Sejarah Tari Kecak
PigiNews

Sejarah Tari Kecak yang Menginspirasi Soundtrack Film Avatar: The Last Airbender

Selaku warga negara Indonesia yang mencintai budayanya, yakinlah, jiwa patriotisme sedang muncul. Karena ternyata, lagu bernuansa magis itu mencerminkan sejarah tari Kecak

Merasa tidak asing saat mendengarkan soundtrack film Avatar: The Last Airbender? Yap, Kawanjo benar. Selaku warga negara Indonesia yang mencintai budayanya, yakinlah, jiwa patriotisme sedang muncul. Karena ternyata, lagu bernuansa magis itu mencerminkan sejarah Tari Kecak. Cak, cak, cak, cak!

Dari irama khas Tari Kecak cak, cak, cak itulah yang membuat komposer Jeremy Zuckerman terinspirasi. Dalam kredit akhir terutama, sangat kental terasa irama ‘cak, cak, cak, cak’ .Tutur sang komposer, irama ini kemudian di-overlay dan diberi offset hingga menimbulkan dentuman-dentuman yang mengesankan. Terdengar unik dan mengandung aura magis.

Atas pengaruh Tari Kecak pada soundtrack film internasional Avatar: The Last Airbender ini membuka kesempatan supaya kekayaan budaya Indonesia bisa dikenal lebih luas. Apalagi pastinya menonton pertunjukan Tari Kecak secara langsung akan lebih memuaskan.

Baca juga: 5 Destinasi Populer Naik Jet Ski di Bali

Makna Tari Kecak

tari kecak,
Tari Kecak.

Pulau Bali bukan hanya terkenal karena wisata alamnya. Dunia juga mengenalnya sebagai pusat kebudayaan yang luhur dan lestari. Salah satu diantaranya adalah tari-tarian, termasuk di dalamnya adalah Tari Kecak.

Tarian Kecak seringkali diiringi oleh gerakan tangan dan tubuh yang dinamis, menciptakan pertunjukan yang dramatis dan memukau bagi penonton. Penampil Tari Kecak biasanya terdiri dari sekelompok pria yang duduk melingkar, menciptakan suara cak, cak, cak, cak’ yang khas. Tanpa alat musik, melainkan hanya dengan mulut.

Mereka biasanya mengenakan properti Tari Kecak yakni pakaian tradisional Bali, seperti kain sarung dan ikat kepala. Beberapa penampilan Tari Kecak juga melibatkan penari atau aktor yang menggambarkan karakter-karakter tertentu.

Dalam pertunjukan Tari Kecak, cerita yang dibawakan biasanya berasal dari epik Ramayana. Terutama pada segmen kisah perjalanan Rama saat mencari Sita yang diculik oleh Rahwana, Raja Lanka. Pertunjukan ini sering mempertontonkan beberapa bagian penting dari kisah Ramayana, seperti penyamaran Rama dan Lakshmana dalam hutan, penculikan Sita oleh Rahwana, pencarian Rama dan Hanuman untuk menyelamatkan Sita, serta pertempuran epik antara Rama dan Ravana.

Cerita ini ditampilkan melalui gerakan tari yang dinamis, vokal ‘cak, cak, cak, cak’ yang kuat, dan kadang-kadang disertai dengan gerakan tangan dan ekspresi wajah untuk menggambarkan karakter dan emosi dalam cerita tersebut.

Adapun makna Tari Kecak meliputi beberapa aspek. Pertama, tarian ini menggambarkan kekompakan dan kerjasama, karena penari-penarinya harus bersatu padu dalam mengangkat tangan serta menghasilkan suara ‘cak, cak, cak, cak’ yang khas. Ini mencerminkan nilai-nilai sosial dan budaya Bali yang menekankan pentingnya gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

Kedua, Tari Kecak sering kali memiliki makna spiritual dan religius, karena ceritanya diambil dari cerita Ramayana. Dimana epik ini memiliki nilai-nilai moral dan filosofis yang dalam kepercayaan Hindu Bali. Sehingga fungsi Tari Kecak dalam penampilannya juga sering dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap para dewa dan leluhur.

Terakhir, Tari Kecak juga memiliki makna hiburan dan pendidikan. Karena pertunjukan ini tidak hanya menghibur penonton tetapi juga  mengajarkan mereka tentang sejarah dan budaya Bali.

Baca juga: Kalahkan Maldives, Bali Jadi Pulau Terbaik Asia 2024!

Sejarah Tari Kecak 

Sejarah Tari Kecak 
Sejarah Tari Kecak

Tari Kecak memiliki sejarah yang menarik. Tarian ini diciptakan pada tahun 1930-an oleh seniman Bali bernama Wayan Limbak dan Walter Spies, seorang seniman Jerman. Mereka menciptakan Tari Kecak sebagai bagian dari eksperimen artistik yang menggabungkan gerakan tari dengan musik vokal yang unik.

Pada awalnya tari ini dikaitkan dengan Sanghyang, ritual-ritual tradisional Bali. Namun Tari Kecak kemudian berkembang menjadi sebuah pertunjukan seni yang ditampilkan untuk publik. Cerita Ramayana dipilih guna diangkat dalam cerita pertunjukan, sebab cerita epik ini memiliki daya tarik yang kuat dan relevan dengan kehidupan masyarakat Bali.

Seiring berjalan waktu, Tari Kecak menjadi sangat populer di Bali bahkan di seluruh dunia. Tentunya sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia yang kaya. Pertunjukan ini terus berkembang dan menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata di Pulau Bali.

Makna dan sejarah Tari Kecak yang luhur memberikan kesan tersendiri dalam setiap penampilannya. Ciri khas kesenian khas Bali inipun memang cocok bila akhirnya digunakan oleh seniman sekelas komposer film internasional, Avatar: The Last Airbender. Indonesia patut berbangga!

0 comments on “Sejarah Tari Kecak yang Menginspirasi Soundtrack Film Avatar: The Last Airbender

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.