Beberapa bulan terakhir ini sadar nggak sih kalau kita, Indonesia, lagi sering banget dapat penghargaan? Terutama di bidang pariwisata dan kekayaan budayanya. Atau mungkin ada beberapa yang masih belum tahu? Hmm, sini-sini, Minjo bisikin!
Penghargaan wisata Indonesia yang masih hangat dibicarakan adalah prestasi yang diraih Bali dan Lombok pada awal Januari 2024. Pulau Dewata, Bali, dinobatkan sebagai destinasi honeymoon terbaik di dunia, dan tetangganya, Lombok, dinobatkan menjadi destinasi alam terbaik di dunia. Penghargaan ini diberikan oleh TripAdvisor, yakni sebuah platform informasi perjalanan dan destinasi wisata di seluruh dunia. Nah, pada Selasa 9 Januari 2024 lalu, TripAdvisor merilis destinasi favorit berdasarkan ulasan langsung penggunanya dalam penghargaan Travelers Choice Awards 2024.
Baca juga: Bali Jadi Destinasi Honeymoon Terbaik Dunia Versi TripAdvisor
Sehari sebelumnya, yakni 8 Januari 2024, New York Times merilis daftar “52 Places To Go 2024” yang berhasil memukau para pecinta destinasi eksotis dari berbagai belahan dunia. Salah satu destinasi di negeri tercinta kita yang berhasil mendapatkan tempat di dalam daftar prestisius tersebut adalah Danau Toba, sebuah tujuan wisata Indonesia yang begitu menakjubkan.
Baru saja memulai tahun, sudah banyak penghargaan internasional untuk destinasi wisata Indonesia.
Kita coba kilas balik ke tahun sebelumnya, yakni 2023. Di tahun ini, TNBTS atau Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mendapatkan penghargaan The World’s Most Beautiful National Parks 2023 versi Bounce. Meskipun sempat mengalami kebakaran hebat akibat penggunaan flare dalam sebuah proses pre-wedding, keindahan bromo kembali muncul di akhir tahun hingga dinobatkan sebagai Taman Tercantik.
Nggak cuma destinasi, kekayaan Indonesia yang lainnya juga kerap kali mendapatkan apresiasi dunia. Contohnya saja makanan. Kawanjo pasti sudah tahu, kalau salah satu makanan khas Indonesia, Rendang, menempati jajaran atas sebagai makanan terenak di dunia. Tapi, ternyata nggak cuma Rendang aja lho! Bawang Goreng, Batagor, Pempek, dan Siomay juga menyabet beberapa penghargaan dari TasteAtlas, sebuah situs yang kerap memberikan ulasan mengenai berbagai makanan di setiap penjuru dunia.
Bawang Goreng dinilai sebagai condiments atau bumbu terbaik nomor satu di dunia. Peringkat yang sama juga diraih Batagor dalam kategori snack atau makanan ringan, sedangkan di posisi ke lima, didapatkan oleh Pempek dari Palembang. Lalu di kategori lain, yakni street food, Siomay dinobatkan menjadi juaranya, mengalahkan street food lain dari berbagai penjuru dunia.
Tentunya, Minjo sangat terpesona dengan sejumlah penghargaan wisata yang baru-baru ini diraih oleh Indonesia, baik dari segi destinasi, maupun aspek lain seperti keragaman kuliner. Melihat deretan prestasi ini, rasanya sangat bangga menjadi bagian dari bumi pertiwi yang punya sejuta kekayaan alam. Minjo juga salut dengan berbagai upaya konservasi yang dilakukan demi meningkatkan daya tarik destinasi-destinasi wisata di Indonesia.
Namun… apakah semua prestasi ini merupakan cerminan dari potensi Indonesia yang luar biasa, ataukah hanya sebuah sorotan semu belaka?
Bukan tanpa alasan Minjo mengatakan hal tersebut, pasalnya, masyarakat Indonesia terkenal kerap memberikan respon yang cukup berlebihan terhadap suatu informasi. Sehingga, konten-konten yang memuat berita tentang Indonesia akan sangat cepat sampai ke telinga para netizen dan otomatis menjadi buah bibir. Seperti halnya berita-berita prestasi wisata Indonesia dari beberapa platform besar ini, di satu sisi, muncul rasa bangga terhadap penghargaan-penghargaan yang diterima, namun di sisi lain, timbul pertanyaan apakah semua ini murni dari penilaian yang valid? Atau hanya taktik media untuk menaikkan namanya?
Apapun motif dibaliknya, ada satu hal yang jauh lebih penting bagi kita dalam menanggapi hal tersebut, yakni bagaimana kita sebagai masyarakat Indonesia, berkontribusi dalam menjaga wisata Indonesia, kelestarian alam dan budaya yang ada. Serta bagaimana kita turut mengembangkan prestasi yang telah didapat ini, menjadi lebih baik lagi, dengan membantu mempromosikan kekayaan alam dan budaya yang ada di Indonesia.
Itu menurut Minjo, kalau menurut Kawanjo, gimana? Apa yang harus kita lakukan?
0 comments on “Deretan Penghargaan Wisata Indonesia: Cerminan Potensi Luar Biasa atau Sorotan Semu Belaka?”