Ngomongin wisata kapal Pinisi, jadi ingat lagu ini,
Nenek moyangku seorang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa
Yang bersenandung, pasti bangga dong, dengan kenyataan bahwa nenek moyang kita seorang pelaut tangguh! Salah satu kendaraan yang digunakan adalah kapal pinisi. Sebuah moda transportasi asli dari Sulawesi Selatan yang telah berjaya di Nusantara sejak abad 15 hingga sekarang. Jika dulunya kapal ini digunakan untuk mengangkut barang, kini tercipta wisata kapal pinisi. Sebuah trip unik untuk membuktikan kejayaan maritim Indonesia.
Keistimewaan Kapal Pinisi
Pinisi adalah nama sistem layar dengan 7 layar besar. Dalam kepercayaan suku Bugis, angka 7 melambangkan jumlah ayat surat Al Fatihah dalam Al Qur’an. Angka 7 juga dipercaya melambangkan keberuntungan.
Baca juga: Sejarah suku Bugis di Taman Arkeologi Leang leang Maros
Pada 7 Desember 2017, UNESCO menetapkan seni pembuatan kapal pinisi di provinsi Sulawesi Selatan sebagai Warisan Budaya. PINISI: Art of Boat Building in South Sulawesi. Karena meski di era modern, sampai kini pembuatan kapal pinisi masih menggunakan cara tradisional berdasarkan ilmu turun – temurun dari nenek moyang. Tidak ada panduan tekstual. Bahan yang digunakan adalah kayu – kayu pilihan.
Tahun 1986, kapal Phinisi Nusantara pernah berlayar dari Jakarta ke Vancouver, Kanada dan San Diego, Amerika Serikat. Awalnya banyak yang meragukan, sebab kapal tersebut dibuat dengan cara kuno dan dari bahan kayu saja. Namun ternyata, keraguan itu terbantahkan.
Sesampainya di dua pelabuhan di kota tersebut, kapal pinisi asli Indonesia menjadi terkenal dan digemari masyarakat Kanada serta Amerika Serikat. Kapal pinisi berjaya karena ketangguhannya mengarungi samudera.
Seni Pembuatan Kapal Pinisi
Salah satu keunikan prosesnya adalah mendahulukan pembuatan badan kapal, baru jalar atau rangka dipasang. Ini berkebalikan dengan metode yang digunakan dalam pembuatan kapal – kapal modern.
Sebagai tambahan, kapal pinisi khas Bugis menggunakan kayu seluruhnya. Tidak ada besi sama sekali. Bahkan untuk menyambung kayu, bukan paku besi yang digunakan. Melainkan pasak kayu yang dibuat dari potongan – potongan kayu sisa membuat rangka dan badan.
Adapun kayu yang digunakan biasanya adalah jenis ulin dan jati. Proses pembuatan dimulai dari penebangan pohon terlebih dahulu. Saat itulah, tradisi ritual dilaksanakan.
Ritual Pembuatan Kapal Pinisi
Pembuat kapal pinisi adalah orang – orang dari Bulukumba, tepatnya daerah Ara – Ara, Tana Lemo, dan Bira. Merekalah yang memegang ilmu pembuatan secara turun temurun dari pendahulu. Dalam proses pembuatan, mereka melakukan berbagai ritual dengan tujuan memohon hal – hal baik sejak proses pembuatan hingga kapal berlayar.
Ritual adat dari nenek moyang inilah yang bisa menggambarkan kemegahan pinisi. Dari penentuan hari penebangan pohon pun tak bisa main – main. Harus pada tanggal 5 dan 7 pada bulan yang berlangsung. Kemudian saat mencari pohon yang memenuhi syarat sebagai bahan, masyarakat menyembelih ayam. Ini dimaksudkan untuk mengusir roh jahat yang bisa menyebabkan hal – hal buruk.
Baca juga: Festival Iraw Tengkayu 2022
Saat peletakan lunas atau dasar kapal pun dilakukan upacara. Lunas yang sudah dipotong harus menghadap timur laut. Balok lunas bagian depan diibaratkan kaum lelaki dan bagian belakang adalah kaum wanita.
Ujung dari balok lunas depan harus dipotong dan dilarung untuk tolak balak. Hal ini juga menggambarkan filosofi kewajiban suami mencari nafkah keluar rumah. Sedangkan ujung balok belakang juga dipotong lalu disimpan di rumah. Ini memiliki makna seorang istri harus berdiam di rumah menunggu suaminya berlayar menjemput rejeki.
Pun untuk pemasangan papan pengait lunas juga ada upacaranya tersendiri, bernama kalebisaeng. Dilanjutkan dengan upacara anjerreki untuk penguatan lunas. Terakhir, masyarakat melakukan upacara pelepasan kapal ke samudera.
Diawali dengan ritual appalisi, dedaunan khusus yang direndam air kemudian dipercikkan dengan mengibaskan ke sekeliling kapal. Sebagai pelengkap upacara, ada hewan yang disembelih. Bila bobot kapal kurang dari 100 kg, hewan yang disembelih adalah kambing. Sedangkan bila lebih masyarakat menyembelih sapi.
