Puncak Resepsi 1 Abad NU (Nahdlatul Ulama) dilaksanakan di kota Sidoarjo, Jawa Timur. Tepatnya di Stadion Delta pada tanggal 7 Februari 2023. Jutaan orang memadati acara yang bertemakan ‘Mendigdayakan Nahdlatul Ulama, Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru NU’ ini. Sebagai pelengkap kunjungan pada acara akbar ini, adalah ide tepat untuk sekalian menjelajahi wisata religi di Sidoarjo.
Alasan Kota Sidoarjo Jadi Tempat Pelaksanaan Puncak Resepsi 1 Abad NU
Sidoarjo adalah daerah yang mempunyai berbagai potensi. Diantaranya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah yang dikemas dengan baik dan terarah. Pantaslah jika kota yang berada di Selatan kota Surabaya dan Gresik ini mengalami perkembangan pesat.
Banyak pabrik industri yang berdiri di kota Sidoarjo. Diiringi dengan sumber daya manusia yang produktif, masyarakat kota udang ini terus bergerak maju mengawal modernitas. Supaya tidak stress dengan rutinitas kesibukan, mereka biasanya mengambil waktu untuk liburan di wisata Sidoarjo dan sekitarnya. Salah satunya adalah mengasah sisi religi masing-masing dengan berwisata ke tempat-tempat istimewa. Sebab di kota udang ini terdapat beberapa spot keagamaan yang ramai dikunjungi orang.
Baca Juga : Wisata Perahu Kalimas Surabaya, Bersantai Menikmati Panorama Kota
Selain sebagai kota religi, ada alasan utama mengapa Kota Sidoarjo menjadi lokasi penyelenggaraan Puncak Resepsi 1 Abad NU. Yaitu dikarenakan daerah ini menjadi tempat para pendiri NU memperdalam ilmu agama. Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan dan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, sang pendiri, pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Siwalan Panji, Sidoarjo.
Dengan diadakan di Sidoarjo, diharapkan peserta peringatan 1 Abad NU bisa mendapatkan keberkahan. Baik dari para pendiri organisasi keislaman Indonesia ini maupun para guru beliau-beliau.
Wisata Religi di Sidoarjo
Sidoarjo memiliki beberapa destinasi wisata religi islami yang bisa dikunjungi. Diantaranya:
- Masjid Jami’ Al Abror Sidoarjo
Masjid Jami’ Al Abror merupakan cikal bakal perkembangan agama Islam di kota Sidoarjo. Sejak tahun 1678, masjid ini berdiri megah di lingkungan Kauman, Kelurahan Pekauman, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Sayang, letaknya yang agak menjorok ke dalam dan berada di kawasan perbelanjaan membuat masjid ini tak langsung nampak dari jalan utama.
Meski begitu, sekali lagi masjid ini nampak megah dengan sejarahnya. Telah dipugar tiga kali, hanya ada 2 bagian yang tetap dipertahankan sejak pertama masjid Jami’ Al Abror Kauman Sidoarjo berdiri. Yaitu pintu masuk masjid sebelah Utara dan penunjuk waktu sholat dengan hitungan sinar matahari. Terdapat pula tempat pemakaman Mbah Moelyadi, pendiri masjid di dalam kawasan.
Jadi, berkunjung ke masjid Jami’Al Abror Sidoarjo bisa beribadah sembari belajar sejarah. Tak hanya tentang perkembangan Islam, ternyata masjid tua ini juga menyimpan kisah perjalanan Kota Sidoarjo.
- Masjid Agung Sidoarjo
Wisata religi di Sidoarjo selanjutnya adalah Masjid Agung Sidoarjo ternyata sesuai dengan namanya. Merupakan yang terbesar di wilayah kota petis ini, masjid ini memiliki luas tanah 1600 meter persegi dan luas bangunan 3600 meter persegi. Hingga mampu menampung 4000 jamaah di 3 lantai yang dimilikinya.
Berdiri sejak 1859, masjid yang pembangunannya dipelopori oleh bupati pertama Sidoarjo ini terletak di Jalan Sultan Agung 36, Magersari, Sidoarjo. Tepat di seberang jalan pintu masuk alun-alun pusat kota. Serta di sebelah gedung pemerintahan serta kantor polisi.
