Festival Budaya Lembah Baliem 2024 adalah event pariwisata yang mampu menyedot perhatian. Tak hanya turis lokal, wisatawan mancanegara pun rela menempuh jarak yang sangat jauh untuk tiba di lokasi. Atraksi-atraksi menarik yang diperagakan dalam Festival Budaya Lembah Baliem menjadi tontonan fantastis. Mulai dari atraksi kolosal perang saudara hingga mencicipi masakan dengan membakar batu.
Festival Budaya Lembah Baliem 2024
Tahun ini menjadi spesial bagi warga Jayawijaya. Pagelaran budaya tahunan yang menjadi andalannya, masuk dalam daftar TOP 10 Karisma Event Nusantara 2024. Prestasi ini menjadi motivasi untuk mempersembahkan acara yang lebih menarik dan bermakna.
Acara dilaksanakan pada tanggal 7 hingga 10 Agustus 2024. Selama empat hari, Festival Budaya Lembah Baliem ke-32 tahun ini berlangsung di Kampung Wosiala, Distrik Usilimo, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Perlu diketahui, Lembah Baliem adalah salah satu lembah di wilayah Pegunungan Jayawijaya. Ketinggiannya mencapai 1.600 meter di atas permukaan laut. Seorang peneliti asal AS bernama Richard Archbold menemukan lokasi ini pada tahun 1938. Kala itu Lembah Baliem ternyata dihuni oleh sejumlah suku, yakni Suku Dani atau Hubula, Suku Yali, dan Suku Lani.
Ketiganya ternyata memiliki tradisi berupa ‘acara perang’ antar suku. Bukan perang betulan, melainkan hanya gelaran simbolis yang bermakna luhur. Mereka melakukannya sebagai wujud rasa syukur atas kesuburan dan kesejahteraan hidup.
Baca Juga: Seberapa Penting Perkembangan Golden Visa Indonesia untuk Penerima Sekaligus Negeri Sendiri?
Tema Festival Budaya Lembah Baliem 2024
Ternyata, acara ini telah ada sejak tahun 1989. Sempat terhenti karena pandemi, hingga pada tahun 2022 dilaksanakan kembali. Untuk tahun 2024, tema Festival Budaya Lembah Baliem adalah ‘The Pearl of Great Baliem’. Terinspirasi dari keunikan, keindahan dan kekuatan budaya Suku Hubula yang hidup dari generasi ke generasi di Lembah Baliem. Diharapkan, melalui acara ini lahir upaya melestarikan budaya asli. Juga untuk memberi pengetahuan pada generasi muda, supaya selalu mengenal budaya asli meski zaman terus berkembang.
Di samping itu, karena telah menjadi tontonan internasional, Festival Budaya Lembah Baliem 2024 juga membawa misi peningkatan kunjungan pariwisata. Panitia bahkan menargetkan bakal ada 1000 wisatawan mancanegara dan ribuan lainnya dari dalam negeri, untuk hadir menyaksikan acara. Tak menutup kemungkinan, para pelancong ini juga mengunjungi berbagai destinasi wisata di Jayawijaya dan sekitarnya.
Pesta budaya tahunan yang diselenggarakan ke-32 tahun ini menampilkan atraksi – atraksi terbaiknya seperti atraksi perang – perangan yang ditampilkan secara kolosal, tari – tarian tradisional, karapan babi, permainan tradisional sikoko, tradisi bakar batu, puradan dan musik tradisional.
Baca Juga: Bangsring Underwater Dulu Dirusak, Kini jadi Wisata Menarik dan Memacu Adrenalin
Agenda Acara Festival Budaya Lembah Baliem 2024
Atraksi perang yang ditampilkan dalam setiap pelaksanaan Festival Lembah Baliem adalah salah satu agenda menarik. Banyak pula hal yang bisa dilihat serta diresapi maknanya. Diantaranya:
- War AttractionAlasan mengapa atraksi perang sangat digemari penonton adalah skenario yang membuat pertunjukan seolah nyata. Apalagi ditunjang dengan pementasan di alam terbuka, di Lembah Baliem. Tak salah bila par fotografer profesional tingkat internasional pun turut senang berburu momen ter-epic. Belum lagi dengan atribut atau kostum khas para petarung. Juga senjata-senjata tradisional yang mereka bawa. Suasana jadi terasa menegangkan dan membawa ke peradaban manusia di masa lampau.
