Sumpit, Kenali Perbedaan dan Sejarahnya
Local Experiences

Sumpit, Kenali Perbedaan dan Sejarahnya

Tak sekedar alat makan, tapi juga jadi simbol budaya dan kesejahteraan

Saat ngetrip kebeberapa daerah atau negara lain pasti kawanjo tak akan melewatkan untuk mencicipi kuliner khas yang ada di suatu destinasi wisata. Ada beberapa olahan yang kadang lebih nyaman jika disantap dengan menggunakan alat makan sumpit. Bahkan bagi sebagian orang sumpit jadi alat makan yang dipakai sehari-hari.

Meski kawanjo pernah atau sering menggunakan sumpit, mungkin sekilas sumpit ini terlihat sama. Padahal jika diperhatikan dengan seksama, sumpit Korea, Jepang, dan Tiongkok memiliki penampilan yang berbeda. Seperti apa sejarah dan bedanya?

Sejarah dan Filosofi Sumpit

sumpit emas1
Sumpit emas, dengan hiasan berlian, mutiara dan eboni senilai Rp 1.99 Miliar

Sumpit adalah alat makan yang berasal dari Tiongkok, diduga sudah ada sejak zaman Neolitik atau sekitar 5000 tahun Sebelum Masehi. Para arkeolog menemukan bukti benda yang diperkirakan sebagai sumpit yang terbuat dari tulang binatang di situs arkeologi Longqiuzhang, daerah Gaoyu, Provinsi Jiangsu.

Baru pada era dinasti Xiang dan Sang, muncul sumpit yang dibuat dari gading gajah dan giok. Sedangkan sumpit dari bahan besi dan tembaga mulai digunakan saat musim semi dan musim gugur di masa perang, sekitar 770 hingga 221 Sebelum Masehi.

Pada masa Dinasti Han, 206-220 SM, keberadaan sumpit menjadi sangat penting, hal ini dipicu oleh munculnya banyak makanan berbahan dasar tepung, seperti mie, dimsum, dan kue dadar. Sementara pengunaan sumpit mulai menyebar keseluruh wilayah Tiongkok pada masa Dinasti Song, abad ke 14.

Dalam kebudayaan Tiongkok, sumpit tak hanya digunakan sebagai alat makan saja, tapi menjadi simbol budaya. Sumpit juga digunakan sebagai hadiah pernikahan, tanda cinta pasangan, dan harapan bahagia bagi pengantin. Sekaligus jadi simbol kesejahteraan, terutama sumpit yang terbuat dari bahan emas, perak, gading, giok, eboni dan kayu langka lainnya.

Jenis Sumpit

S2
Perbedaan jenis sumpit sesuai asal negaranya

Saat ini sumpit sudah menyebar ke seluruh dunia, alat makan khas Tiongkok ini juga bisa ditemui di rumah, cafe atau restoran di berbagai negara yang menyajikan kuliner Asia Timur. Meski memiliki asal mula yang sama, tapi ternyata tetap memiliki perbedaan baik dari bahan maupun ukurannya.

Baca juga: Ngetrip ke Semarang, Jangan Lupa Oleh-Oleh Ini Kawanjo

Sumpit dari Tiongkok

S5A

Sumpit atau biasa disebut kuazi dari Negeri Tirai Bambu ini memiliki ukuran paling panjang sekitar 25 cm dan lebih tebal. Sumpit yang panjang ini berfungsi agar memudahkan mengambil makanan. Pasalnya meja makan orang Tiongkok biasanya berukuran besar dan orang-orang perlu mengulurkan tangan lebih jauh untuk mengambil makanan di tengah meja.

Sumpit khas Tiongkok umumnya terbuat dari kayu. Memiliki bentuk persegi panjang dengan ujung yang tidak runcing atau tumpul. Sejak lama penggunaan peralatan makan yang tajam seperti pisau atau garpu harus dihindari. Menurut, filsuf Tiongkok bernama Confucius (551-479 SM), pisau digunakan sebagai senjata untuk berperang sehingga berbahaya dan tidak pantas jika ada meja makan.

Sumpit Khas Masyarakat Jepang

S3 JEPANG

Sumpit yang berasal dari Negeri Sakura disebut hashi atau otemoto, memiliki ukuran paling pendek dibanding sumpit dari Korea dan Tiongkok. Menurut sejarah alasan sumpit ini lebih pendek, karena budaya warga Jepang yang tidak terbiasa berbagi makanan.

Konon, orang Jepang percaya bahwa saat bibir mereka menyentuh sumpit makan dan makanan mereka, roh seseorang akan ikut masuk dalam sumpit dan makanan itu. Jadi setiap orang memiliki alat makan sumpit sendiri dan makan makanan dalam porsi masing-masing adalah hal yang sangat personal.

Selain itu, karena orang Jepang suka makan ikan, maka ujung sumpit lebih runcing dibanding sumpit dari negara lain, Sumpit yang runcing memang didesain agar lebih mudah untuk memotong ikan maupun untuk memisahkan ikan dari durinya.

Sedangkan, waribashi (sumpit belah) adalah sumpit sekali pakai. Sumpit ini berbentuk sepotong kayu ringan yang diberi belahan di tengahnya tetapi tidak dibelah sampai putus. Pemakai bisa membelah sendiri waribashi menjadi sepasang sumpit yang siap digunakan.

Sumpit yang Digunakan Warga Korea

S4 KOREA
Sujeo, dua alat makan orang Korea, sumpit dan sendok

Nah, sumpit khas dari Korea Selatan biasa disebut jeot garak, umumnya terbuat dari logam dengan bentuk yang lebih tipis dan pipih, dibandingkan sumpit dari negera-negara Asia lainnya, seperti Jepang atau Tiongkok. Umumnya, ujung sumpit berhias ukiran khas Korea, seperti burung Heron.

Meski, saat era kejayaan kerajaan, para bangsawan di Korea menggunakan sumpit yang terbuat dari emas, perak, atau perunggu. Namun, sesuai perkembangan zaman, menurut Gastro Tour Seoul, sumpit Korea dibuat dari logam baja. Kebiasaan orang Korea makan ramen juga menjadi salah satu alasan penggunaan sumpit logam. Orang Korea selalu menggunakan dua alat makan yaitu sumpit dan sendok dari logam yang disebut Sujeo.

Sementara itu, sejarah penggunaan sumpit logam dimulai pada Periode Baekje, sekitar tahun 18 Sebelum Masehi hingga 660 Masehi. Pada waktu itu, keluarga kerajaan menggunakan sumpit perak untuk mendeteksi racun dalam makanan. Bahan perak akan berubah warna bila bersentuhan dengan racun kimia atau arsenik. Dari situlah sejarah sumpit logam di Korea berkembang dan sampai kini tetap digunakan.

Itulah perjalanan panjang sumpit yang kawanjo harus tahu. Nah, sebelum mencicipi kuliner khas suatu daerah dan biar acara ngetripnya tambah asyik, jangan lupa cek dulu paket wisata menarik di sini

Baca juga: Makanan yang Mudah Disajikan Saat Berada di Gunung

0 comments on “Sumpit, Kenali Perbedaan dan Sejarahnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.