Memang rasanya tak sebanding jika Jogja disejajarkan dengan Bali. Sebab tak hanya punya budaya yang 100% berlainan, cara hidup masyarakatnya pun bisa dibilang jauh dari kata serupa. Jogja dengan segala filosofi Jawa yang merasuk dalam sendi-sendi kehidupan warganya tentu amat berlainan dengan Bali yang masyarakatnya terus hidup dalam rangkaian upacara dan adat istiadat.
Dua tempat yang sama-sama kuat dalam urusan kultur tapi sangat jauh berlainan dalam urusan pengembangan destinasi wisata ini nampaknya memang menarik untuk dipahami. Bali dengan percepatan pembangunan yang luar biasa karena jelas ditujukan untuk menegakkan sistem pariwisata Indonesia dan Jogja yang cenderung lamban tapi lama-lama mengagumkan.
Nah, dalam artikel ini, Pigijo ingin sedikit berbagi kebahagiaan karena merasa berhasil melihat Jogja yang sudah mulai berani untuk berkembang. Bukan artinya yang dulu kurang baik, tapi setidaknya kini mereka bisa mulai bersaing dengan Bali untuk urusan pilihan destinasi. Dari mulai tempat makan sampai akomodasi, semua urusan tourist attraction sedikit demi sedikit mulai matang.
Tentu ini jadi satu kabar dan kenyataan yang begitu baik di mana bisa mengubah mindset wisatawan lokal yang kerap berpikiran “ah, Jogja mah gitu-gitu aja”. Nope! Sekarang ia sudah berani tampil. Lebih percaya diri, glowing, masa kini, dan lepas dari anggapan ‘terlalu Jawi‘ yang selama ini sering menghantui. Pelan-pelan, Jogja pasti makin bersinar dan Pigijo percaya itu.
1. South Shore
Berlokasi di Gunung Kidul, South Shore sengaja dibangun menghadap laut dengan desain boho yang didominasi warna putih, krem, serta furnitur kayu berhiaskan macrame parasol yang begitu manis. Layaknya beach club kelas satu di Bali yang dibangun di atas batu karang, South Shore tiba-tiba jadi masuk dalam place-to-visit nya Pigijo kalau main ke Jogja lagi.
Ingin menikmati sore di Jogja dengan cara yang tak biasa, kawanjo tentu bisa datang ke sini untuk menikmati menu-menu lezat sambil ditemani bias matahari yang menghangat. Debur ombak dan anginnya pun akan lekas mengingatkan kita pada manisnya Pulau Dewata. Jadi jangan lupa bawa kamera untuk ambil foto di berbagai spo. Sebab tempat ini Instagenik di semua sisi!
Lakukan RSVP via WhatsApp terlebih dahulu, jika mau datang ke sini. Karena peminatnya sedang banyak, maka mau tak mau kawanjo harus reservasi dulu kalau mau kebagian tempat. Lalu, kawanjo juga harus bayar uang masuk mulai dari Rp100.000 untuk bisa duduk di dalam yang sudah termasuk voucher makan seharga Rp70.000, parkir gratis, dan akses ke pantai. Worth to spend, kan?! Kuyy!
2. Suwatu by Mil & Bay
Jika sudah puas lihat laut ala Uluwatu di Short Shore, kini saatnya lihat panorama pegunungan ala Ubud sambil menikmati matahari tebenam di Suwatu by Mil & Bay. Di sini, desainnya lebih sophisticated lagi karena dikonsepkan sebagai tempat makan kasual yang didominasi warna putih serta aksen kayu dan juga batu. Macrame parasol pun tak lupa menemanimu.
Untuk menu, deret sajian mereka adalah makanan lokal (Jawa) yang diolah sedemikian rupa sehingga punya rasa yang ‘naik kelas’. Bahan utamanya pun diambil dari hasil pertanian warga yang artinya restoran ini punya tanggung jawab sosial yang besar pada kelompok masyarakat di sekitarnya. Tak hanya itu, mereka juga jual ragam keripik yang dibuat oleh penduduk sekitar, lho!
Menghadap langsung ke Gunung Merapi yang gagah dan Candi Prambanan yang anggun, tentu akan membuat pengalaman makan kawanjo sekejap jadi eksklusif. Apalagi saat menjelang petang. Ada gurat jingga disertai bulatan surya yang mewarnai langit Jogja. Manis dan romantis sekali! Cocok untuk menutup hari bersama mereka yang kawanjo cintai.
Untuk suasana, bisa dibilang Suwatu by Mi & Bay ini sangat Jawa namun dengan sentuhan yang lebih masa kini. Traditional-modern vibe. Kulturnya kental tapi garis modern nya juga tegas! Sebuah perpaduan cerdas yang mampu meningkatkan pesona Jogja dari sisi yang berbeda. Classy, elegant, edgy, namun juga ethnic dan cultural dalam waktu yang bersamaan. Bravo!
