Banyak yang bilang, semakin ke Timur Bumi Pertiwi ini semakin cantik! Well, nyatanya pernyataan tersebut bukan isapan jempol belaka. Sebab karakter alam, vegetasi, dan masyarakat serta budaya mereka pun beraneka rupa.
Jika kawanjo punya waktu, main-mainlah ke Indonesia Timur untuk lihat betapa manis pemandangannya. Sebentar ada padang rumput yang membentang, sebentar kemudian ada gunung yang tinggi menjulang, dan tak berapa lama lagi ada belantara beserta arus sungai yang bikin tegang. Menawan hati hingga sulit terganti sampai kapanpun nanti, itulah kesan Indonesia Timur.
Ya! Pengalaman ini layak kawanjo rasakan. Namun sebelum itu, kenali dulu penduduk setempat dan pahamilah budaya mereka. Supaya mengerti bahwa ada yang harus kita hormati selain alam yang ingin kita nikmati. Datanglah bertandang ke desa-desa wisata yang akan membuat Kawanjo makin meresapi betapa kayanya Indonesia Timur dengan deret suku dan adat istiadatnya.
Daripada bingung ingin ke desa wisata mana saat kawanjo sudah punya agenda untuk pergi ke Indonesia timur, berikut 6 rekomendasi desa wisata paling cantik versi Pigijo yang bisa kawanjo hampiri di Indonesia Timur.
Baca juga: 5 Rekomendasi Tips Kesehatan Saat Liburan Di Masa Pandemi
1. Desa Adat Wologai Indonesia Timur
Kampung adat di Indonesia Timur ini diperkirakan sudah berusia 800 tahun dan ada di Kabupaten Ende dan terletak pada ketinggian 1.045mdpl. Kampung adat ini masuk dalam daftar desa wisata karena memang mereka membuka kampungnya untuk pengunjung yang ingin mengenal budaya mereka lebih jauh. Jika ingin ke sana, kawanjo bisa pesan mobil sewaan dari pusat kota Ende. Mudah, kok!
Apa yang istimewa dari desa di Indonesia Timur ini? Yup, selain usianya yang memang sudah tua, bangunan rumah mereka juga masih asli seperti pada zaman nenek moyang dulu. Meski ada penambahan atau perubahan, semua hanya disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari saja. Selebihnya mereka masih sangat menjaga keaslian bentuk dan fungsi dari bangunan beratap kerucut tersebut.
Ada pun sejumlah filosofi arsitektur dan pengaturan lansekap desa eksotis di Indonesia Timur yang menarik untuk dipahami. Bagaimana mereka bisa berkehidupan dengan tetap menjaga segala kepercayaan yang terus dibawa sejak dahulu adalah poin utama dari trip berikut. Selain untuk melihat panorama indah, kawanjo juga dapat melihat serta memahami Indonesia Timur dengan sudut pandang yang jauh lebih luas.
Ingin segera ke sana bersama dengan rangkaian trip lengkap lainnya, kawanjo bisa langsung klik di sini.
2. Desa Adat Wae Rebo Indonesia Timur
Bak negeri di atas awan, kawanjo memang betul-betul bisa melihat hamparan awan di atas desa yang berada pada ketinggian 1.200mdpl di Indonesia Timur ini. Menakjubkan sekali! Sudah mana desanya manis, visual sekitarnya pun melelehkan jiwa. Tak heran banyak yang bilang desa ini merupakan desa adat tercantik di Indonesia Timur tepatnya di Barat Daya kota Ruteng.
Ada 7 rumah adat yang di dalam desa warisan budaya UNESCO berikut. Seluruh atapnya berbentuk kerucut dan terpasang dari ujung atas rumah sampai hampir menyentuh tanah. Tidak seperti atap pada umumnya yang hanya bertugas mengatapi ruangan, ini justru dibuat untuk menaungi seluruh badan bangunan.
