11 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Jadi Relawan Korban Bencana Alam
Local Experiences

11 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Jadi Relawan Korban Bencana Alam

Berikut tips untuk para newbie yang berniat jadi relawan bencana alam

Kondisi bumi memang sedang mengkhawatirkan. Tak jauh berbeda dengan apa yang tengah terjadi di Indonesia. Gempa, erupsi gunung, hingga badai dahsyat sedang melanda negeri ini. Memang diperlukan banyak orang berhati emas untuk jadi relawan yang mau mengulurkan berbagai jenis bantuan. Mulai dari memberi sandang pangan sampai menolong mereka yang tertimpa musibah.

pexels-matthias-zomer-98014

Oleh sebab itu, jika kawanjo terpikir untuk jadi salah satu diantaranya, baiknya perhatikan dulu 11 hal di bawah ini agar aksi yang kawanjo lakukan benar-benar tepat guna dan bisa membantu mereka yang butuh pertolongan. Jangan sampai ingin jadi relawan, datang ke lokasi kejadian, mengirimkan bantuan, tapi malah merepotkan, tak tahu harus berbuat apa, dan berujung useless.

Tentu hal ini tak mau sampai terjadi, kan? So, baca panduan di bawah ini, yuk, agar semua dapat berjalan lancar sesuai rencana. Jika kawanjo terhitung newbie, maka kawanjo tahu apa yang harus kawanjo lakukan berdasarkan poin-poin berikut. Acknowledge first, help people later. Sebab mereka memang butuh bantuan kita, kok 🙂

1. Sesuaikan dengan kebutuhan

pexels rodnae productions 6646
Berilah bantuan yang tepat guna agar tak berujung sia-sia

Firstly, yang harus kawanjo pahami adalah, jangan memberi sesuatu yang sesungguhnya tak dibutuhkan. Pelajari dulu apa yang benar-benar diperlukan oleh korban atau daerah yang akan dituju, baru kemudian memenuhinya. Karena jika tidak, bantuan kawanjo bisa jadi tak tepat guna dan sia-sia. Tanya pada mereka yang berada di sana. Jika tak punya kontaknya, bisa tanyakan pada instansi terkait seperti PMI dan sejenisnya.

2. Pahami medan

Medan bantuan
Memahami kondisi medan adalah hal terpenting yang harus diketahui sebelum berangkat

Kedua, pahami medan yang akan dituju. Ini penting karena kawanjo harus siap mental menghadapi medan yang akan didatangi. Penuh asap vulkanik kah, bertanah basah kah, berangin kencang kah, atau bahkan berpotensi tsunami atau tidak. Jelas hal ini penting untuk diketahui supaya kawanjo lebih bisa mawas diri dan mempersiapkan segalanya dengan sebaik-baiknya.

3. Jangan membahayakan diri sendiri

Tsunami
Jangan mendekati bahaya jika sudah tampak risiko yang akan diakibatkan
cukup besar

Masih berkaitan dengan poin nomor 2, saat sudah mengetahui medan, maka artinya kawanjo sudah siap menerima segala risiko yang bisa terjadi kapan saja di lapangan. Oleh karenanya, kawanjo harus bisa jaga diri agar apa yang kawanjo lakukan tak kemudian malah membahayakan diri sendiri. Niat ingin menolong orang jangan malah jadi sebaliknya.

Bekali diri dengan pengetahuan mengenai self-protection dan survival saat bencana terjadi. Jangan mendekati bahaya jika sudah tahu area tersebut berpotensi bencana. Bantu sebisa dan semampu kawanjo secara bertanggung jawab. Artinya, tanggung jawab kawanjo bukan hanya memberi bantuan pada yang membutuhkan tapi juga menjaga keselamatan diri sendiri. Be a smart, tough, helpful, and a good volunteer out there.

