Satu lagi hal seru yang kita temukan di Desa Wisata Penglipuran. Desa yang baru saja mendapat anugerah Desa Wisata Mandiri Kreatif Indonesia 2021 ini menyimpan hal unik yang sangat pantas untuk dipelajari. Ciri khas gotong royongnya sudah tidak perlu diragukan lagi, pariwisata berkelanjutan yang dijadikan prinsip pengembangan pariwisatanya dapat berjalan dengan baik, sehingga beragam penghargaan mampu diraih.
Baca juga: Tri Mandala, Konsep Unik Layout Desa Penglipuran!
Desa ini dikenal dengan tata letak lingkungan yang khas sesuai dengan Tri Hita Karana yang dipegang teguh oleh masyarakat Bali. Desa Wisata Penglipuran memiliki beragam potensi wisata yang dapat menjadi daya Tarik wisatawan. Selain tata letak lingkungan yang seringkali menjadi sasaran utama pengunjung sebagai spot foto, Desa Penglipuran memiliki potensi lain berupa tatanan legislatif yang unik dan berbeda dengan tempat atau desa wisata lainnya di luar Bali, yaitu Ulu Apat. Tatanan Ulu Apat ini merupakan jajaran legislatif yang ada di Desa Wisata Penglipuran, selain kepala desa, kepala adat, pencarikan, dan kepala lingkungan beserta wakilnya. Keunikan apa sih yang ada dalam tatanan Ulu Apat ini? Yuk simak pemaparannya berikut ini.
Tatanan Ulu Apat ini terdiri dari 12 orang yang disebut dengan “Kancah Rolas” dengan berpasangan sejumlah 6 pasangan pria dan wanita yang biasa disebut dengan Ucuk dan Nyoman. Kancah Rolas tadi menjadi orang-orang pilihan yang dituakan oleh setiap pekarangannya, Desa Penglipuran memiliki 76 pekarangan jadi sebenarnya dalam Ulu Apat ini ada 76 orang sehingga orang nomor 13 – 76 sisanya disebut dengan “Desa Alitan” yang turut mewakili setiap pekarangan dalam pengambilan keputusan pada saat musyawarah desa adat.
Apa sih hal uniknya? Berikut penyebutan dan tugas dari 12 orang tersebut, ini yang menggambarkan keunikan yang ada di Desa Penglipuran dari sisi legislatif desa adatnya.
- Pasangan pertama (jero bayan) jero bayan ucuk itu yang pertama, kalau yang Nyoman itu dari kata nyom (bajang) “muda” itu satu pasang.
- Pasangan kedua (jero bahu) sebagai muput bakthi dalam tingkatan leboh rendah atau pembantunya jero bayan
- Pasangan ketiga (jero singgukan) sebagai pembantu jero bayan dan jero bahu bagian menyiapkan keperluan ritual, singguk kanan singguk kiri gitu maksudnya.
- Pasangan keempat (jero cacar) bagian mengatur upacaranya “ngacara” mengatur acaranya
- Pasangan kelima (jero balung) biasanya kalau di upacara perlu daging, jadi itu yang mencari balung mana yang disiapkan untuk upacara yang akan diberikan ke jero cacar untuk ditata.
- Pasangan keenam (jero pati) artinya tugasnya untuk memikirkan hewan-hewan yang akan digunakan untuk upacara berapa perlu babi berapa perlu ayam, sampai menyembelih “pati”
Nah, Kawanjo! Tatanan yang ada ini sangat tersistem dengan baik jadi dimulai dari yang paling bawah yaitu jero pati ini bertugas untuk memilih hewan yang akan digunakan untuk ritual sekaligus menyembelihnya, setelah disembelih diberikan ke jero balung untuk dipilih, setelah itu diserahkan ke jero cacar, setelah ditata dengan baik diserahkan kepada jero singgukan untuk ditata posisi saat ritual.
Itu hanya sekedar jabatan, pekerjaannya tetap dikerjakan bersama-sama, tetap pengambilan pekerjaan itu bersama. Sistem dalam tatanan Ulu Apat mampu menggambarkan kerukunan masyarakat beserta gotong royong yang masih kental di Desa Wisata Penglipuran. Desa Wisata ini masih banyak hal lagi loh yang bisa dipelajari selain layout desanya.
Sebenarnya masih banyak lagi destinasi wisata yang punya karakter dan keunikannya masing masing. Yuk temukan sendiri jawabannya. Sebagai referensi, Kawanjo bisa cek di sini ya. Selamat berpetualang!
Baca juga: Wajib Tahu! Hal Apa Saja yang Menjadi Larangan di Desa Penglipuran Bali
0 comments on “Penglipuran, Desa Wisata dengan Struktur Khas Ulu Apatnya”