Untuk sampai ke sana, kawanjo tapi harus trekking mendaki (jalan kaki) selama kurang lebih 3 sampai 4 jam karena letaknya yang cukup jauh yaitu 7 km dari kaki bukit, ya. Tak usah heran. Karena selain dapat julukan desa tercantik, desa yang warganya adalah keturunan orang Minang ini juga merupakan desa tertinggi di Tanah Air, terutama di bagian Indonesia Timur.
Lalu kalau ke sana, jangan lupa pula bersosialisasi dengan warga setempat. Bahkan kalau ada uang jajan lebih, kawanjo juga bisa belanja kain tenun cura nan cantik yang dijajakan oleh mereka. Tak hanya itu, di Indonesia Timur tepatnya di desa Wae Rebo juga kopi robustanya terkenal nikmat, lho. Jadi, kalau kawanjo datang ke destinasi wisata unggulan Kabupaten Manggarai ini, nikmatilah semuanya secara keseluruhan.
Mulai dari pemandangan, upacara adat, hasil alam, sampai hasil buatan tangan ibu-ibu setempat, semua sangat pantas untuk dikagumi. Meski sempat tutup akibat pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai, namun kini Gubernur NTT sudah membukanya kembali sebagai usaha dalam menyejahterakan masyarakat di sana. Siap untuk berangkat ke Indonesia Timur?
Baca Juga: Strategi Ini Dipercaya Bisa Bangkitkan Gairah Dunia Pariwisata Indonesia
3. Desa Wisata Mbuang-Mbuang Banggai Laut Indonesia Timur
Jika Kawanjo pergi ke Indonesia Timur khususnya Sulawesi Selatan, jangan lupa mampir ke Pulau Salue Kecil karena di sana terdapat desa bernama Mbuang-Mbuang yang wujudnya persis seperti surga. Kalau dua desa wisata sebelumnya adalah berupa desa adat peninggalan nenek moyang, kini Pigijo rekomendasikan hidden beach yang meski terpencil tapi stunning minta ampun!
Masuk dalam jajaran desa 3T, yaitu terpencil, tertinggal, dan terluar, tidak akan kawanjo temukan sinyal handphone selama berada di pulau ini. Tak hanya itu, fasilitas listrik juga hanya akan tersedia pada pukul 18.00 hingga 22.00 saja. Jelas bahwa itu merupakan hasil kerja genset warga. Bukan aliran listrik layaknya di kota. Oleh sebab itu, jika ingin ke sini, baiknya biasakan diri dulu, ya.
Jauh lebih menarik daripada urusan sinyal dan juga listrik, di desa yang ada di Indonesia Timur ini hanya terdapat 100 kepala keluarga dengan penduduk sekitar 500 orang ini, kawanjo akan lihat air laut yang teramat bening. Kawanjo pun bisa diving atau snorkeling sambil main bersama ubur-ubur tanpa sengat seperti yang ada di Danau Kakaban.
Wisata alam yang terdapat di sepanjang desa yang ada di Indonesia Timur ini pun ada banyak. Tinggal pilih saja. Ada Pantai Pasir Panjang, Pantai Kalambina, Goa Pangan, Pulau Sidu, Bukit Popisi (mirirp dengan yang ada di Raja Ampat), Teluk Popisi, Karang Timbul, Pulau Lampu, Pantai Pingo dan Gunung Baodean sebagai ikon Desa Mbuang-Mbuang, serta Konservasi Banggai Cardinal Fish. Menggiurkan, ya!
4. Desa Wisata di Papua Indonesia Timur
Karena semuanya indah, maka Pigijo tak bisa hanya berikan satu melainkan semuanya. Ada 4 desa wisata manis yang layak kawanjo kunjungi di Indonesia Timur khususnya di Papua. Pertama yaitu desa wisata Arborek, lalu Sauwandarek, Tablasupa, dan Tablanusu. Keempatnya punya laut yang luar biasa bening! Ya, standar Papua lah, ya. Jarang ada yang mengecewakan memang.
Di Arborek, bahkan kawanjo bisa berinteraksi langsung dengan warga setempat saat ingin memilih homestay yang tersedia. Bahkan di antara 18 desa di Papua Barat, desa Arboreklah yang jadi pelopor untuk mulai mengembangkan peraturan lokal mengenai konservasi laut berbasis kemasyarakatan. Di sini, terkenal juga lho kerajinan topi dan tas string mereka yang bisa jadi tanda mata.