4. Utamakan kesehatan

Vitamin
Minum vitamin untuk jaga kesehatan harian agar tak gampang drop

Next, setelah memerhatikan keselamatan, kawanjo juga harus mengutamakan kesehatan. Karena kawanjo takkan bisa membantu orang lain jika kawanjo sendiri tak sedang dalam keadaan fit. Tidur, istirahat, dan makan yang cukup, mengasup vitamin setiap hari, dan jangan abai terhadap gangguan kesehatan yang mungkin saja muncul akibat kerja lapangan.

Segera obati jika kawanjo terluka, berhenti bekerja jika tubuh melemah, dan stop melakukan sesuatu jika kawanjo merasa terlalu lelah. Karena jika luka tak diobati dan tubuh dipaksa beraktivitas padahal sudah tak mampu, nanti kawanjo malah bisa drop dan collapse. Ingat, jadi relawan itu harus sehat lahir batin, lho.

Baca juga: 6 Tanda Gunung Api akan Meletus

5. Harus gesit dan peka

Tandu roda
Yang penting harus CEKATAN!

Kelima, kawanjo harus peka terhadap keadaan dan bertindak gesit dalam melakukan pertolongan. Tajamkan naluri untuk helping others. Tak cuma itu, naluri untuk membantu sesama relawan juga sangat dibutuhkan saat sama-sama bekerja di lapangan. Ingat, menjadi relawan bencana bukanlah sistem kerja sendiri-sendiri melainkan bersama-sama. Jadi musti saling peduli, yaa..

6. Hindari dokumentasi yang berlebihan

Kamera
Jangan jadikan tempat bencana jadi spot foto untuk keperluan media sosialmu. Tidak sopan!

Lalu, ada lagi, nih, yang wajib kawanjo ingat. Jangan mendokumentasikan apa pun kawanjo lihat di lapangan secara berlebihan. Sesekali mengambil video atau memotret tentu sangat diperbolehkan. Tapi kalau sedikit-sedikit ambil video, sebentar-sebentar foto, upload di feed Instagram atau Insta Story, pasti orang akan bertanya, kawanjo datang ke sana untuk membantu atau sosmed-an?

Malah, kadang korban bencana juga kurang senang, lho, jika selalu dijadikan objek foto atau video. Jadi secukupnya saja, ya. Jangan lupa tujuan utama kawanjo ke sana. Jelas bukan untuk mengisi media sosial, kan? Jadi tetap fokus membantu sesama, okee. Jangan jadi melenceng! Nanti yang ada kawanjo malah sibuk sosmed-an dikala bantuan sedang benar-benar dibutuhkan.

7. Kuasai teknik dasar P3K

P3K
Setidaknya tahu teknik-teknik dasar pertolongan pertama

Meski terdengar sepele, namun menguasai teknik dasar P3K sangat penting saat kawanjo akan memutuskan untuk jadi seorang relawan. Teknik apa sajakah itu? Jelas teknik dasar berupa cara membersihkan serta mengobati luka, membungkus dan menutup luka dengan perban atau plester, cara mengangkat dan membaringkan korban di atas tandu, dan lain sebagainya.

Hal ini jelas perlu dikuasai karena korban bencana alam tentu akan banyak yang mengalami luka, pingsan, patah kaki atau tangan, dan kondisi lainnya yang membutuhkan pertolongan. Oleh karenanya, sebisa mungkin pelajarilah terlebih dahulu agar keputusan kawanjo untuk jadi relawan benar-benar bisa bermanfaat bagi orang lain. Kalau apa-apa bingung dan tak bisa, lalu bagaimana?

8. Bisa Masak

dapur umum
Cuma bisa masak dan kerja di dapur umum? Why not?

Kalau tak bisa P3K, tak kuat melihat penderitaan korban, dan tak bisa banyak hal yang berhubungan dengan korban di lokasi kejadian, setidaknya kawanjo bisa masak sehingga bisa bekerja di dapur umum untuk memasak makanan dan memberi konsumsi pada korban bencana alam yang butuh asupan. Hal ini jelas sangat berguna bukan saja untuk korban bencana tapi juga untuk relawan lainnya yang butuh makanan agar energi mereka bisa kembali seperti semula.

