4 Fokus Utama KTT AIS Forum 2023 di Pulau Bali

Tahun ini Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah KTT AIS Forum 2023 di pulau Bali. Archipelag and Island States (AIS) Forum merupakan wadah terbuka dan inklusif yang menjadi simpul kerjasama dan kolaborasi nyata dari negara-negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia.  Dengan mengangkat 4 isu utama, acara ini dihadiri oleh puluhan kepala negara kepulauan dari seluruh penjuru dunia.

Sejarah KTT AIS Forum 2023

Sejak tahun 2017, Indonesia menjadi salah satu inisiator pembentukan KTT AIS Forum atau AIS Forum. Tepat pada tanggal 22 November 2017, diadakanlah pertemuan pertama yang diikuti negara-negara pulau kecil dan kepulauan yang berada Kawasan Asia Pasifik.

Setahun setelah itu, pada 1 November 2018 terlaksana kembali pertemuan setingkat menteri di Manado, Sulawesi Utara. Saat itu dibuatlah Deklarasi Bersama Manado atau Manado Joint Declaration.

Melalui deklarasi tersebut para delegasi dari negara-negara pulau kecil dan kepulauan setuju untuk memperkuat komitmen mereka. Yakni dengan mengambil tindakan kolaboratif dalam mengatasi tantangan bersama mereka. Deklarasi ini berfokus pada empat hal, yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru dan ekowisata, sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik.

Baca juga: Pigijo dan SF Capital Bikin Aksi Donor Darah Lagi, Animo Semakin Tinggi!

KTT AIS Forum 2023 di Pulau Bali

Indonesia berperan aktif dalam AIS Forum. Bahkan negeri kita menjadi salah satu inisiatornya. Sekarang, KTT AIS Forum 2023 di Pulau Bali telah terlaksana dengan baik. Dihadiri oleh puluhan kepala negara pulau kecil dan kepulauan, diharapkan Indonesia juga bisa memberikan inspirasi dalam melakukan mitigasi perubahan iklim yang sudah mengancam di depan mata.

Sebagaimana diketahui, PBB atau Persatuan Bangsa-Bangsa telah memberikan gelar pada bangsa kita dalam bidang lingkungan biru. Yakni sebagai negara yang paling berhasil menurunkan sampah plastik di laut oleh (PBB). Selain itu, Indonesia juga tercatat sebagai negara paling banyak mengurangi sampah masuk ke laut dengan cara memproses sampah di darat.

Atas dasar prestasi di atas, tepat kiranya bila Indonesia menjadi tuan rumah AIS Forum 2023.  Mengundang 51 membernya, KTT AIS Forum 2023 dilaksanakan di Bali pada 11 Oktober 2023. Dengan mengusung 3 tema utama yaitu “Blue Economy in Achieving Agenda 2030 on SDGs”; “Our Ocean, Our Future” dan “Solidarity”.

Pelaksanaan KTT AIS Forum 2023 di Indonesia harapannya bisa mempromosikan tindakan nyata, keterlibatan pemuda, dan solusi inovatif untuk meningkatkan mata pencaharian komunitas pesisir. Memperkuat aksi kolaborasi antar negara anggota, sehingga bisa memberikan dampak yang signifikan dalam mencapai tujuan global. Termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030 kelak.

Baca juga: Bareng Pigijo, Modal 3 Jutaan Bisa Jelajahi Surga Dunia di Wakatobi!

Fokus Utama KTT AIS Forum 2023 di Pulau Bali

Negara – negara pulau dan kepulauan anggota AIS Forum umumnya menghadapi permasalahan yang sama dalam hal kemaritiman. Salah satu contohnya adalah perubahan iklim yang menyebabkan naiknya muka air laut.  Berikut adalah faktor AIS forum yang terus dibahas:

1. Perubahan Iklim: Mitigasi & AdaptasiMitigasi perubahan iklim melibatkan tindakan yang mengurangi laju perubahan iklim. Adaptasi perubahan iklim didefinisikan sebagai penyesuaian dalam sistem manusia dan alam. Sebagai respons terhadap rangsangan iklim yang sebenarnya atau yang diharapkan dan dampaknya.
2. Ekonomi Biru & EkowisataEkonomi Biru adalah upaya untuk melestarikan lingkungan laut. Tujuannya adalah kemakmuran maksimal masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya laut dengan prinsip ekonomi biru. Ekowisata merujuk pada bentuk-bentuk pariwisata di mana motivasi utama para wisatawan adalah pengamatan dan apresiasi terhadap alam serta budaya tradisional. Serta mendukung pemeliharaan daerah alam.
3. Sampah Plastik Laut dan PesisirSampah Plastik Laut adalah setiap material plastik padat yang persisten yang diproduksi atau diolah dan secara langsung atau tidak langsung, dengan sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau ditinggalkan di lingkungan pesisir dan laut. Lebih dari 300 juta ton plastik diproduksi setiap tahun, separuhnya digunakan untuk produk sekali pakai. Setidaknya 8 juta ton plastik masuk ke lautan kita setiap tahun. Limbah plastik mencakup 80% dari semua sampah laut dari permukaan air hingga sedimen laut dalam.
4. Tata Kelola Maritim yang BaikFaktor terakhir berkaitan dengan pelaksanaan terpadu kebijakan, tindakan, dan urusan untuk melindungi lingkungan laut. Juga mengenai penggunaan berkelanjutan sumber daya pesisir dan laut, serta melestarikan keanekaragaman hayatinya.

Baca juga: Festival Pesona Selat Lembeh 2023, Pancaran Cahaya dari Hidden Gem Sulawesi Utara

Itulah faktor yang diangkat KTT AIS Forum 2023 di pulau Bali dan setiap perhelatan selanjutnya. Sebab keselamatan bumi menjadi tanggung jawab bersama. Dengan adanya organisasi ini, kolaborasi yang lebih kuat serta erat antar negara pulau kecil dan kepulauan tak lagi menjadi keniscayaan.