Tradisi minum jamu di Indonesia telah berkembang ribuan tahun yang lalu. Mulai dari zaman kerajaan hingga kini masih di era digital. Kini, UNESCO telah resmi menetapkan budaya minum jamu sebagai warisan budaya tak benda Nusantara.
Pengaruh Budaya Agraris Terhadap Tradisi Minum Jamu di Indonesia
Indonesia merupakan negara agraris, dimana pertanian menjadi sektor penting dalam menunjang kebutuhan pangan. Hal ini turut memengaruhi budaya masyarakat sejak dulu untuk menyukai tanaman obat. Sebelum teknologi berkembang pesat, mereka mengandalkan ramuan-ramuan yang diambil dari tumbuhan yang ada di sekitar tempat tinggal.
Kebiasaan ini masih terbawa seiring waktu berjalan. Semisal bila ada seorang ibu hamil yang hidup di desa sederhana. Dia memilih untuk tidak memeriksakan kandungannya ke dokter atau layanan masyarakat. Ibu ini memilih cara yang telah dijalankan turun temurun, yakni dengan cara minum jamu kunir-asam. Jamu ini dipercaya dapat menyehatkan kandungannya.
Tradisi minum jamu juga dipengaruhi oleh kebiasaan ibu-ibu menanam berbagai tanaman obat di pekarangan rumah. Seperti jahe, kunir, temulawak, kencur, sirih, belimbing, kelor. Mereka membuat ‘lumbung alam’ supaya dengan mudah mendapatkan bahan makanan. Tanaman obat yang mereka tanam selain untuk bumbu dapur atau empon- empon, juga bisa menjadi alat penyembuhan bila sewaktu-waktu ada anggota keluarga yang mendadak sakit. Kebiasaan menanam tanaman obat kemudian dikemas pemerintah dengan istilah TOGA dan disebarkan lebih luas melalui penyuluhan-penyuluhan kesehatan rumah tangga.
Baca juga: 5 Manfaat Bunga Kembang Sepatu yang Perlu Kamu Tahu
Perkembangan Tradisi Minum Jamu di Indonesia
Keberadaan tradisi minum jamu di Indonesia telah dimulai sejak ribuan tahun lampau. Praktek penggunaan jamu telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan di Nusantara. Penggunaan tanaman obat dan rempah-rempah untuk kesehatan ditemukan dalam tradisi Jawa Kuno, seperti yang tercatat dalam naskah kuno seperti “Carita Parahyangan” dan “Nagarakretagama”. Namun perlahan, masing -masing suku bangsa daerah memiliki resep jamu yang resepnya terjaga secara turun temurun.
Pengembangan jamu terus berlanjut seiring waktu, dan pada masa kolonial, jamu mendapat pengaruh dari tradisi Cina dan India. Di awal abad ke-20, para perintis jamu seperti Liem Oen Kiat membawa inovasi dalam pengolahan dan pemasaran jamu. Pada era ini, jamu mulai menjadi bagian dari perawatan kesehatan masyarakat Indonesia.
Sejak kemerdekaan Indonesia, pemerintah telah berupaya mempromosikan jamu sebagai bagian dari warisan budaya dan obat tradisional yang bernilai. Hingga saat ini, minum jamu tetap menjadi tradisi yang dilestarikan di Indonesia, dengan berbagai variasi ramuan untuk berbagai keperluan kesehatan.
Dulu, minum jamu hanya dilakukan oleh orang desa. Tetapi sekarang minum jamu juga jadi aktivitas masyarakat di kota. Bila zaman dahulu minum jamu adalah cara hidup sehat, sekarang minum jamu lebih pada gaya hidup atau life style bagi masyarakat perkotaan termasuk anak muda.
Banyak orang yang memilih jamu sebagai alternatif atau pelengkap untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kebugaran. Jamu tidak hanya dianggap sebagai obat tradisional, tetapi juga sebagai minuman sehat dengan beragam manfaat.
Warung jamu tradisional masih dapat ditemui di berbagai kota dan desa, namun seiring dengan perkembangan zaman, minuman jamu juga telah diadaptasi ke dalam berbagai bentuk modern. Beberapa merek jamu telah menciptakan produk jamu dalam kemasan praktis, bahkan ada yang menyajikan varian rasa yang lebih menarik bagi generasi muda. Jamu juga disajikan di warung – warung modern seperti cafe atau resto. Sehingga lebih dekat pada konsumen mereka yang merupakan kawula muda ataupun wisatawan asing.