Dulu, perang suku terjadi karena sengketa tanah batas wilayah, perselingkuhan, dan permasalahan hewan piaraan. Lama kelamaan, perselisihan hilang dan antar suku penghuni Lembah Baliem hidup rukun. Namun mereka tetap mengadakan perang antar suku secara simbolis. Sebagai wujud rasa syukur atas kesuburan alam dan kesejahteraan hidup
- Tari – Tarian TradisionalTari Etai atau Ebetai merupakan salah satu tarian tradisional Suku Dani yang dipentaskan. Tarian ini sering ditampilkan dalam acara – acara penting. Seperti pesta perkawinan, pesta penyambutan tamu pesta kemenangan perang. Tari Etai mengandung makna untuk mempererat hubungan baik hubungan keluarga atau kekerabatan dalam Suku Dani. Dilakukan oleh banyak orang yang berbaris dan membuat lingkaran, mereka menari dan menyanyi dengan kompak. Menimbulkan kemeriahan yang indah.
- Karapan BabiDalam tradisi masyarakat sekitar Lembah Baliem, babi memiliki nilai adat dan budaya yang tinggi. Hewan ini biasanya menjadi tanggung jawab perempuan. Karapan babi dalam FBLB adalah pementasan budaya masyarakat lokal. Berupa cara kaum perempuan dalam mengekspresikan kedekatannya dengan hewan babi jinak sebagai peliharaannya. Hewan ini bisa beranjak, berjalan ataupun berlari kemana saja, mengikuti pemiliknya.
- Permainan Tradisional SikokoDalam pelaksanaan Festival Budaya Lembah Baliem, salah satu agenda acaranya adalah pementasan permainan tradisional. Permainan sikoko merupakan salah satunya. Caranya adalah dengan melempar tombak ke arah sasaran. Yaitu berupa lingkaran tali rotan yang berguling dengan kecepatan sedang. Jika lemparan tombak berhasil menghentikan tali rotan yang sedang berguling tersebut, maka pemain tersebut memenangkan yang permainan.
- PuradanPermainan tradisional selanjutnya adalah Puradan. Hampir sama dengan Sikoko, permainan ini berguna untuk mengasah keterampilan melempar sasaran dengan sebatang kayu. Kayu tersebut dilempar menuju sasaran yang telah ditentukan. Pemain yang lemparannya mengenai sasaran keluar sebagai pemenangnya.
- Pentas Alat Musik TradisionalAlat musik pikon adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Bisa juga dibuat dari hite atau kulit kayu anak panah. Pada bagian tengahnya, dilekatkan sebuah lidi penggetar bersama seutas tali. Sehingga menghasilkan variasi bunyi. Alat musik ini dimainkan oleh laki-laki dalam Suku Dani. Mereka memainkan pikon sebagai penghilang penat.
Awalnya suara yang dihasilkan pokin hanya seperti suara kicau burung tanpa nada. Namun, seiring berkembangnya zaman, kini suara pikon mulai dapat terdengar sebagai nada do, mi dan sol.
- Bakar BatuDalam kehidupan sehari – hari masyarakat Pegunungan Tengah, tradisi bakar batu diadakan untuk mengungkapkan rasa syukur serta menjalin silaturahmi. Seperti ketika penobatan kepala suku, pengumpulan prajurit perang, serta perkawinan adat dan menyambut kelahiran.
Atraksi bakar batu dalam Festival Lembah Baliem dilakukan dengan memasak bahan makanan menggunakan batu yang telah dibakar dulu. Pengunjung kemudian bisa mencoba hasil masakan yang diproses melalui bakar batu tersebut.
Festival Budaya Lembah Baliem 2024 baru saja dilaksanakan. Atraksi-atraksi di dalamnya berhasil menciptakan kemeriahan dan kebanggaan. Di balik itu, upaya melestarikan budaya dan meningkatkan pamor pariwisata di Jaya Wijaya juga menjadi tujuan.
0 comments on “Atraksi Menarik di Festival Budaya Lembah Baliem 2024 ”