Menyelami kehidupan kota Jakarta memang tiada habisnya. Sekarang saatnya berpetualang mencicipi aneka street food terbesar di Jakarta. Ternyata ragam kuliner ini merajalela di balik gedung-gedung yang menjulang megah serta aktivitas kota yang super sibuk. Berbagai jenis makanan yang dijual menjadi favorit banyak orang.
Street Food di Jakarta
Tempat street food Jakarta muncul di berbagai sudut. Menjadi bagian keanekaragaman kuliner yang membuat kota tersebut unik. Keberadaannya juga membuat perekonomian menjadi lebih dinamis. Penjual street food yang kebanyakan adalah usaha kecil dan menengah, bisa memberikan lapangan kerja untuk penduduk lokal. Selain itu, mereka juga membeli bahan baku dari pasar lokal, yang turut mendukung perekonomian daerah.
Di sisi lain, baik pusat street food malam di Jakarta maupun siang hari, menjadi tempat beraktivitas sosial di kota. Masyarakat bisa berkumpul, berinteraksi, dan berbagi pengalaman makan bersama. Hal ini juga ternyata mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan. Mereka jadi ingin merasakan kuliner lokal secara autentik dan murah. Tentunya dengan sensasi yang berbeda-beda. Maka, secara langsung dunia street food pun bisa menaikkan jumlah kunjungan wisata dan pendapatan sektor pariwisata kota.
Baca juga: 5 Manfaat Minum Teh Hijau Sebelum Tidur untuk Kecantikan, Simak Caranya yang Benar
Street Food Terbesar di Jakarta
Kehidupan Kota Jakarta yang sibuk ternyata menimbulkan kebutuhan akan makanan cepat saji yang murah. Street food yang fleksibel dan mudah didapat mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedang bergerak atau sibuk. Pun sebaliknya, ketika kesibukan mereka mereda, sensasi menikmati makanan di pinggir jalan memberikan ruang untuk mengambil jeda. Sejenak bersosialisasi sembari menyantap rasa yang unik dan bikin nagih.
Makan street food di Jakarta memang seru. Suasana ramai, aroma sedap dari makanan, dan kadang-kadang diiringi musik, bisa membuat mood jadi makin asyik. Apalagi sambil melihat proses masaknya langsung dan ngobrol dengan penjualnya atau pembeli lainnya. Serasa jadi bagian dari kehidupan kota yang hidup dan bersemangat.
Berikut adalah beberapa street food terbesar di Jakarta yang bisa dikunjungi:
- Bubur Ayam Barito
Sedang mencari pilihan street food Jakarta Selatan? Pastikan tujuan utamanya ke tempat ini! Lokasinya berada di Jalan Gandaria Tengah III Nomor 3, RT 1/RW 4, Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan. Berdiri sejak tahun 1992, menjadikan kedai pinggir jalan Bubur Ayam Barito ramai pengunjung. Hampir 1.000 porsi habis setiap hari.
Rasanya memang mantap. Tekstur bubur yang lebih padat ditambah topping yang ramai hingga menutup permukaan. Ada ayam yang diiris seperti dadu, cakwe, daun seledri, tongcai, bawang, dan cheese stick yang renyah. Tak perlu lagi mendebatkan mau diaduk atau tidak, keduanya bisa membuktikan kelezatan bubur ayam Barito. Apalagi jika Kawanjo menambahkan topping telur kampung setengah matang, hmmm jadi makin creamy! Dijamin puas!
Nah, tempat ini juga memberikan solusi untuk penggemar street food Jakarta malam hari. Berbeda dengan lainnya, tempat makan bubur ini buka sejak pukul 15.30 WIB hingga tengah malam setiap hari. Harganya mulai dari Rp25.000 hingga Rp40.000.
- Gultik Blok M
Bergeser sedikit, saatnya Kawanjo menikmati kuliner ikonik street food Blok M. Apalagi kalau bukan Gulai Tikungan atau gultik. Cocok sekali dikunjungi bila sedang memerlukan waktu santai di malam hari. Meskipun Blok M adalah kawasan super sibuk hingga langit sudah gelap, menyantap gultik bisa membuat rasa bahagia hinggap.
Kuahnya yang encer terasa segar dan potongan daging sapinya terasa lezat dengan bumbu-bumbu khas. Gultik Blok M memang recommended bagi pecinta kuliner legendaris Jakarta. Ada sejak tahun 1980-an, kini terdapat lebih dari 30 pedagang yang berjajar. Menariknya, hampir semua penjual menggunakan pikulan dan kursi plastik sederhana. Namun hal ini tak bakal membuat Kawanjo mengurungkan diri, karena aroma sedap yang menguar seolah meminta untuk segera menyantapnya. Tinggal pilih pedagang yang mana, Kawanjo bisa memesan gultik dalam porsi yang diinginkan. Jika menginginkan yang sedikit, harganya Rp10.000. Jika sebaliknya bisa membayar Rp 20.000. Terdapat juga tambahan lauk seperti sate usus, ati ampela, ataupun telur puyuh.
- Siomay Pak Aceng Cipinang
TasteAtlas baru saja merilis 100 Best Street Foods in the World pada pertengahan April 2024. Yang membanggakan, peringkat pertama diduduki oleh jajanan pinggir jalan dari Indonesia. Siomay namanya, salah satu hidangan khas Indonesia yang terdiri dari pangsit ikan yang dikukus dalam bentuk kerucut. Dalam penyajiannya disertakan pula, kentang, kubis, tahu, dan pare. Lalu disiram dengan saus kacang pedas dan siraman kecap manis, sambal, serta sedikit perasan jeruk nipis. Karena populer, banyak yang menjual siomay baik di resto mahal maupun gerobak pinggir jalan. Salah satu yang bisa dituju bila ingin mencoba The Best Dumpling in the World 2024 versi TasteAtlas juga adalah Siomay Pak Aceng. Lokasinya berada di Jalan Cipinang Jaya Raya AA7, Jatinegara, Jakarta Timur. Keberadaannya sejak tahun 1980-an telah membuktikan kualitas rasa yang tak boleh dilewatkan. Bahan yang digunakan adalah ikan segar sehingga pantas bila setiap harinya tak pernah sepi pembeli.
Baca juga: Pancake Khas Indonesia, 3 di Antaranya Jadi yang Terenak di Dunia
Berbagai macam street food terbesar di Jakarta bisa dinikmati dengan mudah. Beragam kuliner ini merajalela di balik gedung-gedung tinggi dan kehidupan kota yang super sibuk.
0 comments on “Di Balik Gedung Megah dan Kota yang Sibuk, Ini 3 Street Food Terbesar di Jakarta!”