Dulunya kabupaten ini bernama Buol Tolitoli. Kemudian pada tahun 2000, kabupaten ini mengalami pemekaran kemudian dipecah menjadi dua. Jadilah kabupaten Buol dan kabupaten Tolitoli. Nah, Tolitoli ini sendiri merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil cengkeh. Tak hanya itu, banyak pihak juga mengenal di Sulawesi Tengah ini sebagai penghasil kue khas Tolitoli.
Ada banyak ragam kuliner di Tolitoli. Namun jenis kudapan tetap menjadi favorit masyarakat. Yang kenyang masih bisa makan, yang lapar bisa menyantap seraya menunggu waktu makan besar.
Kue Khas Tolitoli di Tengah Menjamurnya Makanan Cepat Saji
Tak dapat ditampik, era berkembang membawa perubahan style kehidupan terutama masalah makanan. Zaman yang terus menuntut gerak cepat, mau tak mau mengubah pula selera rasa masyarakat. Jajanan cepat saji atau fast food tumbuh pesat seiring dengan terus bertambah angka penggemarnya.
Baca Juga : 3 Aspek Mulia di Festival Budaya Tolitoli 2022
Di sisi lain, kue tradisional kebanyakan memerlukan waktu dan teknik yang lebih lama dalam pembuatannya. Sehingga lambat lain bisa – bisa akan hilang tergerus makanan cepat saji yang sebagian besar berasal dari kebudayaan bangsa lain. Bila mengonsumsi makanan tradisional, dianggap kuno dan tidak kekinian.
Padahal, kuliner khas Indonesia juga memiliki nilai – nilai moral budaya. Tercipta dari hasil keluhuran budaya. Sangat cocok sebagai identitas Nusantara. Untuk itulah keberadaan jajanan khas sebuah daerah harus selalu dilestarikan.
Begitu juga dengan nasib kue khas Tolitoli. Di tengah suburnya pertumbuhan makanan instan masa kini yang sebenarnya minim gizi, mau tak mau makanan khas ini harus terus bertahan. Budaya bangsa harus ditegakkan melalui se
Berikut adalah kue khas Tolitoli yang bisa dicoba saat bertandang, atau dibawa pulang sebagai buah tangan, ataupun dipesan melalui toko dalam jaringan (online):
- Tombouat
Kue ini terbuat dari sagu yang dicampur daging ayam serta lemak kulit ayam. Tombouat merupakan kue yang mirip dengan ilabulo dari Gorontalo.
Baca Juga : 5 Olahan Ikan Khas Gorontalo Ini Bikin Tidur Nyenyak
Untuk membuat Tombouat, sagu harus direndam terlebih dahulu. Kemudian iris lemak ayam lalu campur dengan bumbu bawang putih, bawang merah, dan jahe merah. Rebus air hingga mendidih dan campur semua bahan menjadi satu. Aduk hingga mengeras.
Adonan yang telah jadi kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu dibakar.
- Kue Totoli
Dari namanya pasti tahu bila kue ini berasal dari Sulawesi Tengah. Dari bentuknya pula pasti paham bila namanya totoli.
Baca Juga : Uwentira, “Kota Gaib Modern” di Sulawesi Tengah
Toli berarti telinga, sehingga tak salah namanya demikian sebab bentuk kue ini memang seperti telinga dan angka delapan. Jadi, sebagian orang pun menyebutnya sebagai kue delapan.
Kue dengan bahan dasar tepun beras ketan, pisang yang dilumatkan, serta gula merah ini cocok dimakan hangat – hangat. Ketika baru saja matang dari penggorengan. Dengan wijen yang ditambahkan di permukaan kue, membuat tak cukup jika hanya makan totoli satu biji.
- Ambal
Bentuknya bulat pipih, mengingatkan pada selembar pizza tipis. Enak dimakan sambil dicocol sambal di pinggir pantai.
Baca Juga : Menjelajahi Kejernihan Air Terjun Kamandang di Sulawesi
Ambal atau Jepa adalah kue khas Tolitoli yang dibakar di atas tungku kayu bakar.Cara membuatnya adalah dengan memanggang sagu dalam sebuah dudongean (piringan bulat terbuat tanah liat). Kemudian taburi atasnya dengan kelapa parut, daging ikan yang direbus, serta kemangi.
Tutupi dudongean yang sudah dilapisi adonan dengan daun pisang, lalu tumpuk dengan dudongean lain yang sama-sama ada adonannya. Kemudian tumpukan ini dibakar sampai matang. Ambal yang sudah jadi dan masih panas harus segera dimakan, supaya tidak mendapatkan kue yang keras saat sudah dingin.
- Tetu
Kue Tetu merupakan kue khas Sulawesi yang juga banyak dijual di Tolitoli. Terutama di pasar – pasar tradisional. Dengan wadah dari daun pisang atau pandan yang dibuat takir (bentuk mangkuk memanjang dengan kedua ujungnya diberi lidi/distaples), kue ini bentuknya mirip perahu. Sehingga banyak pula yang menyebut sebagai kue perahu.
Baca Juga : Cari Aman saja, Pilih Kue Khas Makassar yang Tahan Lama untuk Buah Tangan
Dengan rasa manis gurih, kue ini terbuat dari tepung terigu dan tepung beras. Kedua tepung ini dicampur dengan santan kental lalu dimasukkan ke dalam takir yang terlebih dahulu sudah dimasukkan ke kukusan. Masukkan gula merah sebagai isian kue. Dan terakhir saat adonan memenuhi takir, taburi dengan nangka untuk penambah rasa serta tampilan.
Kue khas Tolitoli sebenarnya tak kalah dengan berbagai jenis kudapan instan masa kini. Rasa dan tampilannya mengandung makna luhur tradisi dan budaya setempat. Mengonsumsinya sama dengan menjaga nilai – nilai mulia itu. Jadi, sebuah keharusan untuk mencicipi makanan tradisional saat berwisata di Tolitoli dan daerah di Sulawesi Tengah lainnya!
0 comments on “4 Kue Khas Tolitoli di Tengah Gempuran Makanan Cepat Saji”