Pandemi COVID-19 memang memiliki efek domino yang cukup parah di sektor ekonomi. Di Indonesia sendiri, hampir semua sektor bisnis terpukul efek dari pandemi COVID-19 ini. Pariwisata Indonesia menjadi salah satu sektor bisnis yang paling terdampak pandemi COVID-19. Adapun rendahnya kepercayaan wisatawan menjadi salah satu penyebabnya. Hal ini membuat para pelaku industri pariwisata harus memutar otak agar tetap bertahan di masa pandemi COVID-19 ini dengan mengadaptasi dan memaksimalkan teknologi.
Mengatasi hal ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun sudah menyusun protokol Cleanliness, Health and Safety (CHS). Protokol itu berupa video edukasi dan handbook yang ditujukan kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).Hantaman pandemi COVID-19 juga menjadi pelajaran betapa pentingnya untuk memperdalam pengetahuan dan pemanfaatan teknologi yang ada.
Bahkan menurut Executive Assistant to Chairman Festour Taiwan Helen Chuang dalam webinar Global Tourism Forum bertajuk “Recovery and Beyond Summit 2020”, ada tantangan baru memanfaatkan teknologi dalam dunia pariwisata. Meskipun manusia memiliki kepercayaan yang rendah terhadap teknologi yang baru. Di bawah ini ada beberapa teknologi yang digunakan para pelaku industri pariwisata agar mampu bertahan dan tetap eksis di masa pandemi COVID-19.
- Teknologi Webinar
Di masa Pandemi COVID-19 ini, banyak pemanfaatan teknologi digunakan untuk mengatasi hantaman bisnis sektor pariwisata. Pertama adalah webinar. Mungkin kamu sering menemukan beberapa kali terutama di masa-masa awal PSBB ditetapkan dan protokol kesehatan masih sangat ketat. Teknologi webinar digunakan untuk menjangkau orang-orang yang berada di lokasi berbeda.
Webinar itu adalah suatu seminar, presentasi, pengajaran ataupun workshop yang dilakukan secara online. Tatap muka ini dilakukan secara online dan disampaikan melalui media internet dalam bentuk gambar (video) ataupun text (chat). Topiknya pun berbeda-beda, semua tergantung kebutuhan. Jika bicara soal strategi membangkitkan sektor bisnis pariwisata Indonesia, sudah pasti webinarnya pun akan menghadirkan pembicara dari sektor dunia pariwisata, digital travel dan juga pihak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
- Teknologi Digital Travel Marketplace
Teknologi adalah pilihan pertama bagi para pelaku di sektor pariwisata untuk bertahan di masa pandemi COVID-19 ini. Indonesia memang sudah lama memasuki era digital, namun penerapan teknologinya mungkin baru terasa digunakan saat pandemi COVID-19. Angka kematian dan penularan yang cepat dari virus COVID-19, membuat sebagian besar orang malas keluar rumah untuk mencari promo tiket liburan ataupun paket wisata seru.
Kini semua pelaku industri pariwisata harus memaksimalkan teknologi yang ada. Dengan adanya Digital Travel Marketplace, orang tidak perlu lagi berkumpul, mengantri lama hanya untuk memesan tiket, hotel, ataupun berburu paket wisata murah ke agen-agen lokal. Lewat Digital Travel Marketplace, kamu cukup duduk santai di rumah saja dan memilih paket wisata menarik, lalu bertransaksi secara mudah dan aman, kapan saja dan di mana saja. Untuk kamu yang ingin mendapatkan paket-paket wisata unik dan menarik dengan transaksi yang aman dan terpercaya, silakan lanjut di sini.
3. Teknologi Virtual Reality
Sebelum masa pandemi COVID-19, Indonesia sebenarnya sudah mencoba strategi promosi wisata menggunakan teknologi virtual reality. Salah satunya dengan menawarkan paket wisata destinasi Indonesia VR. Tepatnya di acara Travel Revolution tahun 2018 lalu. Destinasi wisata yang pernah masuk paket wisata dengan teknologi virtual ada 12 kota di Indonesia.
4. Teknologi Virtual Tour
Di awal penerapan new normal, saat Indonesia diserang COVID-19. Virtual Tour pun jadi pilihan wisata menarik di era new normal. Dengan virtual tour, para traveler bisa jalan-jalan secara virtual ke berbagai destinasi favorit di Indonesia maupun mancanegara. Dengan mengadopsi teknologi, para pelaku industri pariwisata dapat menciptakan dan menggunakan peluang baru untuk melayani pelanggan yang ingin menjalankan berbagai aktivitas walau di tengah protokol kesehatan dan sanitasi yang baru.
Virtual Tour membuat para pelaku industri pariwisata, khususnya para travel agent, tour guide, dan juga digital travel marketplace tetap bisa menjalankan bisnis di tengah pandemi COVID-19. Dalam virtual tour ini para tour guide akan berkeliling di sekitar obyek wisata dan perjalanannya disiarkan secara live streaming melalui video conference. Seperti pada umumnya, para tour guide akan memberikan penjelasan seputar sejarah dan keunikan destinasi wisata masing-masing.
5. Teknologi Belajar Online
Bisnis pariwisata Indonesia harus berbenah diri di masa pandemi COVID-19 ini. Beberapa diantaranya memulainya dengan teknologi webinar, virtual tour, dan menciptakan platform digital travel marketplace. Salah satu hal yang harus dilakukan saat ini adalah belajar. Bagaimana caranya agar bisa upgrading dan upskilling diri agar menjadi sosok yang jauh lebih baik di masa depan. Dan metode belajar yang paling cocok saat ini adalah belajar online.
Pigijo sendiri memiliki platform belajar online yang dinamakan Pigilearning. Pigilearning dibuka untuk masyarakat umum, khususnya Digital Travelpreneur di seluruh Indonesia. Di sini, kamu bisa mengikuti beberapa modul pelatihan seputar dunia pariwisata.
Mulai dari tutorial tour builder, panduan praktis menulis, financial literacy, personal branding, dan story development. Jika kamu ikut pelatihan Pigilearning, tentu akan mendapatkan sertifikat kelulusan. Sertifikat kelulusan dari Pigilearning di Pigijo akan membantumu dalam meningkatkan skill dan mendapatkan penghasilan. Buat kamu yang tertarik untuk tahu lebih jauh lagi tentang Pigilearning lanjut di sini ya.
0 comments on “Industri Pariwisata Gunakan 4 Teknologi Ini Agar Tetap Eksis di Masa Pandemi”