Pesawat memungkinkan mobilitas yang cepat dan efisien bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Mampu menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan pusat-pusat ekonomi dan pemerintahan. Sayangnya, seringnya kenaikan harga menjadi momok tersendiri. Beruntung pemerintah sigap dan membentuk satuan petugas atau satgas penurunan harga tiket pesawat.
Dalam dunia pariwisata, pesawat mempermudah akses wisatawan domestik dan internasional ke destinasi-destinasi populer seperti Bali, Lombok, dan Raja Ampat, yang mungkin sulit dijangkau melalui transportasi laut atau darat. Sehingga dapat dikatakan, transportasi udara berperan vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kunjungan wisatawan dan perdagangan antar pulau, serta memperkuat konektivitas nasional.
Dampak Kenaikan Harga Tiket Pesawat
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan dalam akun Instagram pribadinya, “Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan negara berpenduduk tinggi, harga tiket penerbangan Indonesia jadi yang termahal kedua setelah Brazil.” Pastilah hal ini menjadi pukulan telak bagi masyarakat Indonesia.
Sebab kenaikan harga tiket pesawat dapat berdampak signifikan pada berbagai aspek. Salah satunya adalah menghambat mobilitas dan aksesibilitas antar pulau. Tiket yang lebih mahal juga dapat mempengaruhi pariwisata, mengurangi jumlah wisatawan domestik dan internasional yang berkunjung. Lebih jauh, hal ini dapat berdampak negatif pada ekonomi lokal yang bergantung pada sektor ini.
Selain itu, sektor bisnis juga terpengaruh, terutama perusahaan yang membutuhkan perjalanan udara untuk operasi dan logistik. Secara keseluruhan, kenaikan harga tiket pesawat dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan memperlebar kesenjangan antar wilayah. Karena itu butuh upaya untuk mengendalikan harga tiket pesawat, jangan sampai turut terbang tinggi ke udara.
Baca Juga: Event Daerah Bulan Juli 2024 Mendatang, Jangan Sampai Terlewatkan
Dampak Kenaikan Harga Tiket pada Sektor Pariwisata
Dunia pariwisata juga terkena imbas jika harga tiket pesawat mengalami kenaikan. Biaya perjalanan menjadi lebih tinggi sehingga dapat mengurangi jumlah wisatawan. Baik domestik maupun internasional yang berkunjung ke berbagai destinasi wisata. Hal ini terutama berpengaruh pada destinasi yang bergantung pada penerbangan untuk aksesibilitas, seperti pulau-pulau terpencil atau daerah yang jauh dari pusat kota.
Lebih lanjut, penurunan jumlah wisatawan berdampak langsung pada pendapatan sektor pariwisata, termasuk hotel, restoran, dan objek wisata, serta usaha kecil yang bergantung pada alur jumlah pelancong. Akibatnya, ekonomi lokal yang mengandalkan pariwisata bisa lesu, lapangan kerja berkurang, dan investasi dalam infrastruktur dan fasilitas pariwisata pun ikut menurun. Secara keseluruhan, kenaikan harga tiket pesawat dapat memperlambat pertumbuhan sektor pariwisata dan mengurangi kontribusinya terhadap ekonomi nasional.
Apalagi pada kenyataannya, kini harga tiket pesawat antar kota dalam negara ternyata lebih mahal bila dibandingkan dengan ke luar negeri. Contohnya tiket dari Jakarta ke Padang mencapai 900 ribu. Sedangkan tiket pesawat dari Kuala Lumpur ke Padang masih di bawah 400 ribu. Begitu juga dengan beberapa rute perjalanan ke luar negeri. Kenyataan ini bisa membuat banyak orang lebih memilih berwisata ke luar negeri dibandingkan menjelajahi negeri sendiri. Sebab biaya perjalanannya lebih murah bila terbang ke luar negeri.
Agar tak semakin parah, butuh upaya dalam menekan kenaikan harga tiket pesawat. Dibentuknya satgas penurunan tiket pesawat adalah langkah nyata yang cerdas guna menyelamatkan keberlangsungan perkembangan dunia pariwisata dan sektor lainnya.
Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat
Beruntung pemerintah telah membentuk satuan petugas atau satgas penurunan harga tiket pesawat. Yang merupakan hasil dari kolaborasi cerdas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif, juga Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait lainnya. Satgas ini mulai efektif bekerja pada bulan Agustus 2024.
“Kami sudah kick-off tiga minggu lalu. Efektif bekerjanya Agustus 2024,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, dalam sebuah wawancara pada hari Rabu, 17 Juli 2024 lalu.
Baca Juga: Cara Mengatasi Phubbing yang Bikin Gemes dan Pusing
Penyebab Naiknya Harga Tiket Pesawat
Dalam kesempatan yang sama, Sandiaga juga menyampaikan beberapa hal yang menyebabkan baiknya harga tiket pesawat. Pertama tentunya kenaikan harga bahan bakar avtur yang berkontribusi membuat harga tiket pesawat mahal di dalam negeri. Selanjutnya adalah aspek lain seperti beban pajak hingga beban biaya operasional. Jumlah armada penerbangan juga mempengaruhi murah mahalnya biaya naik pesawat.
“Jadi, itu semua akan dikaji dan akan dipastikan bahwa industri penerbangan kita efisien, seperti industri penerbangan di luar negeri,” Kata Sandiaga.
Sebelumnya, Luhut juga menyampaikan penyebab melambungnya harga tiket pesawat. Yakni disebabkan oleh melonjaknya aktivitas penerbangan pasca-pandemi Covid-19. “Harga tiket penerbangan yang cukup tinggi dikeluhkan oleh banyak orang akhir-akhir ini, penyebabnya karena aktivitas penerbangan global yang telah 90 persen pulih dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi,” Papar Luhut.
Upaya Menurunkan Harga Tiket Pesawat
Sandiaga memaparkan lebih lanjut atas langkah untuk mengantisipasi kenaikan tiket pesawat. Seperti adanya kebijakan pembebasan bea suku cadang, penambahan jumlah pesawat, pemberian insentif perizinan, sampai membuka peluang bagi maskapai baru yang memiliki kapasitas menambah jumlah pesawat penerbangan dan ketersediaan kursi.
Satgas penurunan tiket pesawat akan melakukan evaluasi secara terperinci. Dari segi simulasi perhitungan dan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait.
“Bagaimana kita bisa memastikan harga tiket memiliki daya saing. Terutama kalau kita
lihat apa inovasi dari segi regulasi yangbisa kita lakukan,” Kata Sandi.
Pihak Kemenparekraf juga akan mengkaji paket-paket wisata dengan menerapkan sistem cross subsidi. Simulasi bakal dilakukan, contohnya harga tiket yang cenderung lebih mahal bisa dikompensasikan dengan paket wisata yang lebih terjangkau harganya.
“Dengan pendekatan seperti 360 derajat ini, maka diharapkan biaya perjalanan untuk wisatawan dalam waktu tiga sampai enam bulan ke depan ini bisa lebih diefisiensikan,” Imbuhnya.
Sandiaga juga memaparkan hal-hal yang paling mungkin dilakukan untuk bisa mendongkrak kembali geliat pariwisata dalam negeri. Yang pertama adalah mengevaluasi biaya operasional pesawat. Kemudian membuat kebijakan konektivitas dan persaingan usaha, sekaligus mengajak stakeholder agar penyesuaian kebijakan tarif batas yang dikaitkan dengan kepadatan rute. Selanjutnya adalah membuat beberapa paket promo wisata, pemberian insentif dari destinasi wisata super prioritas, penyesuaian penyediaan avtur, evaluasi dari beberapa double charge yang selama ini dirasakan memberatkan, serta evaluasi biaya pemeliharaan suku cadang pesawat yang selama ini dibebankan pada penumpang.
Pembentukan satgas penurunan harga tiket pesawat menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani problem kenaikan biaya transportasi. Dimana hal ini mempengaruhi banyak sektor. Termasuk geliat pariwisata dalam negeri.
0 comments on “Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat, Langkah Nyata Pemerintah Menyelamatkan Pariwisata dan Sektor Lainnya”