Sejumlah enam kelompok mahasiswa peserta Magang Merdeka Pigijo Vanguard Desa Wisata telah kembali dari tugas pengabdian di Desa Wisata di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ditambah empat kelompok yang sudah kembali dari Sumatra Barat dan Bali, artinya total sepuluh kelompok telah kembali dari Desa Wisata. Sesi magang di Desa Wisata ini adalah bagian dari program Magang Merdeka kerjasama antara Pigijo dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI.
Para mahasiswa peserta magang gelombang ke-2 ini ditempatkan di Kampung Raden Desa Wisata Cisande (Sukabumi – Jawa Barat), Kampung Lahang Desa Wisata Gede Pangrango (Sukabumi – Jawa Barat), Kampung Budaya Palapah, Desa Waluran Geopark Ciletuh (Sukabumi – Jawa Barat), Desa Wisata Nglanggeran (Gunung Kidul – DIY), Desa Wisata Rumijo Eco (Bantul – DIY), serta Desa Wisata Kandri (Semarang – Jawa Tengah).
Selama kurang lebih satu bulan mulai 17 Januari hingga 15 Februari 2022, para peserta magang menjalani hidup berdampingan dengan warga desa. Di sana mereka belajar dan berkontribusi mengembangkan potensi Desa Wisata, salah satunya dengan cara mendigitalisasi Desa Wisata agar lebih berkembang dan menjual. Untuk wilayah Jawa Barat, Pigijo bekerjasama dengan Desa Wisata Nusantara (Dewisnu) Jawa Barat yang menitikberatkan tiga desa wisata di wilayah Sukabumi.
Baca Juga: Promo Wisata Menarik Pigijo Di Bawah Sejuta? Cek yuk!
Kelompok 3 (Avanjo3 – 10 mahasiswa) yang bertugas di Kampung Raden, Desa Wisata Cisande, Sukabumi, melakukan riset potensi yang ada di Desa Wisata Cisande baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia serta melakukan inovasi baik berupa digital maupun non digital.
Dina Marliana, biasa disapa Marel, ketua kelompok magang Desa Wisata Cisande memaparkan bahwa mereka juga melakukan beberapa kegiatan seperti sosialisasi divisi, sakola barudak, sakola ibu bapa, dan event pamungkas: Festa Raden 2022.
Baca Juga: Wow, Ternyata 6 Suku di Indonesia Ini Dikenal Memiliki Wanita Tercantik Lho!
“Semua momen selama di Desa Wisata Cisande sangat berkesan karena bukan hanya dari mahasiswanya, tetapi dari pokdarwis serta warga juga sangat baik dan welcome. Jadi sekecil apapun kegiatan bersama mereka menjadi berkesan selama di Desa Wisata Cisande,” ungkap Marel.
Marel kemudian memaparkan bahwa ke depannya, ia dan rekan-rekan sekelompoknya akan terus memberikan inovasi-inovasi yang sudah dirancang, termasuk melahirkan paket-paket wisata Desa Wisata Cisande yang nantinya bisa dipesan oleh siapa saja di web pigijo.com. “Ada beberapa Paket Desa Wisata Cisande yang sebentar lagi sudah bisa dipesan di website Pigijo,” ucap Marel.
Baca Juga: Nikmati Surga Tersembunyi di Bogor, Curug Cibaliung
Sementara itu di kaki Gunung Gede Pangrango yang sejuk, terdapat sebuah kampung asri dengan suasana syahdu bernama Kampung Lahang, Desa Wisata Gede Pangrango. Di tempat inilah, kelompok 4 (Fourturner – 9 mahasiswa) tinggal untuk magang.
“Kami melakukan pemetaan dan penelitian potensi Kampung Lahang. Banyak hal baru yang kami eksplor, dimulai dari mengambil lahang, trekking, menandur padi, budidaya jamur tiram, ngeliwet di pinggir sungai, serta membuat rakit,” ujar Andrew Jason, ketua kelompok magang Kampung Lahang.
Baca Juga: 5 Spot Sunrise Terbaik di Jawa Barat, Ada di Bandung Sampai Bogor
Selama di Kampung Lahang, Andrew dan kawan-kawan juga turut serta menyambut kunjungan Rektor Universitas Pancasila, Wakil Bupati Sukabumi, Dinas Pemberdayaan Masyarakat & Desa, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda & Olahraga, dan Camat Kadudampit.
Baca Juga: Metaverse, NFT, Omicron dan Pariwisata Indonesia di 2022
Nama Lahang sendiri berarti Nira, diambil dari potensi air nira yang menjadi salah satu sumber pencaharian utama masyarakat di Kampung Lahang. Air nira (lahang) ini memiliki rasa yang manis dan segar, serta bisa langsung diminum. “Kami ingin berkontribusi dalam mengangkat eduwisata pengambilan air lahang (nira) sampai diolah menjadi gula aren. Dalam prosesnya, para tamu bisa trekking menyusuri hutan dan sungai berair jernih,” tutur Andrew.