Tak usah malu jika hanya bisa bekerja di dapur umum karena pada dasarnya hal ini tak kalah mulia dan terhitung relawan juga. Jadi, apa pun yang kawanjo lakukan jika berdasar atas kemanusiaan dan tak mengharapkan imbalan, maka kawanjo sudah bisa disebut relawan. Sebab kata kuncinya ialah RELA. Yup, rela melakukan apa saja demi sesama bahkan makhluk hidup lainnya.

9. Lengkapi perangkat pribadi

Packing
Kalau di lapangan jangan biasakan pinjam-meminjam barang. Apalagi saat akan menolong orang. Barang yang mau kamu pinjam pasti sedang dipakai!

Lalu, poin kesembilan ini juga penting. Lengkapi semua perlengkapan pribadi kawanjo sehingga kawanjo takkan merepotkan relawan lainnya saat berada di lapangan. Pinjam ini itu yang lupa dibawa, tak jadi membantu karena ada perlengkapan yang kurang, dan lain sebagainya. Ini menyebalkan karena kawanjo terkesan tak siap untuk turun ke medan bencana.

Bawa senter, headlamp, jaket, helm, sepatu yang cocok dengan medan, atau apa pun yang kiranya akan diperlukan saat sedang berada di lapangan. Jangan sampai pinjam-pinjam yaaa. Karena belum tentu semua orang senang meminjamkan barang pribadi miliknya ke orang lain.

Baca juga: Penting Dicatat, Lakukan Berbagai Cara Ini Saat Berhadapan dengan Erupsi Gunung

10. Jadi bagian dari kelompok relawan yang berpengalaman

pexels julia m cameron 6994992
Bergabunglah di tim relawan yang sudah

Nah, jika kawanjo belum berpengalaman jadi relawan tapi sangat ingin berpartisipasi dalam aksi mulia ini, carilah kelompok relawan berpengalaman yang bisa dicari di Google atau Instagram. Sekolah Relawan dan PMI salah satunya. Datanglah ke markas mereka atau tanya langsung via DM Instagram atau e-mail. Biasanya mereka akan langsung menghubungi kawanjo.

Enaknya jika bergabung dengan kelompok-kelompok ini adalah, kawanjo yang newbie bisa sekalian belajar cara jadi relawan yang baik dan benar. Kawanjo pun akan banyak dibimbing oleh mereka yang sudah lebih senior. Jangan takut untuk bertanya apa pun yang ingin kawanjo ketahui mengenai dunia tolong-menolong. Mereka akan menjelaskannya dengan senang hati.

11. Ikhlas dan kuat hati

Volunteer pegangan tangan
Selama masih bisa melakukan hal baik untuk sesama manusia dan juga makhluk hidup lainnya, just go for it!

Terakhir, kawanjo harus ikhlas melakukan semua ini karena niatnya adalah membantu meringankan penderitaan sesama yang terkena musibah. Oleh karenanya, kemurnian hati benar-benar dibutuhkan saat kawanjo memutuskan untuk menjadi seorang relawan. Tak cuma itu, kawanjo juga harus kuat hati terutama saat melihat banyak korban bencana yang butuh bantuan.

Pasti akan muncul rasa sedih, tak tega, miris, dan lain sebagainya yang secara normal dan manusiawi akan hadir dalam hati saat kawanjo menemukan korban bencana alam di lapangan. Perasaan tersbut tentu amat valid dan tak bisa disingkirkan. Namun, tahan untuk tidak menangis saat sedang membantu mereka. Kuatkan hati kawanjo untuk bisa melaksanakan tugas mulia ini.

Baca Juga : 8 Erupsi Gunung Terdahsyat di Indonesia

0 comments on “11 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Jadi Relawan Korban Bencana Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.