Terkadang diri ini susah move on dari barang-barang yang pernah dipunyai. Sulit berpisah, padahal nilainya tak seberapa. Coba cek, seberapa jauh Kawanjo melakukan hal ini. Jangan-jangan penyebab hoarding disorder menjangkiti pelan tapi pasti.
Pengertian Hoarding Disorder
Hoarding adalah kondisi mental di mana seseorang mengalami kesulitan untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang. Seberapapun nilai sebenarnya dari barang-barang tersebut. Entah barang mahal maupun sepele saja.
Pelaku hoarding disorder yang disebut hoarder cenderung mengumpulkan barang-barang dalam jumlah besar. Sampai-sampai mengganggu kehidupan sehari-hari. Hoarder mungkin merasa cemas atau tertekan saat harus membuang barang. Walhasil ruang hidup mereka pada umumnya menjadi sangat berantakan dan tidak teratur.
Penyebab Hoarding Disorder
Penyebab pasti hoarding disorder belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:
- GenetikAda kecenderungan keluarga dalam beberapa kasus, menunjukkan bahwa faktor genetik bisa jadi memainkan peran. Orang tua yang memiliki hoarding disorder bisa jadi menurunkan hal ini kepada anaknya. Meski kemungkinan ini kecil dan butuh penelitian lebih lanjut.
- Peristiwa Hidup yang MenyakitkanPeristiwa traumatis atau sangat emosional juga bisa menjadi penyebab hoarding disorder. Kehilangan orang yang dicintai atau barang yang sangat disukai, perceraian, atau kehilangan pekerjaan, dapat memicu atau memperburuk hoarding.
- KepribadianOrang dengan hoarding disorder seringkali memiliki sifat seperti perfeksionisme, keraguan, dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan. Perfeksionisme dapat menyebabkan kesulitan dalam mengambil keputusan tentang barang mana yang harus disimpan atau dibuang, sementara keterikatan emosional dan rasa takut menyesal dapat membuat seseorang cenderung menyimpan barang-barang yang sebenarnya tidak penting. Kecemasan dan kebutuhan untuk merasa aman juga dapat memperkuat perilaku hoarding.
- Masalah KognitifIndividu dengan beberapa masalah dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengelola dan mengorganisir barang-barang. Masalah seperti sulit dalam memproses informasi dan mengambil keputusan, ataupun memori yang lemah atau selektif dapat memperburuk perilaku hoarding. Masalah-masalah ini juga bisa menghambat kemampuan untuk mempertahankan lingkungan yang teratur dan fungsional.
- Masalah Kesehatan Mental LainnyaKebiasaan hoarding seringkali terkait dengan masalah kesehatan mental seperti depresi berat, gangguan psikotik seperti skizofrenia, dan gangguan obsesif-kompulsif atau OCD. Saat ini, hoarding bahkan digolongkan sebagai gangguan kecemasan atau anxiety disorder dan termasuk dalam gejala OCD.
Ciri-ciri Hoarding Disorder
Lalu, apakah setiap orang yang suka mengumpulkan barang adalah hoarder? Apa bedanya dengan kolektor?
Tidak semua orang yang senang menghimpun benda-benda kesayangan itu berarti terjangkit hoarding disorder. Seorang kolektor pun tidak bisa disebut hoarder. Sebab kolektor biasanya mengumpulkan dengan senang hati, bangga dengan barang yang disimpannya.
Kolektor pasti menata koleksinya dengan rapi dan bersih. Mereka dengan tanpa malu akan menampilkan barang-barang dengan cara yang teratur dan estetis. Ruang hidup tetap fungsional dan tidak terhalang oleh koleksi, karena kolektor cenderung menjaga barang-barang mereka terorganisir.
Kolektor berbeda dengan hoarder. Ada beberapa ciri khas hoarding disorder pada seseorang. Di antaranya:
- Kesulitan Membuang BarangSeseorang dengan hoarding disorder memiliki kesulitan besar dalam membuang barang-barang, bahkan jika barang tersebut tampak tidak berguna atau memiliki sedikit nilai. disimpan adalah koran, bungkus kertas dan plastik, foto, boks karton, makanan, pakaian, dan lainnya. Bahkan barang rusak sekalipun mereka kumpulkan.
- Mengumpulkan dengan EmosionalHoarder cenderung menyimpan barang karena kebutuhan emosional atau kecemasan, seperti merasa aman atau takut kehilangan sesuatu yang mungkin berguna di masa depan. Mereka pun mengalami kesulitan membuat keputusan tentang apa yang harus disimpan atau dibuang.
- Kesulitan mengorganisirBerbeda dengan kolektor, hoarder memiliki barang-barang yang menumpuk tanpa keteraturan. Mereka sering kali menciptakan kekacauan yang mengganggu fungsi normal ruang hidup. Karena penderita hoarding disorder memiliki kesulitan dalam mengorganisir barang-barang mereka sehingga ruang menjadi sangat tidak teratur.
- Kehidupan Sosial dan Aktivitas TerpengaruhPenumpukan barang-barang mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial. Mereka mungkin enggan mengundang orang lain ke rumah karena malu atau khawatir tentang kondisi rumah. Mereka bisa jadi juga menghindari tugas-tugas yang melibatkan memilah atau membuang barang karena merasa kewalahan oleh jumlah barang yang harus dihadapi.
- Sulit Mengambil KeputusanMereka sering mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan tentang apa yang harus disimpan atau dibuang. Hal ini jadi berpengaruh dalam masalah-masalah lain dalam kehidupan. Mereka khawatir membuat keputusan yang salah dan menyesal di kemudian hari.Perfeksionisme: Keinginan untuk membuat keputusan yang sempurna dapat menyebabkan penundaan atau ketidakmampuan untuk membuat keputusan sama sekali.
Cara Mengatasi Gejala Hoarding Disorder
Apakah hoarding disorder bisa sembuh? Mengatasi hoarding disorder bisa menjadi tantangan, tetapi beberapa pendekatan yang efektif meliputi:
- Terapi Kognitif-Perilaku (CBT)CBT adalah salah satu metode yang paling efektif. Terapi ini membantu individu mengubah pola pikir dan perilaku terkait penimbunan, mengajarkan keterampilan organisasi dan pengambilan keputusan.
- Medis
Dalam beberapa kasus, obat anti depresan atau obat lain mungkin diresepkan untuk mengatasi gejala terkait seperti kecemasan atau depresi. - Dukungan Keluarga dan Teman
Dukungan dari keluarga dan teman-teman bisa sangat membantu. Mereka dapat memberikan dukungan emosional dan membantu dalam proses pembersihan dan organisasi. - Pendidikan dan Kesadaran
Memahami lebih banyak tentang hoarding disorder dan dampaknya bisa membantu individu dan keluarganya mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mengatasi masalah ini. - Konsultasi dengan Profesional
Dalam kasus yang parah, intervensi oleh profesional seperti pekerja sosial atau layanan pembersihan khusus mungkin diperlukan untuk mengembalikan kondisi rumah yang lebih sehat. - Grup Dukungan
Bergabung dengan grup dukungan bisa memberikan bantuan tambahan dan motivasi dari orang-orang yang mengalami masalah serupa.
Penanganan hoarding disorder membutuhkan waktu dan kesabaran. Sering kali juga memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai jenis profesional, kesehatan mental, dan dukungan dari keluarga serta komunitas. Karena itu, seketika ditemukan penyebab hoarding disorder, segeralah bertindak untuk menyembuhkan!
0 comments on “Coba Cek, Adakah Penyebab Hoarding Disorder Dalam Diri?”