Desa wisata Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta telah mendapatkan sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia pada 2 Maret 2021 . Hal ini memotivasi warga untuk terus menguatkan konsep Desa Ramah Burung Jatimulyo Kulon Progo Yogyakarta.
Desa wisata Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta
Desa wisata Jatimulyo memang layak untuk dikunjungi sebagai destinasi liburan. Ada banyak spot menarik yang bisa dikunjungi untuk refreshing. Mulai dari wisata alam hingga atraksi wisata budaya.
Baca Juga : Bikin Nagih, 6 Wisata Kekinian di Sleman Yogyakarta
Di sana Kawanjo bisa menikmati keindahan ciptaan Tuhan berupa gua Kiskendo, gua Sumitra, curug Setawing, Grojogan Sewu, watu Blencong, gunung Lanang, Ekowisata Taman Sungai Mudal, kembangsoka, Kedung Pedut, dan Watu Bolong. Banyak bukan? Maka untuk menjelajahi semua spot ini, Kawanjo bisa menginap di desa Jatimulyo. Baik itu berkemah maupun dengan cara bermalam di homestay milik warga.
Tak kalah menarik, wisata budaya di Jatimulyo harus dinikmati sebelum Kawanjo meninggalkan desa ini. Sebuah tempat yang berada di ketinggian 500-800 mdpl, tepatnya berada di kawasan pegunungan Menoreh, kecamatan Girimulyo, kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Masyarakat di sini masih memegang teguh adat istiadat Jawa. Terbukti dengan masih diselenggarakannya Merti. Yaitu upacara adat yang sarat dengan kearifan lokal dan dilaksanakan pada tiap bulan Safar. Selain upacara ini, Kawanjo juga bisa menyaksikan sendratari Sugriwa Subali. Pertunjukan ini menceritakan legenda khas gua Kiskendo.
Desa Ramah Burung Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta
Ada satu lagi hal menarik dari desa Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta. Desa ini sekarang menjadi pusat adopsi sarang burung.
Baca Juga : Paket Lengkap Mengunjungi Desa Wisata Parikesit Wonosobo
Alkisah, dahulu masyarakat sekitar justru sangat getol berburu burung. Satwa ini memang sangat banyak keberadaannya di desa Jatimulyo. Beragam jenisnya, hingga beberapa yang diburu kemudian akan dijual pada kolektor burung. Salah satu contoh burung yang banyak diburu dari alam bebas adalah burung Sulingan, satwa khas desa Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta.
Ada banyak lagi jenis burung yang juga hidup di Jatimulyo. Hingga daerah ini menjadi tujuan para pemburu burung liar. Bila dijual, tangkapan mereka bisa laku mahal. Namun, makin hari makin terasa dampak perburuan brutal ini. Yang paling nyata adalah Desa Jatimulyo tak lagi diramaikan dengan kicau burung yang terdengar menenangkan jiwa dan pikiran. Hingga akhirnya terasa bagaimana ekosistem menjadi tidak imbang lagi. Rantai makanan terputus, hingga alampun kecewa dan manusia sendirilah yang akhirnya mendapatkan keburukannya.
Hingga akhirnya ada Peraturan Desa/perdes No.8/2014 yang mengatur kehidupan masyarakat desa Jatimulyo agar selaras dengan alam. Dengan berisi 68 pasal, perdes tersebut melarang aktivitas yang merusak lingkungan. Seperti menangkap burung dan satwa lain seperti trenggiling atau musang yang hidup di hutan perkebunan desa kawasan Pegunungan Menoreh.
Singkat cerita, beruntunglah beberapa warga tergerak terlebih dahulu dan menjadi pionir. Membantu pemerintah mewujudkan desa ramah burung Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta. Salah satu pekerjaan rumah mereka adalah mencarikan pengganti sumber uang. Mencari uang dari menjual burung, kemudian digantikan dengan ladang penghasilan lain. Yaitu berkebun kopi, berjualan di warung kopi, serta berbagai pekerjaan dari pariwisata. Seperti pemandu wisata, fotografer, dan profesi lainnya yang berhubungan dengan pelayanan pada wisatawan.
Kegiatan Wisata Ramah Burung di Desa Wisata Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta
Selain menikmati berbagai spot wisata di Jatimulyo serta menonton pertunjukan budaya khas di sana, Kawanjo juga bisa turut serta mengambil bagian dalam upaya pelestarian alam. Sebagai bagian dari sustainable tourism , desa ini memang memiliki beberapa program khususnya yang berhubungan dengan konservasi burung.
Baca Juga : Potensi Desa Wisata Nglanggeran Yogyakarta, Something to Do, to See, and to Buy
Di desa yang memiliki luas 1609 hektar ini, terdapat banyak sekali jenis burung. Dulu, sebelum langkah konservasi dicanangkan, sekitar tahun 2012, warga mengaku suara burung nyaris hilang dari desa mereka. Kini, lebih dari seratus jenis burung dapat ditemukan. Sehingga riuh kicau burung menjadi daya pikat tersendiri bila berada di desa wisata Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta. Bak orkestra alam, Kawanjo dipersilakan menikmati sepuasnya.
Burung yang dijumpai di sana antaranya jenis Sulingan, Celepuk Reban, Perkutut Jawa, Walik Kembang, Udang Api, Empuloh Janggut, Wiwik Lurik, Kancilan Bakau, dan Cucak Kuning. Selain itu, ada jenis elang langka yang kembali ke sini. Seperti Elang Hitam, Elang Ular Bido, dan Elang Alap Jambul.
Dengan ditemani pemandu yang ternyata juga mantan pemburu, Kawanjo bisa memberi makan ke beberapa jenis burung. Jika ingin potret menarik tentang aktivitas burung dan pemandangan sekitar, Kawanjo juga bisa hunting foto.
Ada satu program yang juga bisa diikuti Kawanjo. Yaitu adopsi burung. Jadi Kawanjo bisa membayar sejumlah uang untuk mendanai pemeliharaan burung yang tengah berkembang biak. Uang tersebut selain untuk biaya perawatan burung dan pengembangan sistem konservasi, juga dibagi untuk sesiapa yang berperan di dalamnya. Yaitu penemu sarang, pemilik lahan di mana burung bersarang, pengurus RT di wilayah sarang burung, penjaga patroli atau petani hutan.
Program menarik yang dicanangkan desa ramah burung Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta ini ternyata menjadi lahan belajar untuk desa lainnya. Banyak desa lain yang ingin mengaplikasikan inovasi dari Jatimulyo ini. Sehingga sustainable tourism pun jadi hal yang anti mustahil untuk dicapai.
0 comments on “Ramah Burung! Desa Wisata Jatimulyo Kulonprogo Yogyakarta”