Setiap negara memiliki sistem pertahanan atau sendiri. Begitu pula di Indonesia, dimana TNI yang mengemban tugas menjaga keselamatan hidup bangsa. Para prajurit di garda terdepan ini siap melindungi baik dari darat, laut, dan udara sejak negara ini ada. Sehingga ada bagian – bagiannya. Yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Laut, serta Kepolisian Republik Indonesia. Atas dasar menghargai peran penting mereka, terdapat salah satu objek historis yang digunakan untuk wisata. Salah satunya adalah Museum TNI AD Dharma Wiratama Yogyakarta.
Museum ini disebut juga sebagai Pusat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Dharma Wiratama . Dharma Wiratama berarti Pengabdian Luhur, sehingga pas dengan tujuan keberadaan museum. Mendokumentasikan pengorbanan prajurit di bidang pertahanan keamanan. Terutama selama masa perjuangan kemerdekaan. Baik itu berupa senjata maupun amal baktinya di luar usaha mengamankan negara.
Sejarah Museum TNI AD Dharma Wiratama
Awalnya, pada tahun 1904 bangunan museum merupakan milik Pemerintah Hindia Belanda. Bangunan ini dimanfaatkan sebagai rumah para pejabat/administratur perkebunan Belanda di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kemudian plada tahun 1942, saat Jepang datang, gedung ini dijadikan sebagai markas Tentara Jepang daerah Yogyakarta. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya Bunker Jepang di area museum.
Baca Juga : Wisata Museum Geologi Bandung, Sejarah Tambang di Tanah Jawa
Memasuki masa Kemerdekaan, gedung ini menjadi markas tertinggi Tentara Keamanan Rakyat. Pada 12 November 1945 gedung ini menjadi tempat konferensi TKR pertama dimana saat itu Jenderal Soedirman dikukuhkan menjadi panglima besar TKR.
Gedung ini kemudian bermanfaat sebagai markas Jenderal Soedirman sekaligus sebagai tempat Kepala Staf Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo. Di sini kemudian tersusunlah Tentara Keamanan Rakyat yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Sungguh membanggakan. Namun ironisnya, di era pemberontakan G30S PKI, bangunan ini justru jadi saksi bisu penculikan Letkol Inf. Soegijono.
Kemudian, dengan latar belakang hendak mewariskan nilai – nilai kejuangan para pahlawan, khususnya TNI, muncullah ide pengadaan situs sejarah berupa museum. Hingga akhirnya Museum Dharma Wiratama berdiri pada tanggal tanggal 8 September 1959 dan disahkan oleh Kasad dengan Surat Keputusan No. 760/9/1959.
Pada tanggal 17 Juni 1968, Museum Dharma Wiratama dipindahkan ke gedung bekas rumah Dinas Jendral Sudirman. Seiring waktu, penggunaan gedung tersebut dianggap tidak memadai lagi, sehingga dialih fungsikan menjadi Museum Sasmitaloka. Sedangkan Museum Dharma Wiratama dipindahkan ke Gedung Markas Korem dan diresmikan kembali pada 17 Juli 1982. Penggunaan markas Korem ini bertujuan untuk melestarikan nilai – nilai historis yang terkandung di dalamnya.
Kini, gedung museum TNI AD Dharma Wiratama tersebut bisa dikunjungi di alamat Jalan Jenderal Sudirman No. 75, Yogyakarta.
Koleksi Spesial Museum TNI AD Dharma Wiratama
Mengunjungi sebuah museum memberikan sensasi berbeda. Seolah menjelajahi masa lalu, di tempat ini pun akan terasa jerih payah prajurit TNI AD kala itu. Mereka rela bertaruh nyawa demi kemerdekaan bangsa. Hingga akhirnya bisa dirasakan di masa kini.
Baca juga : Mengenal Sejarah Kereta Api Indonesia di Museum Kereta Api Sawahlunto
menyimpan koleksi istimewa. Yaitu benda – benda yang menjadi bukti perjuangan para prajurit. Yaitu:
- Tank Stuart buatan Amerika. Yang digunakan pada tahun 1960 untuk memperkuat jajaran TNI Angkatan Darat.
- Meriam Bofors buatan tahun 1901 ini adalah senjata rampasan milik serdadu Belanda.
- Alat komunikasi militer. Berupa kotak yang menggunakan sistem baterai dan onthel. Alat ini biasa digunakan di medan pertempuran.
Menjelajahi Museum TNI AD Dharma Wiratama
Wisata histori tak melulu menjelajah tempat yang monoton. Berkunjung ke museum pun sekarang tidak membosankan lagi. Salah satunya adalah Museum TNI AD Dharma Wiratama yang mampu memberikan sajian menarik untuk pengunjung di era teknologi informasi ini.