Andrew melanjutkan, bahwa selama di Kampung Lahang, kelompok magangnya sangat semangat untuk berkontribusi. “Kami senang bisa memberikan energi positif kepada warga Kampung Lahang, melalui sosialisasi guiding, business development, sosial media, digital marketing, graphic design, serta teknik pengambilan dan editing baik foto maupun video. Ini adalah pelajaran-pelajaran yang kami dapat di Pigijo, lalu kami tularkan ke rekan-rekan desa. Kami ingin Kampung Lahang bisa eksis karena terdigitalisasi melalui sosial media yang di-update hampir setiap hari,” papar Andrew.
Kini sepulangnya dari Kampung Lahang, Andrew dan kawan-kawan secara serius memfinalisasi produk wisata perdana untuk Kampung Lahang. “Kami usahakan paket yang terbaik, harus dicoba untuk healing di desa dengan berjuta pesona yang masih alami. Segera naik di website Pigijo,” ungkapnya.
Baca Juga: Dukung Tridarma Pendidikan, Pigijo bagikan kepemilikan pada 100 mahasiswa Vanguard Desa Wisata
Adapun momen paling berkesan di Kampung Lahang menurut Andrew adalah bisa merasakan Saungstay, sebutan untuk penginapan di Kampung Lahang. “Saungstay memiliki konsep bambu. Dengan melimpahnya SDA bambu, kerja keras dan semangat warga Kampung Lahang yang menyelesaikan tiga Saungstay dalam waktu satu minggu membuat kami sangat terkesan dan betah tinggal di dalamnya,” tuturnya.
Cukup jauh dari dua desa sebelumnya, bergerak ke arah Selatan, tersebutlah Kampung Budaya Palapah, Desa Waluran yang berada di wilayah Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat. Berbeda dari Cisande dan Lahang, Kampung atau yang sering juga disebut Sentra Budaya Palapah Waluran menonjolkan kekayaan atraksi budaya yang menakjubkan. Di lokasi inilah, kelompok 5 (Vangroufive – 9 mahasiswa) tinggal dan belajar.
Baca Juga: 6 Tradisi Sambut Tamu Unik di Indonesia, Ada yang Ekstrem Juga Loh!
Wahyu, Ketua Kelompok Magang Kampung Budaya Palapah (Pelestari Adat Lahan Parahyangan) Waluran menuturkan jika potensi yang paling diandalkan dari Kampung Palapah Waluran ialah keberagaman budaya yang terdapat di dalamnya. Bukan hanya beragam, tapi juga kaya dan menyimpan pesona mistis yang mendebarkan.
Baca Juga: Surga di Sukabumi, 7 Curug Ini Terletak di Geopark Ciletuh
Wahyu dan kelompoknya mengeksplorasi potensi-potensi yang ada dari sejarah, alam, budaya hingga buatan. “Kami juga melakukan pemetaan untuk museum di Palapah yang sebelumnya hanya berupa ruang musik, pemetaan panggung pertunjukan seperti pola jalan, aksesoris, panggung pertunjukan dan tribun untuk penonton,” terang Wahyu.
Selama di desa, Wahyu dan kawan-kawan berusaha semaksimal mungkin berkontribusi membantu desa. Mulai dari membuat website, galeri, akun online shop, mendesain untuk kemasan produk souvenir, membuat konten, papan nama untuk homestay, serta sebagai pamungkas membuat produk wisata dan event budaya bertajuk Gogonjakan.
“Momen yang paling berkesan yaitu membantu Kampung Palapah Waluran untuk pembuatan panggung dan event budaya Gogonjakan yang dihadiri oleh kelompok 3, 4 dan Pigijo,” ujar Wahyu. Kini Wahyu dan kawan-kawan sedang memasuki tahap akhir magang yakni finalisasi produk wisata yang nantinya bisa dipesan di website Pigijo.
Baca Juga: 13 Rekomendasi Hotel & Villa di Lombok Untuk Nginap Selama Nonton MotoGP
“Sebentar lagi paket-paket wisata ke Ujung Genteng, Geopark Ciletuh yang berdampingan dengan sejumlah atraksi budaya Palapah Waluran sudah bisa dibeli di website Pigijo,” tutup Wahyu.
Baca Juga: Selain Kecak, Ini 20 Jenis Tari Bali Lainnya yang Layak Kamu Ketahui
“Melalui program Magang Merdeka Vanguard Desa Wisata ini, Pigijo telah memiliki cukup banyak konten yang bagus dan unik. Baik hasil karya teman-teman mahasiswa, maupun Pigijo sendiri. Untuk itu kami siap full support mempromosikan Desa-desa Wisata agar kembali bergairah dan menarik para tamu untuk datang, yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan bagi masyarakat di Desa Wisata,” papar Faisal Rahim, Creative Director Pigijo.
Direktur Utama Pigijo Adi Putera Widjaja menuturkan bahwa lewat program Magang Merdeka Vanguard Desa Wisata ini Pigijo serius menjadi marketplace terbesar Desa Wisata di Indonesia. “Ke depannya kami akan mengaitkan experience di Desa Wisata ini dengan NFT. Selamat datang di Pigijoverse. Siap-siap dan tunggu tanggal mainnya,” ungkapnya. FS
Untuk menelusuri paket-paket wisata menarik dari pigijo, silakan cek di sini.
0 comments on “Satu Bulan di Desa Wisata Jawa Barat, Peserta Magang Merdeka Pigijo Kini Fokus Bungkus Produk Paket Wisata”