Lalu, bagaimana dengan desa wisata Sauwandarek? Nah, di sini Kawanjo bisa jumpai penyu putih saat sedang menyelam di Telaga Keramat, melihat burung Maleo yang beterbangan, menatap indahnya Telaga Yenauwyau dari dermaga, dan membeli topi serta tas yang terbuat dari anyaman daun pandan laut. Letaknya pun masih di Papua Barat, tepatnya di bagian barat Waisai, Raja Ampat.
Bergeser sedikit ke Jayapura, ada kampung Tablasupa yang baru saja diresmikan jadi desa wisata. Terletak di distrik Depapre pada bagian utara Gunung Cycloop (gunung ‘ibu’ bagi masyarakat Sentani), di sini Kawanjo bisa melihat tempat tinggal asli burung cendrawasih, melihat sumber air tawar di tengah laut, snorkeling, diving, dan mencicip martabak terang bulan yang terbuat dari sagu.
Bahkan di sini, kawanjo juga bisa lanjutkan perjalanan sedikit untuk lihat Festival Danau Sentani karena letaknya yang memang tidak jauh. Lebih daripada itu, perjalanan ke Tablasupa yang bisa kawanjo lakukan dengan menggunakan boat kecil juga akan meninggalkan banyak ketakjuban. Salah satunya adalah melewati Pantai Amai berpasir putih yang begitu cantik.
Terakhir di desa Tablanusu yang juga masih berada dalam distrik Depapre, kawanjo akan lihat kampung nelayan manis yang berselimutkan batu koral hitam yang mengkilap dari kejauhan. Di sini, kawanjo akan bisa melakukan banyak aktivitas seperti wisata hutan, wisata pantai, wisata danau, wisata sejarah, sekaligus wisata budaya.
Bahkan pada tahun 2014, pemkab Jayapura menyelenggarakan Festival Bahari Tanah Merah di kampung ini. Lokasinya yang berada di teluk yang dikeliligi perbukitan dan belantara lebat, menjadikan desa wisata ini punya danau jernih yang kaya akan ikan. Meski tergolong dalam tipe kampung kecil, namun secara adat terdapat 10 suku yang mendiaminya.
Sebut saja suku Sumile, Suka Danya, Suku Suwae, Apaserai, Serantow, Wambena, Semisu, Selli, Yufuwai, dan juga Yakurimlen. Memang tak ada alasan untuk tidak ke Papua! Jika bingung memilih trip ke sana bagi pemula, kawanjo bisa pilih paket trip ke Raja Ampat yang banyak disediakan.
5. Kampung Melo Indonesia Timur
Indonesia Timur sedang viral, terutama sejak wisata baharinya makin viral di media sosial, seperti Labuan Bajo. Tapi nyatanya Labuan Bajo punya hal lain yang bisa dieksplor lebih jauh ketimbang hanya gugusan pulau, laut jernih, dan hewan komodo yang terancam punah. Ya, kampung Melo namanya. Jarang ada yang tahu kan bahwa di Labuan Bajo ada desa wisata cantik yang bisa dipahami budaya dan adat istiadatnya.
Desa asri ini berada pada ketinggian 624 mdpl dan dihuni oleh suku 1800 suku asli Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Jaraknya tidak jauh. Cukup 40 menit waktu yang diperlukan dari pusat kota Labuan Bajo jika kawanjo naik mobil atau transportasi Trans Flores. Jalannya pun bagus dan mulus! Jadi tak perlu kuatir akan jalan yang rusak atau gradakan. Nyaman sekali.
Begitu sampai, akan ada ritual penyambutan tamu yang dilakukan oleh warga setempat. Dipimpin oleh ketua adat dengan diiringi oleh alunan musik tradisional sambil dikalungkan selendang khas Melo setelahnya, kawanjo pun dianggap telah tanda diterima di kampung ini. Tak lama setelah upacara dilakukan, kawanjo akan segera diajak untuk masuk ke rumah gedang.
