Negeri Blambangan memiliki daya tarik wisata yang sangat kaya. Salah satunya adalah fenomena alam yang langka. Bernama wisata blue fire di Banyuwangi. Disebut juga api biru di Kawah Ijen, sebuah kawah gunung berapi yang aktif. Letaknya berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Banyuwangi, Jawa Timur.
Fenomena blue fire di kawah Ijen terjadi karena adanya reaksi antara belerang dan udara yang terjadi di dalam kawah pada malam hari. Api biru ini dapat mencapai ketinggian hingga 5 meter dan memberikan pemandangan yang sangat menakjubkan.
Akses Menuju Wisata Blue Fire di Banyuwangi Kawah Ijen
Untuk mencapai wisata Blue Fire Kawah Ijen, Kawanjo dapat memulai perjalanan dari pusat kota Banyuwangi. Jaraknya sekitar 60 kilometer. Ada alternatif lain yaitu berangkat dari kota Bondowoso dengan jarak sekitar 45 kilometer. Perjalanan ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan di sekitar kota.
Baca Juga : Berani Ngetrip ke Spot Horor di Banyuwangi Ini Nggak?
Waktu yang Tepat untuk Wisata di Blue Fire Kawah Ijen Banyuwangi
Untuk menyaksikan fenomena blue fire di Kawah Ijen, wisatawan harus datang pada malam hari sekitar pukul 1-2 pagi. Namun, demi mendapatkan pemandangan terbaik, disarankan datang pada saat musim kemarau (Juni-September). Pada musim ini, kecerahan bluefire akan semakin terlihat jelas karena minimnya hujan dan awan.
Persiapan yang Dibutuhkan untuk Menuju Wisata Blue Fire di Banyuwangi
Sebelum menyaksikan blue fire, Kawanjo harus melakukan pendakian dengan jarak sekitar 3 kilometer dari bawah dan berlangsung selama 1-2 jam. Untuk itu, diperlukan persiapan yang baik. Seperti membawa perlengkapan trekking, pakaian hangat, dan masker untuk melindungi dari asap belerang. Selain itu, jangan lupa membawa perbekalan dan air minum yang cukup. Tak lupa pula, persiapkan raga supaya selalu bugar sampai tujuan.
Baca Juga : Paket Hemat Bali dan Nusa Penida, Cuma 2 Juta!
Fakta Unik Wisata Kawah Ijen di Banyuwangi
Saat tiba di Kawah Ijen Banyuwangi, wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan yang indah dan langka. Apalagi di malam hari menuju pagi, bluefire akan terlihat semakin jelas dan memberikan pengalaman yang tidak terlupakan.
Baca Juga : Yuk Ngetrip ke Desa Wisata di Banyuwangi, Ada Kampung Primitif hingga Surga Gurami
Ada beberapa fakta unik dibalik Kawah Ijen dengan bluefirenya ini. Yaitu:
- Hanya ada dua di bumi
Ternyata fenomena bluefire di Kawah Ijen memanglah langka. Hanya ada dua bluefire di dunia ini. Yang pertama di Islandia dan satunya adalah kekayaan alam di Nusantara Indonesia.
- Kaldera terluas di Pulau Jawa
Kaldera terbentuk karena erupsi eksplosif yang sangat dahsyat. Hal ini menyebabkan puncak gunung menjadi runtuh. Nah, kawah Ijen adalah kaldera terluas di pulau Jawa. Dengan luas 5466 hektar dan kedalaman 200 m.
- Kawah asam terbesar di dunia
Air kawah di gunung Ijen ini ternyata memiliki titik asam hingga mencapai angka 0. Maka, tak salah bila kawah Ijen merupakan kawah asam terbesar di dunia. Sehingga air ini sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Kawanjo harus ekstra hati-hati saat berada di sini. Patuhi peraturan yang tersedia dan stay focus. Jangan sampai karena terlena dengan keindahan, Kawanjo kurang memperhatikan keselamatan.
Baca Juga : Liburan ke Banyuwangi dan Bali Sekaligus? Ini Dia 11 Aktivitas Wisata yang Bisa Kamu Coba.
- Sunrise yang indah
Setelah menikmati bluefire, Kawanjo bisa tetap berada di puncak Ijen. Karena dari sini Kawanjo dapat menikmati pemandangan saat fajar. Terlihat pemandangan kota Banyuwangi dan Selat Bali dari ketinggian tersebut. Sungguhlah indah berpadu dengan lukisan matahari terbit. Saking eloknya, Kawah Ijen dijuluki ‘The Sunrise of Java’.
Bila sedang berada di Jawa Timur, masukkan kota Banyuwangi sebagai tujuan wisata Kawanjo. Sebab di sana terdapat banyak sekali objek wisata. Salah satunya adalah Wisata Bluefire di Banyuwangi, tepatnya di Kawah Ijen. Jadilah salah satu dari banyak orang yang menyaksikan fenomena alam langka ini.
Pendakian Kawah Ijen terkenal dengan kondisi cuaca yang bervariasi sepanjang tahun. Musim terbaik untuk melakukan pendakian adalah saat musim kemarau, yakni antara bulan April hingga Oktober. Pada musim ini, cuaca cenderung cerah dengan sedikit hujan. Sebaliknya, musim hujan yang berlangsung antara bulan November hingga Maret, dapat menjadi tantangan karena curah hujan yang tinggi dan jalur yang berlumpur.
Agar dapat menghadapi kondisi cuaca yang berbeda-beda, penting bagi para pendaki Kawah Ijen untuk membawa persiapan pakaian yang sesuai. Jaket windproof, pakaian hangat, serta perlengkapan hujan adalah beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Jaket windproof akan melindungi dari angin kencang di ketinggian gunung, sementara pakaian hangat akan menjaga tubuh tetap hangat saat suhu turun. Perlengkapan hujan, seperti jas hujan atau ponco, juga sangat dianjurkan untuk melindungi dari hujan deras dan mempertahankan kestabilan suhu tubuh.
Dengan mempersiapkan pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca, para pendaki Kawah Ijen akan lebih nyaman dan terlindungi selama pendakian. Selain itu, tidak lupa juga untuk memperhatikan faktor kenyamanan seperti penggunaan sepatu yang nyaman dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama perjalanan.