Baca Juga : Napak Tilas Kejayaan Industri Tambang di Museum Kereta Api Sawahlunto
Museum TNI AD Dharma Wiratama pun melakukan inovasi dan revitalisasi museum. Sejak tahun 2017, di situs ini telah diterapkan sistem teknologi digital dalam tata pamer museum. Dengan usaha ini, diharapkan pengunjung bisa merasakan semangat perjuangan bangsa Indonesia khususnya para tentara dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di masa lampau. Tentunya dengan cara penyajian koleksi yang kreatif dan menarik.
Adapun teknologi digital yang digunakan meliputi 5 digital book pengantar museum, Multimedia Virtual Display Holoscreen,Video mapping dan Interactive Book 8 palagan, Augmented Reality Markas Pejuang/ Dapur Umum, hologram Cheoptic 8 palagan, Rekayasa Multimedia Photobooth, Rekayasa Video Mapping Operasi TNI AD, dan lainnya.
Tak perlu lama – lama, mari menelusuri satu persatu ruangan yang ada di dalam museum!
- Halaman depan dan belakang
Menampilkan koleksi tank dan meriam. Sedangkan di halaman belakang terdapat bunker pertahanan.
- Ruang Lobi
Di ruanglobi pengunjung bisa menggali informasi tentang sejarah pembentukan tentara Indonesia. Di terdapat pula foto – foto KASAD yang pernah menjabat hingga saat ini. Sebuah digital book bisa dibaca sebagai pengantar tentang Museum TNI AD Dharma Wiratama .
- Ruang Jenderal Soedirman
Ruang ini menggambarkan ruang kerja Jenderal Soedirman saat menjadi Panglima Besar. Berada di sebelah timur lobi, di ruang ini berisi meja kerja dan kursi tamu dari rotan, telepon, rute gerilya, serta patung dan foto jenderal Sudirman.
Di ruangan ini juga terdapat digital book yang menceritakan tentang biografi Jenderal Soedirman.
- Ruang Letjen. Oerip Soemohardjo
Sedangkan ruang ini menggambarkan ruang kerja Letjen Oerip Soemohardjo sebagai kepala staf TKR. Koleksi yang dipamerkan adalah kursi tamu, telepon, meja kerja, patung, dan foto. Tak lupa, di ruangan ini juga terdapat digital book tentang biografi Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo.
- Ruang Palagan
Di ruang ini pengunjung akan melihat diorama pertempuran pada 8 Palagan untuk mempertahanakan kemerdekaan Indonesia. Koleksi yang dipamerkan antara lain senjata aktif, alat perlengkapan, pakaian pejuang, juga peta alur pertempuran.
- Weapon Box
Nah, ini yang menyedot sebagian besar perhatian pengunjung. Sebuah weapon Box, 1 dari hanya 3 di dunia ada di museum ini. Dua sisanya ada di Jerman dan Kanada. Weapon Box adalah senjata yang nampak sengaja ditumpuk namun berhasil menampakkan sisi artistiknya. Senjata-senjata ini sebagian merupakan hasil rampasan perang dan beberapa juga merupakan hasil rakitan sendiri.Total senjata ada sekitar 759 senjata dan 294 amunisi.
- Augmented Reality Dapur Umum / Markas Pejuang
Pengunjung bisa mencoba permainan Augmented Reality atau AR. Caranya dengan menempati kotak yang sudah disediakan kemudian sensor akan membaca gerak tubuh dan menampilkannya dalam layar.
Selain itu, ruangan ini menampilkan dapur umum dan markas pejuang di masa perjuangan. Lengkap dengan alat memasak tradisional.
- Ruang lainnya
Di museum TNI AD Dharma Wiratama ini, masih ada ruangan selain yang disebutkan sebelumnya. Yaitu Ruang Alat Hubung dan Alat Kesehatan, Ruang Perang Kemerdekaan,Ruang Panji-panji, Ruang Gamad / seragam lengkap dengan atributnya, Ruang Tanda Jasa, Ruang Peristiwa, Ruang Alat Peralatan, Ruang Piagam Keutuhan AD dan Kontingen Belanda, Ruang Pahlawan Revolusi, dan Ruang penumpasan G 30 S / PKI.
Museum TNI AD Dharma Wiratama Yogyakarta adalah tujuan wisata untuk menghargai perjuangan para tentara. Mereka adalah garda terdepan yang menjaga keamanan negara. Asyiknya lagi, di sini memiliki cara yang inovatif. Mengusung kreativitas dan teknologi canggih. Bila sedang berkunjung ke Yogyakarta, mampir ke sini adalah keputusan tepat!
0 comments on “Canggih dan Lengkap, Keliling Museum TNI AD Dharma Wiratama”