Entah pulang dari perjalanan dinas atau traveling, taat protokol kesehatan, kemungkinan untuk terpapar virus Covid-19 itu masih ada Kawanjo. Seperti yang kita ketahui, COVID-19 ini merupakan virus yang mudah menular lewat kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Ada gejala atau tidak, tentunya itulah yang menyulitkan kita untuk membedakan bagaimana kontak itu terjadi. Tanpa kalian sadari, bisa saja kita ini sudah terinfeksi dari perjumpaan orang-orang saat pergi menjalani perjalanan dinas atau traveling.
Baca juga: Pulau Bali Akan Jadi Contoh Wisata Vaksin di Indonesia?
Ada satu cara untuk memastikannya Kawanjo, yakni swab PCR atau swab antigen. Yang jadi masalah lagi, kita tak tahu pasti kapan terpapar virus. Beragam cara dilakukan para ahli untuk mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2 dalam tubuh seseorang.
Tes yang paling sering digunakan adalah test reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Namun, karena keterbatasan alat ini, para ahli mengembangkan berbagai tes lain untuk menemukan jejak virus corona di dalam tubuh.
Rapid test antibodi yang cukup tenar di pertengahan pandemi dipilih pemerintah sebagai langkah awal screening infeksi COVID-19. Adapun rapid test antigen yang juga membantu peran RT-PCR untuk mendeteksi virus jahat ini dalam tubuh.
Pertanyaannya, seperti apa sih prosedur dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan rapid test antigen? Lalu, kapan waktu yang ideal untuk melakukan pemeriksaan ini?
Rapid test antigen disebut-sebut lebih akurat ketimbang rapid test antibodi untuk mendeteksi virus corona. Rapid test antigen diyakini bisa mendeteksi langsung keberadaan virus corona, bukan mendeteksi antibodi tubuh terhadap penyakit COVID-19.
Melansir pernyataan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melalui Halodoc, tes antigen relatif murah dan bisa digunakan di tempat perawatan seperti klinik. Perangkat tersebut dapat memberikan hasil yang cukup cepat, hanya sekitar 15 menit.
Namun, yang perlu ditegaskan adalah, pada umumnya rapid test antigen kurang sensitif dibandingkan dengan RT-PCR. Oleh sebab itu, hasil positif dari tes antigen perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR.
Melansir laman Harvard Medical School, di awal tahun 2021, masa inkubasi virus corona diperkirakan dua hingga 14 hari. Lalu gejala biasanya muncul dalam 4 atau 5 hari setelah terpapar. Nah, belakangan ini kasus virus corona COVID-19 di Indonesia melonjak dalam beberapa hari. Jumlah total infeksi COVID-19 yang dilaporkan bahkan melewati 2 juta kasus.
Lonjakan kasus virus corona di Indonesia ini disinyalir karena mobilitas warga selama Lebaran dan dipicu munculnya virus corona varian Delta. Mengutip Kompas.com, gejala infeksi virus corona umumnya muncul pada periode masa inkubasi atau sekitar 2-14 hari setelah terpapar. Masa inkubasi varian Delta ini lebih panjang ketimbang varian sebelumnya yang diperkirakan 3-5 hari.
Ahli patologi klinik dari Universitas Sebelas Maret (UNS), dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK, PhD, FISQua menjelaskan pada Kompas.com, bahwa pemeriksaan COVID-19 paling baik dilakukan saat virus sudah terdeteksi.
“Tes bisa mendeteksi virus saat jumlahnya melebihi limit of detection atau LoD (ambang batas deteksi). Bila masih di bawah LoD, maka tes tidak bisa mendeteksi penyakit walaupun ada virusnya,” jelasnya.
Di awal infeksi, PCR rata-rata mulai dapat mendeteksi penyakit pada hari ketiga setelah kontak dengan biang COVID-19. Sedangkan tes antigen rata-rata mulai terdeteksi beberapa jam sampai satu hari setelah PCR mulai terdeteksi, atau 3-4 hari setelah kontak dengan virus corona.
Sementara itu, gejala COVID-19 rata-rata mulai muncul pada hari kelima. Saat itu, juga jumlah virus mencapai puncaknya. “Maka pada hari ke 5-7 itulah akurasi PCR paling tinggi. Saat itu juga, tes antigen sangat akurat,” jelas Tonang.
Orang yang kontak dengan pengidap COVID-19 tapi tanpa gejala atau timbul gejala tapi tidak sampai dirawat di Rumah Sakit, disarankan untuk segera melakukan tes antigen atau PCR saat dinyatakan sebagai kontak erat. “Apabila hasil tes COVID-19 positif, tidak perlu mengulang tes. Langsung jalankan isolasi dan penanganan sesuai pedoman isolasi,” terang Tonang.
Yes, itulah info penting yang bisa disampaikan Kawanjo. Semoga dalam segala kegiatanmu, entah pekerjaan, atau ngetrip pelipur lara pandemi yang tak kunjung usai, senantiasa diberikan kesehatan dan daya tahan tubuh yang baik untuk menangkal COVID-19.
Baca juga: Kasus COVID-19 Semakin Tinggi! Apa Masih Mungkin Bepergian? Baca 5 Poin Ini!
Well, pastinya kita semua berharap pandemi akan segera berakhir. Tak ada salahnya untuk merencanakan trip seru setelah ini. Untuk referensi beragam paket wisata seru, kalian bisa cek di sini ya. Pesan terakhir, jangan sesekali lupakan protokol kesehatan Kawanjo!
Baca Juga :
0 comments on “Kapan Waktu yang Tepat untuk Tes Swab COVID-19?”