Desa Baru mungkin masih terdengar asing di telinga Kawanjo. Namun seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Desa Baru merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Marga, Tabanan yang terkenal dengan berbagai kelebihannya mulai dari pembenihan nila sampai rumah tradisionalnya.
Desa Baru dibentuk 7 tahun yang lalu tersebut terhitung sangat baru namun potensinya tak kalah dari desa wisata lainnya. Desa wisata berbasis masyarakat ini mengandalkan pertanian dan peternakan sebagai sumber penghasilan utamanya. Namun masyarakat menyadari adanya potensi pariwisata yang bisa dikembangkan.
Baca Juga : Konsep Ekowisata Kian Marak, Telomoyo Nature Park Siapkan Atraksi Baru
Ekowisata mulai menjadi basis pariwisata Desa Baru karena diharapkan kebersihan dan kerapian desa dapat tetap terjaga. Adapun arti dari ekowisata adalah salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan Pendidikan.
Pemilahan sampah pun menjadi langkah awal dari penerapan ekowisata. Tempat sampah dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu organik, anorganik dan berbahaya. Selain itu, sampah-sampah yang dihasilkan diharapkan diolah di ranah rumah tangga dan tidak menjangkau TPS ataupun TPA.
Baca Juga : Nusa Tenggara Barat Siap Masukan 5 Destinasi Wisata ke Zona Hijau
Proses pengolahan sampah berbasis rumah tangga tersebut sudah diterapkan terutama untuk sampah organik. Sampah organik dikumpulkan lalu diolah menjadi kompos yang bisa berfungsi untuk menyuburkan tanaman. Sedangkan, sampah anorganik dikumpulkan lalu dimanfaatkan menjadi ecobrick atau biopori.
Ecobrick atau eko-batu bata menjadi alternatif yang awam dicoba karena lebih mudah diaplikasikan. Plastik-plastik sekali pakai cukup dipadatkan ke dalam botol plastik dan siap dipakai untuk membentuk furnitur atau bahkan rumah yang tahan peluru dan kekuatannya sekuat batu bata yang umum dipakai untuk membangun rumah.
Selain ecobrick, lubang biopori juga menjadi sorotan karena sanggup mengurangi banjir yang sudah menjadi permasalahan umum di Indonesia. Lubang biopori sendiri mampu meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah sehingga mampu mengurasi resiko banjir akibat meluapnya air hujan.
Itulah beberapa langkah kecil yang diterapkan masyarakat Desa Baru demi mewujudkan pariwisata berbasis ekowisata sekaligus melestarikan alam dan kebersihan Desa Baru. Semoga dengan penerapan ekowisata di Desa Baru bisa memotivasi desa wisata lain di sekitarnya dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan bumi demi keberlangsungan kehidupan untuk generasi yang akan datang.
Sebenarnya masih banyak lagi potensi wisata di desa yang ada di Indonesia. Tak hanya alam, atraksi budaya dan interaksi menjadi nilai jual yang tak terbantahkan.Yuk kenali desa wisata yang ada di Indonesia. Temukan sendiri ‘harta’ yang terkandung di dalamnya. Untuk referensi lebih lanjut, kamu bisa cek di sini. Selamat mencoba!
Baca Juga : 6 Wisata Mangrove yang Bikin Feed Instagrammu Keren!
0 comments on “Keren, Desa Wisata Baru, Bali Menuju Desa Ekowisata!”