Ritual selanjutnya dinamakan ammossi, yaitu upacara pemberian pusat pada pertengahan lunas perahu dan setelahnya perahu akan ditarik ke laut. Ibaratnya, ritual satu ini adalah perlambang kelahiran kapal baru.
Segala ritual dan tradisi di atas sangat dipercaya memberi kontribusi atas ketangguhan sebuah kapal pinisi.
Wisata Kapal Pinisi
Sebab perkembangan zaman, kapal pinisi yang dulunya berfungsi mengangkut barang, sekarang tidak. Kapal ini sekarang didesain sedemikian rupa untuk memberikan sensasi unik berwisata.
Sebagian besar kapal pinisi telah dilengkapi dengan mesin. Sehingga hal ini pun mengurangi tinggi layar. Perubahan juga terjadi pada letak dan besar geladak. Jika dulu berada di belakang, kapal pinisi bermesin geladaknya diperlebar untuk memuat awak kapal dan penumpang.
Kapal pinisi kekinian yang biasanya untuk pesiar, dilengkapi dengan interior yang mewah. Fasilitasnya pun tak tanggung – tanggung. Seperti peralatan berenang dan permainan air. Jadilah kapal pesiar mewah dengan keagungan sejarah pinisi turut serta menemani plesiran. Benar – benar mengajak penumpang beraktivitas seru penuh bangga dengan mengapung di atas samudera luas. Layak jadi solusi bila bosan menginap dan bertualang di daratan.
Berikut 3 wisata kapal pinisi yang terkenal:
- Aliikai Voyage
Wisata terapung ini akan membawa ke wilayah timur Indonesia. Seperti ke pulau Komodo, laut Banda, Raja Ampat dan Papua. Aliikai Voyage juga menawarkan kegiatan birdwatching burung tropis, satwa endemik di Maluku, Nusa Tenggara, Papua Barat, serta pulau Alor dan Wetar.
Baca juga: Wisata di Pulau Alor
Aliikai Voyage bisa digunakan untuk private voyage atau charter dengan jumlah penumpang maksimal 15 orang. Biayanya mulai sekitar Rp. 108 juta per malam untuk maksimal 15 tamu dengan jadwal yang bisa dipilih.
Kapal pinisi mewah ini memiliki 7 kamar dengan desain dek layaknya sedang berada di rumah. Jadi bikin betah meski sebenarnya sedang mengapung di laut. Diningroom di kapal ada 2, yaitu indoor dan outdoor. Kapal ini juga memiliki sundeck bergaya simpel. Ada sofa yang bikin nyaman selama perjalanan.
- Amandira
Kapal pinisi Amandira ini berukuran 52 meter. Merupakan asli buatan suku Konjo, Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan kekuatannya, bisa menampung hingga 10 tamu plus 10 awak kapal. Dilengkapi dengan akomodasi tiga kabin king-bed dan dua kabin bunk bed, kapal ini siap menemani perjalanan eksklusif menyusuri keindahan laut Bangka dan Raja Ampat .
Selain itu, ada juga paket perjalanan yaitu yaitu Alor Expedition, Triton Bay Expedition, dan Spice Islands Expedition. Ada pula perjalanan dalam paket Amandira Wellness Cruise Through Komodo. Dimana termasuk di dalamnya adalah pelesir ke Pulau Muang, pulau Sabolan, serta snorkeling dan diving di Batu Bolong.
Amandira mematok harga Rp. 128 juta permalam untuk menyewa seluruh kapal.
- Alila Hotels and Resort
Bagi traveler yang bosan dengan hotel dalam gedung, menginap di kapal pinisi bisa jadi solusi. Dengan panjang 46 meter, kapal hotel ini memiliki 5 kamar yang dapat mengangkut 10 tamu. Ada pula awak kapal berjumlah 16 yang siap melayani kebutuhan tamu. Di antara mereka juga terdapat petugas kapal, koki, petugas spa, serta pemandu aktivitas menyelam.
Alila Hotels and Resorts ini melayani ekspedisi eksklusif ke pulau Komodo dan 4 destinasi mempesona lainnya di Indonesia. Sebut saja Maumere ke Ambon, Teluk Cendrawasih di Papua Barat, Raja Ampat, dan Ambon ke Raja Ampat. Lokasi yang dilewati pun menarik. Misalnya di tengah perjalanan ke Teluk Cendrawasih, tamu diajak menuju Pulau Biak, Kwatisore yang menjadi rumah bagi whale shark dan blue shark, serta Pulau Wairundi yang memiliki keindahan bawah laut.
Baca juga: Kue Khas Ambon dari Sagu
Alila Purnama memiliki 5 deluxe suites. Satu lagi yang spesial adalah master suite dengan dek pribadi, dengan jendela di sisi kamar supaya bisa menikmati pemandangan 180 derajat. Untuk full charter, Alila Purnama mematok rate untuk 10 orang mulai dari sekitar Rp. 193 juta per malam.
Kapal pinisi dengan sejarah istimewanya layak dilestarikan. Meski zaman berkembang, inovasi dilakukan dengan wisata kapal pinisi ini. Recommended banget untuk Kawanjo yang cari sensasi berbeda dalam berekreasi.
Kerennya, Pigijo pun punya paket wisata pinisi untuk Kawanjo!
0 comments on “Wisata Kapal Pinisi dan Tangguhnya Pelayaran Nusantara”