Di sana, ritual penyambutan pun dilanjutkan dengan meminum sopi (arak tradisional masyarakat Indonesia Timur) dan memakan pinang berisi kapur dan daun sirih. Ikutilah ritual ini dari awal hingga selesai untuk menghormati budaya mereka.
Beralih ke pemandangan alamnya, kawanjo akan terkesiap saat melihat barisan perbukitan yang tampak tak berujung. Indah sekali seperti sedang menatap bukit-bukit hijau dari atas kapal. Bedanya, kali ini kawanjo akan melihatnya dari ketinggian sehingga sejauh mata memandang, gradasi warna hijau yang asri akan tampak magis karena turut terkombinasi dengan hiasan kabut-kabut tipis.
Tak seperti di area laut yang panas, di kampung Melo ini suhunya hanya berkisar antara 10 – 20 derajat celcius. Sejuk dan menyenangkan seperti sedang tak berada di Flores yang terkenal terik. Sambil melihat ragam jenis tarian adat yang dipertunjukkan, kawanjo bisa sekaligus memelajari budaya mereka lewat arsitektur, motif dan warna pakaian, serta masih banyak lagi.
Jangan lupa, jika datang ke desa adat, jangan terlalu sering foto-foto, ya. Sisihkan waktu untuk berbincang dengan warga setempat, meresapi indah alamnya, memahami budaya Indonesia lebih dalam, dan juga bersyukur bahwa Tanah Air kita punya begitu banyak kekayaan yang tak bisa ditukar dengan apa pun. Lestarikan semuanya karena segala aksi tentu berawal dari diri sendiri.
Jika tertarik untuk datang ke sini, sudah banyak kok tur ke Labuan Bajo yang bisa Kawanjo ambil sambil lanjutkan perjalanan mandiri ke sini setelahnya. Jadi sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sudah wisata bahari, lanjutkan lagi ke desa wisata asri. Bagaimana tidak sempurna liburan Kawanjo nanti. Brilian, bukan!
6. Desa Ngilngof
Terakhir, ada desa wisata indah di Indonesia Timur yang terletak di salah satu pulau tercantik se-Indonesia. Desa Ngilngof namanya. Berada di Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, Kawanjo bisa temukan pasir pantai terhalus DI DUNIA yang berada di Pantai Ngurbloat. Terbentang sepanjang hampir 5 km, pasir di pantai ini benar-benar seperti tepung saat diraba dan digenggam.
Sudah sering dikunjungi turis asing, nama pantai Ngurbloat sendiri diambil dari bahasa asli yang berarti pasir panjang. Oleh sebab itu, pantai ini sering disebut-sebut sebagai pantai pasir panjang di Desa Ngilngof. Tak hanya itu, desa wisata ini tentu punya potensi wisata lain yang bisa dinikmati. Hampir sama seperti Papua, Flores, dan Sulawesi, perairan Maluku juga tak pernah mengecewakan!
Baca juga: Wow, Sandiaga Uno Bilang Homestay Terbaik Indonesia Ada Di Magelang
Jelas kawanjo bisa snorkeling dan diving di desa yang telah ditetapkan menjadi Desa Wisata Berbasis Digital ini. Ada pun jenis wisata lainnya yang bisa dilakukan yaitu wisata rohani terutama bagi yang ingin mengetahui bagaimana perkembangan dan persebaran gereja Katolik di Kepulauan Kei.
Kenapa ditetapkan menjadi desa wisata berbasis digital? Sebab desa ini sudah bisa dinikmati secara virtual (virtual tour) dalam program bertajuk Virtual Indonesia: Surga yang Tersembunyi pada 30 Januari hingga 28 Februari 2021 lalu atas kerja sama dengan Kemenparekraf, Traval.co, dan Caventer. Menggiurkan, kan! Siapa tak mau untuk lekas pergi ke sana. Gimana seru banget kan wisata ke Indonesia Timur. Yuk cek Paket Wisata dan Open Trip menariknya di sini.
0 comments on “6 Rekomendasi Desa Wisata Paling Cantik di Indonesia Timur”