Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan
Lifestyle

8 Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan

Penasaran dengan tradisi menyambut Bulan Suci Ramadan? Baca sampai tuntas ya!

Bulan ramadan memang harus disambut dengan gembira. Suka cita terukir saat kabar kedatangannya telah berada di ambang pintu. Bagaimana tidak. Bulan suci ini memberikan pahala berlipat untuk umat Islam yang mengerjakan kebaikan di dalamnya. Untuk itulah, di beberapa daerah ada tradisi menyambut bulan suci Ramadan.

Tradisi ritual budaya di berbagai daerah menggambarkan suka cita masyarakat.  Mereka melakukan sebuah cara turun temurun yang terus dipertahankan sampai sekarang. 

Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan

Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan

Inti dari setiap kegiatan tradisi menyambut bulan suci Ramadan adalah untuk mensucikan diri, saling bermaafan, dan menjalin silaturahmi. Semua dilakukan sebagai persiapan untuk beribadah di bulan ramadan.

Baca Juga : Catat! 6 Kuliner Langka ini Cuma Ada di Bulan Ramadan Saja

Berikut ini beberapa kegiatan menyambut bulan suci Ramadan yang ada di daerah-daerah:

  1. Meugang -Aceh
Meugang Aceh Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan
Meugang Aceh Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan

Dilaksanakan pada sehari sebelum puasa pertama di bulan ramadan, tradisi ini sangatlah luhur. Masyarakat Aceh beranggapan bahwa 11 bulan sebelum ramadan adalah waktu untuk mencari rejeki. Nah, bulan ramadan adalah waktu tepat untuk bersyukur atas apa yang didapat.

Dalam tradisi ini, warga akan menyembelih kambing atau sapi. Kemudian mereka memasak daging sembelihan di rumah, setelah itu membawanya ke masjid untuk makan bersama keluarga, tetangga, kerabat, serta anak-anak yatim piatu.

  1. Punggahan – Sumatera Utara
Punggahan  Sumatera Utara Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan
Punggahan Sumatera Utara Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan

Masyarakat di Sumatera Utara masih mempertahankan tradisi menyambut bulan suci Ramadan yang ada sejak dahulu kala. Tak hanya sebagai makna dari pensucian diri menjelang puasa sebulan penuh. Punggahan juga memiliki hikmah tentang luhurnya kehidupan bermasyarakat.

Dalam tradisi Punggahan, warga akan membawa makanan ke masjid kemudian menyantap bersama-sama. Di daerah Batubara, Sumatera Utara, warga menyembelih kerbau sejak 32 hari sebelum hari pertama bulan ramadan. Punggahan yang berarti naik, mengandung harapan bisa menaikkan derajat manusia ketika menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan.

Baca Juga : 5 Olahraga Ringan yang Baik Dilakukan saat Puasa Ramadan

  1. Malamang – Sumatera Barat 
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan Malamang  Sumatera Barat
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan Malamang Sumatera Barat

Lemang adalah makanan khas Sumatera Barat yang terbuat dari beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam sebilah bambu. Setiap akan datang bulan ramadan, masyarakat Sumatera Barat melakukan tradisi Malamang, yaitu memasak lemang bersama-sama.

Ya, lemang memang harus dimasak dengan kerjasama banyak orang. Sebab ada banyak langkah yang harus dilakukan. Mulai dari mencari bilah bambu untuk tempat adonan lemang, mencari kayu bakar untuk memanggang lemang, dan tak lupa mempersiapkan bahan membuat lemang. Sehingga bisa dibilang tradisi Malamang menyambut Ramadan melambangkan sarana berkumpul dan kerukunan warga.

  1. Nyorog – Betawi
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan Nyorog Betawi
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan Nyorog Betawi

Suku Betawi di DKI Jakarta juga memiliki tradisi unik menyambut Ramadan. Mereka akan mengirimkan bingkisan kepada pasa kerabat, berupa sembako dan daging ikan atau kerbau. Bisa juga berupa sayur khas Betawi yang disebut sayur gabus Pucung.

Nyorog dilakukan sebagai perlambang untuk mempererat silaturahmi dan mengingatkan bahwa ramadan akan segera tiba.

  1. Nyadran – Jawa
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan Nyadran Jawa
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan Nyadran Jawa

Setiap tanggal 15, 20, atau 23 Ruwah sebagian masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta akan melakukan tradisi menjelang Ramadan Nyadran. Yaitu kegiatan membersihkan makam leluhur.

Mereka percaya, membersihkan makam sama dengan membersihkan hati untuk bersiap menghadapi bulan ramadan. Nyadran juga diartikan sebagai wujud bakti seseorang pada leluhurnya yang telah tiada 

  1. Padusan – Jawa
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan Padusan Jawa
Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan Padusan Jawa

Selain Nyadran, masyarakat suku Jawa juga terbiasa melakukan ritual Padusan. Yaitu tradisi menyambut Ramadan di Jawa yang bertujuan membersihkan diri dan hati. Mereka akan menuju pantai, sungai atau danau untuk mandi atau berendam.

Baca Juga : Cobain, 5 Makanan Nusantara Unik Khas Ramadan

  1. Suru Maca – Sulawesi Selatan 

Sejak dulu nenek moyang suku Bugis Makassar melakukan tradisi suru maca tepat sepekan sebelum ramadan tiba.

Suru maca adalah aktivitas membacakan doa untuk leluhur yang dilakukan secara bersamaan. Turut disajikan di forum ini berupa masakan khas Bugis Makassar.

  1. Bakar Batu – Papua

Masyarakat di Jayapura, Papua selalu melakukan tradisi bakar batu ketika ramadan akan tiba. Disebut demikian karena mereka akan membakar bebatuan hingga panas. Kemudian mereka meletakkan aneka bahan masakan seperti daging ayam, sapi, atau umbi-umbian. Kemudian di atasnya diletakkan lagi batu panas lainnya. Setelah matang mereka akan menyantap bersama-sama. Dengan cara ini, masyarakat percaya bahwa mereka bisa bersilaturahmi dan saling memaafkan.

Indonesia yang memiliki beragam produk budaya dan adat istiadat ternyata juga mempunyai beraneka macam tradisi menyambut bulan suci Ramadan. Meski setiap daerah memiliki cara tersendiri, tujuan mereka tetap sama. Yaitu mengungkapkan suka cita menyambut Ramadan. Dan sebagai usaha mempersiapkan diri menghadapinya. 

0 comments on “8 Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.