Geopark Meratus Kalimantan Selatan adalah cerita mengenai hamparan ofiolit tertua di Indonesia, yang terbentuk 150 hingga 200 juta tahun lalu. Ofiolit sendiri dulunya merupakan lembaran kerak samudera yang kini berubah membentuk Pegunungan Meratus. Taman bumi ini memiliki geosite atau warisan geologi yang banyak dan nilainya tinggi. Dengan bentang alam yang indah, lengkap sudah alasan geopark ini bisa naik ke tingkat dunia, bergabung menjadi UNESCO Global Geopark.
UNESCO Global Geopark di Indonesia
Awal tahun 2023 menjadi kebahagiaan untuk jaringan taman bumi di Indonesia. Empat geopark di tanah Nusantara masuk ke dalam UNESCO Geopark Global. Yakni Ijen Geopark, Maros Geopark, Merangin Geopark, dan Raja Ampat Geopark. Sehingga terdapat 10 Geopark yang masuk dalam UNESCO Global Geopark di tanah air.
Tak puas sampai di situ, pemerintah menyiapkan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus. Tiada lain adalah untuk sekaligus mendapat penghargaan khusus sebagai geopark terbaik di dunia. Apresiasi tersebut diberikan sebab geopark adalah lokasi strategis untuk pariwisata.
Manfaat geopark sangatlah beragam. Mulai dari menjadi wisata alam, edukasi, hingga budaya dalam satu lokasi saja. Begitu juga dengan Geopark Meratus di Kalimantan Selatan. Dimana banyak sekali keindahan alam dalam bentang wilayahnya yang berpotensi menjadi destinasi wisata. Tak hanya itu. Dengan fakta menarik mengenai terbentuknya pegunungan Meratus, geopark ini menjadi tujuan penelitian juga tempat belajar tentang kekayaan geologi.
Maka kesimpulannya, geopark Meratus layak maju. Supaya masuk dalam jaringan UNESCO Geopark
Baca Juga : Trip 3 Hari Cuma Sejuta, Eksplor Belitung Bareng Pigijo Dijamin Untung
Geosite di Meratus
Tersebar di sepanjang Pegunungan Meratus dari Kabupaten Tabalong sampai Kotabaru, terdapat beragam potensi geosite. Terdapat 74 geosite yang menjadi bagian Meratus. Lima di antaranya:
- Tahura Sultan Adam
Geosite Geopark Meratus yang satu ini merupakan sebuah kawasan ekowisata. Terletak di Jalan Ir. Pangeran Mohammad Noor, Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang Intan, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Tahura Sultan Adam memiliki luas 112.000.
Berada di dalamnya, Kawanjo bisa menikmati alam yang indah, penangkaran binatang endemik, serta wisata alam lainnya. Seperti tiga air terjun yang sama-sama masih alami dan indahnya tak tertandingi. Ada pula peninggalan Belanda berupa kolam dan benteng. Kemudian terdapat juga bukit Tirai Hujan yang terkenal dengan pesona keindahannya. Selain itu di dalam Tahura juga sering dijadikan camping ground. Favorit para camper adalah di puncak bukit. Dari sini bisa dilihat panorama menawan baik saat siang, malam, maupun ketika matahari terbit dan tenggelam.
Baca Juga : Geopark Ngarai Sianok Sumatera untuk Generasi Mendatang
- Pendulangan Intan
Di kawasan Meratus, terdapat pendulangan intan yang dilakukan warga. Mereka melakukannya dengan cara tradisional. Menariknya, proses mencari batu berharga ini sangat dipengaruhi oleh takhayul. Contohnya adalah larangan menyebut ‘intan’ atau ‘permata’ yang bila dilakukan dipercaya akan membuat proses pendulangan gagal. Mereka justru menyebut dengan galuh.
Kini pendulangan intan tak bisa lagi memberikan kejayaan pada masyarakat sekitar. Padahal dulu, sempat ditemukan intan Tri Sakti, sebuah intan yang menjadi terberat ketujuh di dunia. Dengan besar seperti telur burung merpati, dulu intan ini ditaksir bernilai Rp 10 miliar.
- Gua Telaga Dewa
Pegunungan Meratus memiliki banyak sekali gua. Salah satunya adalah gua Telaga Dewa yang berada di Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Gua ini memiliki pemandangan yang eksotik di bagian luarnya. Begitu pula dengan bebatuan di dalamnya.
Mulut gua Telaga Dewa masih ditumbuhi tanaman yang alami. Begitu masuk ke dalam, hawa sejuk akan menyergap badan. Akan nampak air dari bagian atas gua yang terus menetes membasahi lantai dalam terowongan. Sehingga saat berjalan harus berhati-hati supaya tidak terpeleset.
Keindahan stalaktit dan stalagmit pun tak mau kalah mencuri perhatian. Di langit-langit gua terkadang nampak sarang burung walet. Bila berjalan terus ke dalam, akan nampak bagian gua yang menjadi alasan penamaan objek wisata di Meratus ini. Yakni sebuah genangan mirip telaga yang konon kabarnya tidak pernah kering semenjak muncul ratusan tahun silam. Dulu tempat tersebut digunakan untuk bertapa. Kini, tempat ini mampu membius pengunjung dengan eksotisme luar dan dalam gua.
Baca Juga : Nambah Lagi, Ini Dia 4 UNESCO Global Geopark Terbaru di Indonesia!
Geopark Meratus sedang diusulkan untuk menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Daerah ini merupakan hamparan Ofiolit yang terbentuk sejak 150-200 tahun silam. Dengan potensi alam yang mempesona dan beragam geosite di dalamnya, sangat besar kemungkinan geopark Meratus di Kalimantan Selatan masuk dalam jaringan global.
0 comments on “Geopark Meratus Kalimantan Selatan Memang Pantas ‘Go Global’ ”