Berkunjung ke Papua paling tepat adalah ketika Festival Budaya Lembah Baliem berlangsung. Festival ini adalah event tahunan yang dibuat pemerintah untuk melestarikan tradisi dan budaya masyarakat yang ada di Jaya Wijaya. Festival Budaya Lembah Baliem merupakan acara perayaan tertua di Papua. Dan di tanggal 8-10 Agustus, dilaksanakanlah Festival Budaya Lembah Baliem 2022.
Dalam setiap acara Festival Budaya Lembah Baliem, Kawanjo akan menonton berbagai cipta kreasi budaya penduduk Jayawijaya sejak dulu kala. Tanpa perlu berkeliling dari satu kampung ke kampung lain, Kawanjo akan mengetahui tradisi budaya tiap-tiap suku yang ada. Seperti tarian, musik, peperangan, lelang patung, lomba perahu, demo membuat ukiran, dan pemilihan duta pariwisata Papua.
Dari gelaran Festival Budaya Lembah Baliem, Kawanjo juga akan melihat pakaian khas orang Papua. Yaitu pria yang menggunakan koteka alias penutup kelamin dengan wajah yang penuh coretan. Tak lupa mereka juga menggunakan kalung dan tanduk babi. Sedangkan para penduduk wanita mengenakan rok dan kalung noken.
Baca juga: Luhurnya Festival Budaya Kotabaru Kalimantan Selatan
Sejarah Festival Budaya Lembah Baliem
Sejak tahun 1989, pemerintah Papua berinisiatif membuat sebuah acara yang menampilkan atraksi – atraksi budaya khas penduduk setempat. Festival Budaya Lembah Baliem inilah tajuknya. Di awal-awal, acara ini sebagai simbolisasi peperangan antar suku, yaitu suku Dani, Yali, dan Lani. Ditampilkan pula cerita tentang penyerangan ladang dan penculikan warga dari suku tersebut.
Makna dan Tujuan Festival Budaya Lembah Baliem
Pada tahun 2022, festival rutin di Jaya Wijaya ini merupakan pelaksanaan kali ke 33. Selama berlangsung dari tahun ke tahun, tujuannya sama. Yaitu menjaga kelestarian baik lingkungan Lembah Baliem maupun kelestarian budaya asli daerah setempat.
Selain itu, acara yang unik dan selalu ditunggu ini ternyata ampuh menjadi magnet kedatangan wisatawan. Bahkan para wisatawan mancanegara sudah banyak yang tahu dan selalu ramai mengunjungi festival ini. Maka, festival inipun bisa menjadi cara meningkatkan perekonomian daerah melalui dunia pariwisata.
Dengan banyaknya yang datang menikmati festival, akan banyak pula orang yang datang untuk berwisata ke daerah Lembah Baliem dan sekitarnya.
Baca juga: 6 Wisata yang bikin makin cinta Papua
Pesona Wisata Lembah Baliem
Lembah Baliem yang berketinggian 1600 mdpl adalah bagian dari pegunungan Jayawijaya. Letaknya yang dikepung pegunungan membuat pemandangan di lembah Baliem sungguh indah dan asri. Sangat cocok untuk dinikmati para wisatawan.
Keindahan Lembah Baliem ternyata sudah terkenal sampai ke luar negeri. Hal ini salah satunya adalah sebab dari adanya Festival Budaya Lembah Baliem. Ragam tradisi penduduk sekitar menjadi daya tarik setelah potensi alamnya. Lembah Baliem memang dihuni oleh lebih dari satu suku. Sebut saja suku Dani, Yali, dan Lani. Ketiganya memiliki budaya hidup yang unik dan menarik untuk diamati. Dan Festival Budaya Lembah Baliem menjadi puncak pameran budaya tersebut.
Secara singkat, berikut adalah pesona wisata yang ada di Lembah Baliem. Selain Festival Budaya Lembah Baliem pastinya:
- Pasir putih tanpa pantai
Lembah Baliem terletak di pegunungan. Di sana banyak pepohonan dan tumbuhan hijau. Namun ada fenomena unik di sebagian bentang alamnya. Yaitu keberadaan ladang pasir putih meskipun tidak ada laut atau pantai di dekatnya. Padahal rasa pasirnya pun cenderung asin.
Berdasarkan legenda, dulunya lembah Baliem merupakan danau yang kemudian menghilang karena ada gempa. Hal ini diperkuat dengan adanya batu-batu karang yang menyembul di dasar tanah.
Lukisan alam yang menarik, yaitu pasir putih di antara hijaunya pepohonan sangat pas untuk Bu dijadikan latar belakang pose terbaik Kawanjo.
- Gua Lokale
Di Woslimo, Lembah Baliem, terdapat sebuah gua yang indah. Penduduk setempat mempercayai bahwa gua tersebut merupakan yang terpanjang sedunia. Karena ujungnya belum jua ditemukan. Penyusuran sementara baru sampai sepanjang 3 km.
Saat memasuki gua, terdapat tangga yang membawa ke dalam. Suasana gua dari kapur ini pastinya gelap sehingga dibutuhkan senter atau penerang lainnya. Ternyata di langit-langit gua terdapat stalaktit-stalakmit yang indah memukau.
Lorong gua kemudian membentuk dua ruangan besar. Salah satu dindingnya memiliki rongga yang bisa mengeluarkan suara seperti gendang bila diketuk.
Baca juga: Daftar wisata gua yang misterius, nomor terakhir ada di Papua
- Mumi suku Dani
Dalam budaya suku Dani yang mendiami Lembah Baliem, kematian penduduk diproses dengan dua cara. Yang pertama adalah jenazah dibakar seperti tradisi Ngaben di Bali. Yang kedua adalah proses pengawetan atau jenazah dibentuk menjadi mumi.
Namun bukan sembarang orang yang bisa dijadikan mumi. Hanya orang yang semasa hidupnya memberi manfaat banyak. Contohnya adalah panglima perang. Di lembah Baliem sendiri terdapat 4 mumi utama yang bisa dilihat dan difoto oleh wisatawan. Masing-masing mumi tersebut disimpan dalam rumah Hanoi pilamo. Bila Kawanjo ingin melihat dan memotret mumi, silakan masuk ke Rumah Hanoi dengan sebelumnya membayar Rp. 50.000.
Suku Dani sangat mempercayai bahwa dengan merawat mumi-mumi yang ada, kesejahteraan akan turun untuk mereka.
Lokasi Lembah Baliem
Untuk sampai ke Lembah Baliem, satu satunya cara adalah dengan naik pesawat terbang dari Sentani, Jayapura, Papua. Obyek wisata Papua yang terletak di ketinggian pegunungan Jayawijaya ini tepatnya ada di Kampung Wosilimo, 27 km dari Wamena, Jayapura, Papua.
Mengunjungi Papua lebih efektif bila saat Festival Budaya Lembah Baliem berlangsung. Event tahunan yang menyajikan berbagai kekayaan budaya Papua ini berhasil menarik hati banyak orang. Yaitu untuk berwisata khususnya ke daerah Lembah Baliem. Sebab di sana terdapat pesona alam dan budaya yang menakjubkan, layak untuk dieksplorasi. Termasuk adanya mumi khas Suku Dani.
Selain di Lembah Baliem, ada juga festival yang tak kalah spektakuler. Dieng Culture Festival namanya. Enaknya, Kawanjo hanya perlu miliki paket wisata dari Pigijo. Info lebih lanjut, klik di sini ya!
0 comments on “Mumpung ada Festival Budaya Lembah Baliem, Yuk Melihat Mumi di Papua!”