama ‘spedagi’.
Tak hanya itu, kabupaten Ngada sekarang memiliki produk unggulan berupa bambu laminasi. Sebuah produk olahan bambu yang memiliki bentuk dan kekuatan seperti kayu. Bambu laminasi ini menjadi produk yang lebih ramah lingkungan dan rendah karbon dibandingkan dengan kayu. Hal inilah yang menyebabkan permintaan pasar global untuk bambu laminasi akan semakin meningkat. Sedangkan, melihat potensi kekayaan hutan bambu di NTT khususnya kabupaten Ngada, tanaman dengan batang berongga ini akan menjadi penyumbang devisa dalam jumlah banyak.
Baca juga: Kerajinan Bambu dan Oleh-oleh kekinian khas Banyuwangi
Kopi, tenun, dan bambu adalah tema dari festival Wolobobo 2022. Gelaran internasional ini sukses membuktikan tiga produk unggulan Ngada NTT di atas memang terkenal di dunia. Untuk mendapatkannya, mengunjungi Ngada adalah salah satu cara. Sembari belanja, sembari wisata.
0 comments on “Produk Terkenal dari Ngada NTT Jadi Tema Festival Wolobobo 2022, Apa Saja?”