Selain itu, minum jamu juga menjadi tren di kalangan pecinta gaya hidup sehat. Banyak orang yang mencari jamu dengan bahan-bahan alami dan herbal untuk mendukung pola hidup sehat mereka. Oleh karena itu, jamu tidak hanya dipandang sebagai tradisi, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup yang berfokus pada kesehatan dan keseimbangan tubuh.
Baca juga: Bikin Terkesan, Ini 5 Manfaat Buah Ciplukan Bagi Kesehatan
Warisan Budaya Tak Benda UNESCO Ke-13
Budaya sehat minum jamu resmi ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO pada Rabu tanggal 6 Desember 2023. Pengumuman ini disampaikan dalam sesi sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana.
Minum jamu menjadi tradisi ke-13 dari Indonesia yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Yang perlu digaris bawahi, hal ini berkaitan dengan kemampuan masyarakat untuk menciptakan jamu itu sendiri serta kebiasaan masyarakat mengkonsumsi jamu. Sehingga bukan sebuah benda atau salah satu jamu dari suatu daerah tertentu. Melainkan mewakili jamu secara keseluruhan yang berkembang di Indonesia.
Ketetapan ini bisa memotivasi upaya Indonesia guna melindungi dan mengembangkan jamu sebagai warisan budaya. Sekaligus mampu berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan global.
Ragam Jamu yang Sering Dikonsumsi di Masa Kini
Jamu, minuman tradisional Indonesia yang telah melahirkan warisan turun-temurun. Jamu patut menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang mencerminkan hubungan mendalam, bermakna, juga harmonis antara manusia dan alam. Jamu terbuat dari beragam bahan alami baik daun-daunan, akar-akaran, batang, bunga, dan lainnya. Contohnya seperti kunyit, jahe, temulawak, sereh, kayu manis, secang, biji adas, pegagan, dan kemuning, dan masih banyak lagi.
Kombinasi bahan-bahan ini dipilih dengan cermat untuk menghasilkan ramuan yang tidak hanya lezat tetapi juga memiliki khasiat kesehatan. Dalam keberagaman rempah-rempah dan tumbuhan yang digunakan, jamu menjadi representasi dari kekayaan alam Indonesia yang diwariskan dari generasi ke generasi. Berikut adalah macam jamu yang terkenal dan banyak beredar di pasaran masa kini:
- Kunyit Asam
Terbuat dari campuran kunyit dan asam jawa ditambah gula. Kombinasi kunyit yang terkenal dengan kandungan kurkumin dan asam jawa yang kaya mineral esensial, seperti magnesium, bisa melancarkan siklus datang bulan dan meredakan nyeri perut.
- Beras Kencur
Jamu beras kencur terbuat dari rimpang kencur dan rendaman beras. Jamu ini berguna meningkatkan kebugaran tubuh dan nafsu makan. Selain itu juga dipercaya sebagai obat hipertensi, rematik, batuk, serta sakit perut.
- Wedang Jahe
Minuman pengusir rasa dingin ini berbahan dasar jahe, disajikan dalam keadaan hangat. Wedang jahe biasanya diolah lagi untuk minuman hangat seperti Jahe Susu, Sekoteng, Bandrek, dan atau ditambah dengan gula merah. Wedang Jahe bisa membantu meredakan kembung dan mual.
- Temulawak
Rebusan temulawak dipercaya untuk mengobati kurangnya nafsu makan, gangguan lambung, sembelit, diare, demam, radang sendi, hingga gangguan fungsi hati. Meski rasanya cenderung getir, penambahan air gula merah mampu membuat minuman ini jadi favorit banyak orang.
- Kudu Laos
Terbuat dari rebusan pucuk mengkudu, laos (lengkuas), dan beberapa rempah lain. Kudu Laos dipercaya bermanfaat dalam menghangatkan badan, melancarkan peredaran darah, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, dan lainnya.
- Pahitan
Disebut pahitan karena memang rasanya paling pahit dibanding ragam Jamu yang lain. Bahannya adalah dari daun brotowali dan sambiloto. Jamu ini bermanfaat untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah bagi penderita diabetes, mengatasi pegal linu, serta meningkatkan nafsu makan.
Baca juga: Luar Biasa! Ini Dia 5 Manfaat Bit Merah untuk Kecantikan Kulit
Ternyata, tradisi minum jamu di Indonesia masih berlaku hingga masa kini. Banyak generasi muda dan masyarakat perkotaan yang juga mengkonsumsi jamu sebagai bagian healthy lifestyle mereka. Hal tak lepas dari upaya mengemas jamu menjadi lebih modern dan menyajikannya di tempat- tempat kekinian. Terbukti dengan diperolehnya apresiasi yakni penetapan tradisi minum jamu di Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
0 comments on “Jamu Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO ke-13, Begini Perkembangannya di Indonesia”