Produksi film nasional mengalami pertumbuhan yang baik dari tahun ke tahun. Hal ini bisa dilihat dari kualitas dan kuantitas karya yang dihasilkan, juga dari jumlah penonton. Begitu juga dengan perkembangan film horor bioskop Indonesia.
Penggemar Film Horor Bioskop Indonesia
Aplikasi Cinepoint berhasil mengumpulkan data faktual. Selama tengah tahun 2023, terdapat sepuluh film layar lebar Indonesia dengan penonton terbanyak. Ternyata dari daftar yang ada, genre horor lah yang mendominasi.
Film Sewu Dino ditonton oleh 4.823.997 penonton, Waktu Magrib 2.403.711 penonton, Buya Hamka 1.297.791 penonton, Khanzab 1.166.706 penonton, Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang 863.404 penonton, Mangkujiwo 2 554.553 penonton, Hello Ghost 508.251 penonton, Bayi Ajaib 434.228 penonton, Hati Suhita 361.328 penonton, dan Perjanjian Gaib 352.740 penonton.
Di bulan ini, dari sembilan film yang rilis, enam di antaranya adalah film horor. Hal ini menunjukkan bagaimana genre film misteri memiliki banyak penonton juga kuantitas filmnya semakin banyak.
Baca Juga : Disebut Jadi Film Termahal, Ini 4 Lokasi Syuting Film Buya Hamka
Alasan Orang Menggemari Film Horor
Meski menakutkan, tak bisa dipungkiri. Film horor memiliki banyak fans di Indonesia. Buktinya industri terus memproduksi film berbagai judul yang menarik hati. perkembangan film horor bioskop Indonesia mengalami kenaikan.
Nah, Kawanjo perlu tahu, alasan banyak orang menyukai genre ini. Yaitu:
- Kepercayaan Terhadap Supranatural
Budaya Indonesia yang kaya dengan mitos, cerita rakyat, dan kepercayaan terhadap supranatural membuat genre horor menjadi sangat relevan. Penonton Indonesia cenderung lebih menerima terhadap ide keberadaan roh, hantu, dan makhluk gaib. Sehingga film horor yang mengangkat elemen sangat menarik bagi mereka.
- Adrenalin dan Ketegangan
Film horor mampu membangkitkan adrenalin dan ketegangan pada penonton. Sensasi ini memberikan pengalaman emosional yang intens dan berbeda. Rasa takut dan jantung berdebar saat menonton film horor bisa menjadi pengalaman yang mengasyikkan bagi mereka.
Baca Juga : 6 Film Religi Berlatar Masa Kini untuk Ramadhan Penuh Arti
- Hiburan
Menonton film horor juga bisa berfungsi sebagai bentuk hiburan dan pengalihan dari rutinitas sehari-hari. Para penonton merasa terhibur oleh kengerian yang ditampilkan di layar. Mereka seolah larut dengan cerita yang dibawakan, sehingga lupa akan jenuh yang dibawa di awal masuk ruang bioskop.
- Karya Lokal dengan Identitas Kuat
Film horor Indonesia sering mengangkat cerita-cerita lokal, mitos, dan budaya. Ini menciptakan identitas yang kuat dan memberikan pengalaman yang lebih dekat dengan penonton Indonesia. Sehingga mereka lebih nyambung dengan cerita yang diangkat.
Perkembangan film horor bioskop Indonesia Bulan Agustus 2023 sejak tahun 1980
Setiap tahun, genre film horor mencerminkan perkembangan yang unik. Dengan judul-judul yang mengangkat beragam tema, karakteristik, jalan ceritanya pun berbeda-beda mengikuti tren serta penonton pada saat itu. Maka layak bila setiap tahun film masih banyak peminatnya hingga saat ini.
Pada tahun 1980-an, industri film horor banyak mengangkat topik tentang pembalasan dendam oleh perempuan atas perlakuan yang tidak adil yang dia dapatkan saat masih hidup. Wanita dianggap makhluk rendah sehingga sering menjadi korban. Hingga kemudian korban membalas dendam ketika sudah meninggal. Hal ini digambarkan dengan apik pada film Sundel Bolong (1981) dan Malam Satu Suro (1988).
Sayangnya, di tahun 2000an, dunia perfilman tanah air sempat meredup. Hal ini dikarenakan perkembangan televisi swasta dan teknologi VCD. Namun, tanpa menunggu lama, para pelaku perfilman menembak target anak muda.
Sifat dinamis dan besar rasa ingin tahu khas rentang usia penonton 17-30 tahun berhasil diramu. Tokoh cerita adalah mereka dan bahasa yang digunakan pun lebih santai serta gaul. Di genre horor, muncullah film Jelangkung (2001), Pocong (2006), Kuntilanak (2006), dan Suster Ngesot (2007). Kesemuanya menempatkan anak muda sebagai tokoh sentralnya.
Baca Juga : Fakta Menarik Peran dan Efek Film Dalam Membangkitkan Ketertarikan Budaya dan Pariwisata
Sayangnya, perkembangan film horor bioskop Indonesia kembali meredup ketika di era 2010-an didominasi oleh judul yang mengangkat erotisme. Kebanyakan film yang beredar lebih mengandalkan unsur erotis dan eksploitasi kehormatan wanita. Kengerian tidak mendominasi, namun justru banyak menampilkan sensualitas. Sehingga kurang pas untuk anak dibawah umur. Maka, kualitas genre horor dianggap turun karena tidak bisa mempertahankan sensasi khasnya.
Hingga akhirnya untuk mendobrak hal yang kurang baik tersebut, mulai tahun 2017 genre film horor telah mengalami evolusi yang menarik. Menciptakan cerita-cerita menakutkan yang tak terlupakan. Hal menakutkan tak hanya digambarkan dengan kemunculan makhluk mengerikan. Namun juga pada cara memainkan emosi dan rasa penasaran penonton. Efek canggih pun sudah mulai digunakan. Kawanjo bisa bandingkan film Pengabdi Setan yang dibuat pada tahun 1980 dengan hasil produksi pada tahun 2017, juga yang paling baru di tahun 2022. Akan terasa banget bedanya!
Ngeri-ngeri asyik, perkembangan film horor bioskop Indonesia menunjukkan sisi positif. Bukan hanya berkembang pada jumlah penontonnya. Melainkan juga kuantitas dan kualitas filmnya.
0 comments on “Perkembangan Film Horor Bioskop Indonesia, Ngeri-ngeri Asyik!”