Baca juga: Ngetrip ke Bandung Anti Ribet? Cek Paket Wisata Menariknya di Pigijo
3. Obelix Hills
Baru dibuka beberapa waktu lalu, tempat nongkrong yang dibangun di atas batu purba asli di Tenggara Candi Prambanan ini berdiri di kawasan Shiva Plateau seluas 8 hektar. Tak hanya bisa melihat matahari terbenam, di sini kawanjo juga akan terpukau dengan bentang alam dan panorama kota Jogja di malam hari yang luar biasa cantik. Memghabiskan sore di sini pun merupakan ide yang baik!
Ada beberapa spot foto andalan yang bisa kawanjo gunakan untuk OOTD atau sekedar bikin keren feed Instagram. Namun yang paling disuka dari semuanya yaitu The Edge atau lokasi jurang. Tak hanya itu, untuk area makan, tempat ini juga amat Instagenik sehingga sambil makan pun kawanjo bisa foto-foto dengan background yang effortlessy amazing.
Karena areanya luas, jadi kawanjo tak usah takut tak kedapatan tempat. Tapi supaya lebih aman, memang ada baiknya untuk reservasi terlebih dahulu sebelum datang ke Obelix Hills ini. Karena masih baru, animo pengunjung mungkin agak membludak. Jadi baiknya RSVP saja, ya! Untuk makanan tak usah kuatir, hampir semua menunya enak baik kudapan maupun minumannya.
4. Geblek Menoreh View
Beralih ke area persawahan, kawanjo bisa rasakan vibe Canggu di kota Jogja. Berupa tempat ngopi dan makan berkonsep angkringan yang terletak di tengah-tengah sawah, Geblek Menoreh View bisa jadi destinasi tepat untuk kamu yang ingin menikmati waktu di tengah pemandangan alam nan asri dan menghijau. Di mana lokasinya? Di daerah Kulon Progo, dong! Hehehe..
Sebenarnya, daerah ini sudah banyak dikenal oleh orang Jogja. Tapi untuk wisatawan luar Kota Pelajar, area ini belum familiar. Kalau menurut Pigijo, sih di situasi pandemi seperti ini tempat terbuka seperti ini nampaknya bisa lebih jadi pilihan untuk dapat udara segar yang asli dan alami. Belum lagi pemandangan perbukitannya yang tak kalah memukau. Wih! Jadi makin-makin, deh!
5. Cafe de Slili
Lagi-lagi tempat ngongkrong layaknya beach club di Bali, ada Cafe de Slili yang tampil cantik di pinggir pantai area Gunung Kidul. Tak usah ditanya tentang desain dan eksteriornya. Betul-betul mirip di Pulau Dewata! Masih mengedepankan gaya boho dengan dominasi warna putih dan payung-payung macrame, kawanjo akan dimanja pemandangan yang memanjakan mata.
Resmi dibuka pada 12 Desember 2020 silam, kafe ini langsung hits di kalangan anak muda Jogja. Kalau di Bali menikmati beach club enaknya sambil ngebir, kalau di sini menikmati pantai ternyata enak juga sambil ngopi! Kawanjo suka kopi? Nah, coba deh ngopi di sini. Pasti rasanya lain. Tapi mungkin jadi lebih cepat dingin, ya karena kena hembusan angin laut yang menderu kencang.
6. Kalluna
Last but not least, ada Kalluna Cafe yang suasananya sangat mirip Mauri Restaurant di Bali. Punya banyak spot unik dan dekorasi yang menggemaskan, tempat ini nyatanya tak hanya jual tempat tapi juga makanan dan minumannya terbilang nikmat. Banyak influencer yang sudah datang ke sini baik dari Jakarta maupun dari Jogja sendiri. Soalnya tempatnya betul-betul Instagenik!
Bahkan banyak yang bilang, tempat ini adalah tempat paling Instagramable di Jogja. Tak cuma bagus tempatnya tapi juga lezat isi menunya. Kalau penasaran, intip saja Instagramnya sebelum mampir ke sana. Pasti kawnajo langsung setuju kalau Kalluna wajib masuk deret tunggu. Bahkan untuk range harga, boleh dibilang makan di sini tak terlalu mahal, lho!
So, sudah siap jalan-jalan di Jogja dengan rasa baru? Gasssssss laahhh! Cek paket wisatanya di sini.
Baca juga: 6 Etika Wisata ke Candi atau Situs Purbakala yang Harus Dipahami
0 comments on “Jogja is The New Bali! 6 Tempat ini Jadi Buktinya”