Bukan hanya bakwan dan rawon yang terkenal. Juga ada Nasi Buk Malang bila Kawanjo mencari kuliner terkenal di kota wisata ini. Menariknya, makanan mirip nasi campur ini sebenarnya berasal dari Madura. Namun justru lebih beken di kota Malang.
Malang baru saja didapuk menjadi kota dengan kuliner terbaik se-ASEAN versi TasteAtlas. Sebuah website kurator yang seringkali membuat daftar produk kuliner terbaik serta terfavorit. Dengan skor 4,9 Malang menjadi berada di urutan kedelapan di ASEAN dan ke-49 sedunia. Bersama Kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Padang, dan Yogyakarta, Malang merajai 10 besar di antara negara ASEAN.
Kuliner khas Malang memang ada banyak. Hasil perpaduan budaya dan kreativitas penduduknya, membuat makanan dan minuman di kota ini memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga memiliki banyak penggemar.
Ciri Khas Nasi Buk Khas Malang
Jika nasi campur berisi lauk pauk plus mie dan sambal, nasi buk khas Madura berbeda. Nasi yang dihidangkan dilengkapi dengan jeroan sapi, sayur nangka dan rebung. Nah yang unik lagi adalah adanya serundeng juga mendol atau perkedel tempe khas Malang.
Sedangkan olahan jeroan sapi yang dimaksud bisa berupa babat, empal, jantung, atau limpa. Ada juga yang menyertakan keripik paru, dendeng, hingga sate ati rempela. Sebagian besar penjual juga memberikan pilihan lauk berupa ayam goreng. Selain sebagai variasi, juga untuk mereka yang tidak suka jeroan. Misalnya bila pembeli menghindari makanan tinggi kolesterol.
Baca juga: Outing ke Bromo – Malang 5 Hari 4 Malam Budget 3 Jutaan!
Sejarah Nasi Buk Madura Khas Malang
Siapa sangka, meski banyak yang menjual dan membeli di Malang, nasi buk justru berasal dari Madura. Sampai-sampai nasi buk menjadi kuliner khas Malang yang terkenal.
Hal ini berawal dari sejumlah penduduk desa Desa Banjeman, Bangkalan, yang hijrah ke Malang. Mereka membawa serta kekayaan kuliner daerah kemudian menetap di kawasan Kota Lama. Tepatnya di Gang Madiun, Jalan Laksamana Martadinata.
Di gang itulah, perlahan tapi pasti, muncul pedagang nasi dengan resep Madura. Kian hari sajian ini digemari oleh banyak kalangan. Terutama saat menyantap sarapan pagi. Sebelumnya para pedagang menjajakan dagangan dengan berkeliling. Nasi dan lauk pauk ditaruh di keranjang rotan lalu digendong. Kawasan Pecinan dan Kota Lama merupakan salah satu tempat yang sering dilalui pedagang nasi.
Saat memanggil pedagang, para pembeli menggunakan sapaan ‘Buk’. Dimana kata ini adalah panggilan khas untuk perempuan Madura paruh baya. Seusia itulah kebanyakan para pedagang yang berkeliling. Singkat cerita, mereka memilih untuk berjualan di sebuah tempat. Hingga kemudian bermunculanlah sejumlah warung legendaris nasi buk di Malang.
Kini, warung nasi buk banyak sekali jumlahnya. Saling bersaing menyajikan makanan favorit sejuta umat ini. Bahkan di kota sekitar Malang juga bermunculan tempat makan yang menawarkan nasi buk khas Malang asli Madura. Selain ‘buk’, ada juga yang menyebut sebagai nasi bug Malang atau nasi bhuk.
Baca juga: 5 Hal Seru di Pantai Teluk Asmara, Raja Ampat-nya Malang
Warung Nasi Buk Malang
Jika menghendaki seporsi atau lebih nasi buk ini, Kawanjo cukup memilih pedagang mana yang sesuai. Ada banyak sekali pedagang dimana masing-masing memiliki pembeli yang tak sedikit pula. Diantaranya:
- Warung Sholawat Nasi Bhuk
Warung ini terkenal dengan sate komohnya. Meski begitu, lauk lain juga ada. Irisannya yang lebih besar membuat puas saat menyantap. Seporsi nasi buk di warung sholawat dibanderol dengan harga Rp 25.000, belum termasuk menu pilihan. Adapun alamat warung ini adalah berada di Jalan Kawi, Gading Kasri, Klojen, Malang, Jawa Timur.
- Nasi Buk Matirah
Adalah warung nasi buk yang terkenal dan legendaris. Letaknya berada di Jalan Trunojoyo 10 EF, Samping Stasiun Kota Baru, Malang. Berdiri sejak 1935, Nasi Buk Matirah hingga kini selalu ramai pembeli terutama di jam sarapan dan makan siang.
Warung ini setiap hari buka mulai dari pukul 06.00 hingga 15.00. Sekali makan, satu porsi Nasi Buk Matirah disajikan dengan harga Rp 20.000. Yakni berupa nasi hangat dan sayur nangka muda, kecambah segar, serundeng kelapa, serta dendeng kelapa khas Madura.
- Nasi Buk Tuni
Di saat pagi hari di sekitar pasar besar Malang, ada warung sederhana yang menampakkan antrian panjang pembeli. Bahkan ternyata beberapa pelanggan datang sebelum pedagang menggelar dagangan. Jam buka warung Buk Tuni sendiri adalah pukul 06.00 hingga menjelang dhuhur.
Meski begitu, seringnya nasi buk milik bu Tuni hanya butuh habis dalam dua jam saja. Jadi siapa yang ingin memiliki, harus segera datang agar kebagian. Jangan lupa mencicipi lauk andalannya yaitu empal. Teksturnya empuk dan rasanya enak sekali.
Dalam sehari, bu Tuni sebagai penerus jualan ibunya sejak tahun 1960, mengaku bahwa dalam sehari bisa menghabiskan sekitar 25 kilogram nasi dan 30 kilogram jeroan sapi.
Kurang banget bila tujuan kulineran di Malang hanya untuk mencicipi bakwan dan rawon. Ada juga nasi buk Malang yang bisa dicoba. Untuk mendapatkannya sangatlah mudah, karena banyak yang menjual. Namun bila Kawanjo hendak jelajah rasa, tak ada salahnya memilih salah satu tempat yang tersebut di atas.
0 comments on “Nasi Buk Malang yang Ternyata Asli Madura, Berikut 3 Rekomendasinya! ”