Saat liburan, bagi kawanjo yang ingin menikmati wisata sejarah atau wisata edukasi, museum bisa jadi pilihan tepat untuk dikunjungi. Apalagi jika museum ini memamerkan koleksi-koleksi khusus sekaligus unik, pasti suasana liburan kawanjo bakal tambah seru.
Nah, 10 museum yang tersebar dibeberapa kota di Indonesia ini merupakan museum yang hanya ada satu di Indonesia, bahkan terbesar di Asia Tenggara dan Asia. Deretan museum ini dijamin bakal membuat kawanjo takjub dan bangga akan kekayaan Indonesia dengan beragam koleksi museumnya.
1. Museum Timah Indonesia – Bangka Belitung
Saat kawanjo liburan ke kepulauan Bangka Belitung jangan lewatkan untuk berkunjung ke Museum Timah Indonesia. Di kawasan ini ada dua museum timah yang terletak di Pangkal Pinang dan Muntok.
Museum Timah Indonesia di Pangkal Pinang didirikan tahun 1958 menjadi museum timah pertama dan satu-satunya di Asia. Di museum ini terdapat koleksi sejarah pertimahan di Bangka Belitung hingga perkembangan teknologi pertambangan sejak zaman Belanda hingga masa kini.
Sementara, Museum Timah Indonesia di Muntok, dibuka untuk umum tahun 2013, bangunan museum ini merupakan eks Kantor Pusat BTW di Muntok yang dibangun tahun 1915. Berbagai replika alat-alat pertambangan timah, alat tenun, atribut prajurit masa perang dunia kedua, serta tayangan audio visual bisa disaksikan di museum ini.
2. Museum Tekstil – Jakarta
Gedung Museum Tekstil dibangun pada akhir abad ke 19 sebagai rumah tinggal warga berkebangsaan Perancis. Baru pada tahun 1976, gedung ini resmi dijadikan Museum Tekstil.
Museum ini menjadi satu-satunya museum khusus di bidang pertekstilan Indonesia dan merupakan sebuah cagar budaya yang secara khusus mengumpulkan, mengawetkan, serta memamerkan karya-karya seni yang berkaitan dengan pertekstilan di Indonesia.
3. Museum Wayang – Jakarta
Museum ini menyimpan 6.000 koleksi wayang yang berhubungan dengan pembuatan dan pertunjukan wayang. Di museum ini terdapat koleksi wayang kulit, golek, beber, wayang kardus, wayang rumput, wayang kaca dan juga patung wayang.
Di museum ini kawanjo juga bisa menyaksikan wayang dari beberapa negara lain. Sementara wayang tertua di museum ini adalah wayang intan yang dibuat pada tahun 1870 oleh Ki Guna Kerti Wanda.
Baca juga: Museum Terbaik Wajib Kunjung Di Indonesia
4. Museum Mata – Bandung
Berada di Rumah Sakit Mata (RSM) Cicendo, menjadi satu-satunya museum mata di Indonesia. Museum ini didirikan tahun 2009 bersamaan dengan 100 tahun usia Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Di museum ini kawanjo bisa menyaksikan berbagai peralatan medis yang klasik dan antik.
Koleksi di museum terdiri dari peralatan pemeriksaan mata tahun 1950 sampai 2000. Diantaranya alat-alat untuk pemeriksaan mata dan kaca mata yang sederhana bahkan ada alat laser generasi pertama yang masih manual.
5. Museum Pos Indonesia – Bandung
Bangunan museum ini sudah ada sejak 1920. Diresmikan sebagai bangunan kantor Pos Telegrap dan Telepon (PTT) pada tahun 1933. Baru pada tahun 1983, Museum PTT berubah nama menjadi Museum Pos dan Giro. Baru pada pada tahun 1995, museum ini berubah menjadi Museum Pos Indonesia
Memiliki koleksi ribuan perangko dari penjuru dunia, surat emas dari berbagai daerah dan negara. Semuanya ditulis tangan dan dalam bahasa berbeda. Termasuk benda-benda pos, hingga peralatan pos dipamerkan di museum yang berada di sisi timur area Gedung Sate Bandung ini.
6. Museum Geologi – Bandung
Museum ini diresmikan pada 16 Mei 1929, merupakan Museum Geologi tertua dan satu-satunya di Indonesia, bahkan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Setelah mengalami renovasi, penampilan museum ini semakin modern, liburan kawanjo ke Bandung bakal tambah seru dengan menyaksikan koleksi yang dimiliki museum ini.
Pasalnya, Museum Geologi Bandung menampilkan koleksi kepurbakalaan sejak akhir abad ke-19 hingga sekarang yang mungkin tidak akan ditemukan di tempat manapun di Indonesia.
7. Museum Zoologi – Bogor
Museum Zoologi Bogor didirikan tahun 1894, merupakan museum yang menyajikan koleksi yang berkaitan dengan dunia satwa dan merupakan museum terbesar di Asia Tenggara atau berada pada urutan ke 10 terbesar dunia.
Jika kawanjo liburan ke Kota Bogor wajib berkunjung ke museum ini, lantaran saat ini Museum Zoologi Bogor memiliki sekitar 2,7 juta koleksi spesimen yang terbagi menjadi beberapa kelompok, seperti mamalia, burung, ikan, reptil, amfibi, serangga, krustasea, moluska, dan invertebrata lain.
8. Museum Tanah – Bogor
Masih di Kota Bogor, liburan kawanjo pasti tambah bermanfaat saat berkunjung ke Museum Tanah. Museum ini merupakan tempat menyimpan model dan contoh tanah yang ada di Indonesia yang bekerja sama dengan International Soil Reference and Information Centre (ISRIC) Wageningen, Belanda.
Koleksi museum ini berupa tanah yang dipamerkan dalam ukuran kecil berupa makromonolit, termasuk pupuk, berbagai macam batuan, biodiversitas organisme tanah, perangkat uji tanah, hingga alat survei tanah.
9. Museum Nyamuk – Pangandaran
Museum ini merupakan museum nyamuk satu-satunya di Indonesia yang terletak di Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, Jawa Barat. Memiliki koleksi berbagai jenis nyamuk yang ada di Indonesia hingga obat-obatan untuk penangkal nyamuk.
Saat kawanjo berkunjung ke museum ini akan menambah pengetahuan tentang nyamuk, lantaran ada sekitar 80 spesies nyamuk dari 6 genus yang berbeda yang dipamerkan. Museum ini juga dilengkapi gedung sinema, ruang multimedia, dan ruang cenderamata.
10. Museum Kanker – Surabaya
Museum Kanker yang ada di Surabaya memamerkan koleksi yang berkaitan dengan penyakit kanker. Museum yang berdiri di akhir tahun 2013 ini merupakan museum kanker pertama dan satu-satunya di Indonesia
Dengan berkunjung ke museum ini, liburan kawanjo jadi lebih bermanfaat lantaran bisa menambah kepedulian akan bahaya penyakit kanker dengan mengenal tentang jenis kanker, cara mendeteksi hingga cara penanganannya.
Jadikan liburan kawanjo lebih berwarna sekaligus tambah seru dengan berbagai pilihan paket wisata menarik di sini
Baca juga: Hutan Menyala : Pertunjukan Cahaya Dalam Kesatuan Ruang Alami
0 comments on “10 Museum Unik di Indonesia, Jadi Alternatif Liburan Seru”