Lantainya yang berwarna hijau terbuat dari marmer. Menambah sejuknya hawa yang dirasakan pengunjung bila sedang berada di kawasan masjid nan megah, Masjid Agung Sidoarjo. Adanya lift di dalam bangunan, bisa mempermudah pengunjung yang hendak menuju lantai atas.
Baca Juga : Sejukan Hati dan Tenangkan Pikiran, Yuk Wisata Religi ke Banjarmasin
- Makam KH. Ali Mas’ud
Kyai Haji Ali Mas’ud atau Mbah Ud adalah salah satu tokoh agama Islam yang terkenal di Sidoarjo. Makamnya yang berada di kawasan Pagerwojo, Buduran, Sidoarjo tak pernah sepi pengunjung. Mereka berziarah dengan tujuan mendapatkan berkah dan keistimewaan dari sang kyai.
Semasa hidupnya, KH Ali Mas’ud memang terkenal ringan tangan dan dekat dengan masyarakat. Beliau adalah pemuka agama yang tidak memiliki pondok pesantren. Mbah Ud memilih cara menyebarkan ajaran Islam dengan bertandang dari satu rumah ke rumah lain. Beliau juga sering memberi nasehat pada tamu yang datang ke rumah beliau. Termasuk para pemuka agama Islam di Nusantara, sering meminta pertimbangan dan solusi tentang permasalahan umat.
Di makam KH Ali Mas’ud, selain berziarah ke makam, pengunjung juga bisa berbelanja oleh-oleh khas Sidoarjo. Banyak kios berjajar di sepanjang jalan luar makam.
- Makam Aulia Sono
Kawasan Makam Aulia Sono yang berada di dalam komplek Guspusjat Optronik II Puspalad (Pusat Peralatan TNI-AD), di Desa Sidokerto, Kecamatan Buduran adalah tempat wisata religi paling luas dan megah di Sidoarjo.
Tak hanya tempat parkirnya yang lebar, namun di wisata religi di Sidoarjo satu ini juga terdapat pendopo yang berdiri megah di dekat kompleks makam. Pendopo ini akan digunakan para pengunjung yang hendak berziarah. Terdapat pula dua gerbang untuk akses masuk serta keluar para pengunjung, dimana gerbang tersebut didesain artistik. Layaknya gapura khas Kerajaan Majapahit. Terdapat pula beberapa gazebo dan taman tempat pengunjung beristirahat.
Terdapat lima makam utama dari tokoh-tokoh yang dihormati di Sidoarjo. Kelima tokoh tersebut adalah KH. Muhayyin pendiri Pondok Pesantren Sono Buduran, Hj. Asfiyah istri KH. Muhayyin, dua putra beliau KH. Abu Mansur dan KH. Zarkasyi, cucu beliau KH. Said, dan cicit beliau yaitu KH. Maksum. Kelima tokoh besar ini terkenal dengan semangatnya dalam berdakwah dan mengajarkan ilmu agama. Diharapkan para peziarah bisa mengetahui sejarah hidup para tokoh dan mengambil pelajaran tentang kegigihannya dalam mengajar, berdakwah, dan membela negara Indonesia. Sedangkan pesantren Sono sendiri termasuk pondok tertua di Sidoarjo yang berdiri sejak tahun 1970.
Baca Juga : 6 Film Religi Berlatar Masa Kini untuk Ramadhan Penuh Arti
Karena kharisma KH. Muhiyyin dan keturunannya, membuat banyak ulama besar sempat belajar di pondok pesantren Sono. Seperti KH. Abdul Karim Lirboyo Kediri, KH. Usman Jazuli Ploso Kediri, KH. Wachid Hasyim, juga KH. Hasyim Ashari Jombang Pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Serta banyak ulama besar lainnya.
Itulah empat destinasi wisata religi di Sidoarjo sebagai pelengkap acara Puncak Resepsi 1 Abad NU (Nahdlatul Ulama). Yang termasuk juga sebagai Tempat wisata di Indonesia yang Jarang dikunjungi. Padahal, Mengunjungi tempat-tempat yang bernuansa agamis kental ini selain bisa mempelajari sejarah dan kehidupan manusia mulia, juga bisa menenangkan diri. Seperti kegiatan rekreasi lainnya.
0 comments on “4 Wisata Religi di Sidoarjo, Tempat Pelaksanaan Puncak Resepsi 1 Abad NU”