Serangan pandemi COVID-19 hampir melumpuhkan berbagai sektor di berbagai belahan dunia. Meski begitu pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia harus tetap bisa bangkit dan menghadapi tantangan untuk membangun kembali berbagai sektor dengan lebih baik.
Menghadapi tantangan ini, Indonesia telah ditunjuk untuk kali pertama menjadi Presidensi (penyelenggara) KTT G20 yang akan diadakan di Nusa Dua, Bali, mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Bali yang dijuluki Pulau Dewata ini kembali menggeliat untuk segera bebenah dan mempersiapan diri menghadapi Konferensi Tingkat Tinggi G20.
G20 adalah The Group of Twenty (G20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau merupakan Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok Dua puluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral yang dibentuk tahun 1999 lalu.
G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Berbeda dari kebanyakan forum multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat tetap. Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun. Sebagaimana ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, Indonesia akan memegang presidensi G20 hingga tahun 2022 mendatang.
Baca juga: 3 Poin Penting Untuk Desa Wisata Ngilngof Maluku Dari Sandiaga Uno
Menghadapi perhelatan besar ini, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) pada bulan Oktober 2021 lalu telah mengunjungi Bali, untuk melihat secara langsung persiapan pulau Dewata yang menjadi tuan rumah dalam penyelengaaraan KTT tingkat dunia ini.
Presidensi Indonesia di G20 diharapkan bisa memasukkan agenda-agenda khususnya yang berkaitan dan menjadi fokus kepentingan nasional saat ini. Indonesia sendiri untuk perhelatan G20 pertama kalinya ini mengusung tema: “Recover Together, Recover Stronger” atau “Pulih Bersama, Bangkit Bersama”.
Jokowi menyampaikan bahwa sebagai tuan rumah, ingin melayani dengan baik, ingin menampilkan yang terbaik, dan yakin jika pulau Bali memiliki reputasi, memiliki pengalaman penyelenggaraan event internasional. Tak hanya itu, 98 persen masyarakat sudah menerima dosis vaksin pertama dan 79 persen sudah menerima dosis yang kedua menjadi modal Indonesia dalam mempersiapkan KTT G20 di Bali.
Bangkitnya Pariwisata Bali
Presidensi Indonesia dalam kelompok G20 diyakini bisa menjadi momentum kebangkitan ekonomi dan perdagangan Indonesia ke depannya. Selain itu, KTT G20 yang akan dihadiri 6.500 orang delegasi asing dari 20 negara ini, menjadi peluang untuk bangkitnya pariwisata Bali pasca terpuruk akibat pandemi COVID-19. Pembukaan aktivitas ekonomi Bali ini sangatlah penting mengingat sumber utama penghasilan masyarakat berasal dari sektor pariwisata.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI meninjau kawasan Nusa Dua, Bali yang direncanakan menjadi tempat pelaksanaan KTT G20. Kawasan The Nusa Dua yang memiliki Bali International Convention Center (BICC) serta sejumlah hotel kelas bintang lima ini, memiliki reputasi dan pengalaman dalam penyelenggaraan gelaran bertaraf internasional.
Mempromosikan Hutan Mangrove di Bali G20
Presiden Jokowi juga berencana akan memamerkan hutan mangrove di Kabupaten Badung, Bali, kepada pemimpin negara yang hadir dalam KTT G20 mendatang yang diadakan di Bali. Nantinya di Bali G20, Hutan Mangrove yang dibangun pada tahun 2003 di Pulau Dewata, sekaligus menjadi tempat percontohan dan rehabilitasi ekosistem hutan mangrove yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi, pariwisata, dan penguatan perekonomian.
Baca juga: Karantina 5 hari Bagi Turis Asing Jadi Tantangan Baru Untuk Bali
0 comments on “Bali Menggeliat Kembali, Sambut Perhelatan KTT G20”