Apa Kawanjo tahu Papeda? Makanan khas Papua yang cukup terkenal ini ternyata memiliki makna tersendiri hingga menjadi Google Doodle pada hari Jumat tanggal 20 Oktober 2023. Nah, selaku pecinta kuliner Nusantara, jangan sampai ketinggalan merasakan nikmatnya makanan dari sagu yang istimewa ini. Termasuk mengetahui beragam hal dibaliknya. Seperti manfaat dan bagaimana sejarah Papeda sebenarnya.
Google Doodle Today Papeda
Google Doodle merupakan perubahan logo khusus dan sementara di beranda Google. Di hari-hari biasa logo Google menggunakan untaian huruf tipografi sans-serif dengan kesan minimalis dan warna-warni dasar cerah yang menampakkan semangat serta berjiwa muda. Namun ada di waktu-waktu tertentu, logo ini tiba-tiba berubah. Itulah makna Google Doodle yang dikhususkan untuk memperingati acara, tokoh sejarah terkemuka, liburan, dan prestasi.
Di hari Jumat tanggal 20 Oktober 2023 lalu, beranda Google bukan lagi jajaran huruf berwarna-warni. Namun, justru menampakkan kuali berisi cairan kental berwarna putih yang diaduk dengan gata-gata, sejenis sumpit untuk makan Papeda. Di sampingnya ada semangkuk kuah kuning dengan irisan ikan serta sepiring pelengkap lainnya.
Lalu, ada apa sebenarnya hingga gambar ini tampil di laman utama mesin pencari internet yang paling sering digunakan ini?
Baca juga: Tak Perlu Malu, yuk Jualan Jenis Usaha Kuliner yang Paling Laku
Sejarah Papeda
Dalam Bahasa Papua atau Bahasa Inanwatan, Papeda juga disebut dengan dao. Papeda yang dijual bebas bahkan menjadi makanan warung pinggir jalan ternyata memiliki sejarah panjang. Buktinya, makanan pokok masyarakat Papua ini telah dikenal secara luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Arab di Danau Sentani, Arso, juga Manokwari.
Papeda menjadi hidangan untuk acara-acara penting. Seperti dalam Watani Kame, yakni upacara adat untuk memperingati siklus terakhir kematian. Saat itu, keluarga jenazah akan membagikan bubur sagu kepada kerabat yang membantu penyelenggaraan Watani Kame.
Berbeda lagi dengan masyarakat Inanwatan di Papua Barat. Mereka menyajikan bubur sagu dengan daging babi pada upacara kelahiran anak pertama, juga saat para perempuan Inanwatan membuat tato di tubuhnya, mereka diberikan Papeda untuk mengalihkan rasa sakit.
Kabar menggembirakan datang pada tahun 2015. Papeda secara publik melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 186/M/2015, dinyatakan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Pada tanggal yang sama lima tahun silam inilah, Google Doodle merayakan keistimewaan bubur sagu lezat ini.
Baca juga: Wisata Kuliner Solo Dekat Stasiun Balapan, No.4 Favorit Presiden Jokowi
Manfaat Sagu Papeda
Papeda merupakan makanan khas penduduk Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi. Bentuknya kental seperti gel. Bahan utamanya adalah sagu.
Sebagai pengganti nasi, kandungan nutrisi terbesar dalam sagu adalah karbohidrat murni, yakni makronutrien yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak untuk kinerja otak dan sumber energi. Meski begitu, sagu memiliki kadar gula dan kolesterol yang rendah.
Dengan kandungan nutrisinya, sagu bermanfaat untuk sumber energi, memperlancar sistem pencernaan, mencegah penyakit jantung, meningkatkan kesehatan tulang serta sendi, dan lainnya.
Maka, papeda yang terbuat dari sagu pun memiliki segudang kegunaan bagi tubuh. Apalagi Papeda Papua sering dilengkapi dengan ikan kuah kuning. Kandungan gizi ikan memperkaya pasokan nutrisi dalam sekali santapan papeda.
Baca juga: Serbu! One Day Trip Suspension Bridge Situ Gunung Cuma 300 Ribu
Membuat Papeda
Secara umum, Papeda dibuat dengan cara merebus sagu hingga menjadi cairan sagu berwarna putih. Kemudian sagu diaduk sambil ditambah sedikit air dingin hingga mengental. Setelah itu adonan tersebut disiram dengan air mendidih sambil terus diaduk. Warna yang sebelumnya putih menjadi bening. Supaya warna adonan, saat mengaduk harus searah.
Apabila sudah nampak transparan dan bentuknya seperti tali yang tidak mudah putus, disebut batali. Membuat Papeda tampak mudah, padahal sebaliknya. Papeda yang berhasil tergantung pada cara pengolahan sagu serta takaran dan suhu air. Sehingga bisa dibilang, tak semua orang bisa membuatnya.
Papeda memiliki rasa hambar. Sebab itu dalam penyajiannya harus menyertakan sayur ganemo dari daun melinjo muda yang ditumis dengan cabai merah dan bunga pepaya muda, kelapa, ikan, dan yang lainnya.
Setelah tahu sejarah Papeda dan betapa tidak sembarang membuatnya, layak bila Google Doodle mengangkat makanan khas Papua ini, sebagai wujud apresiasi atas kuliner Nusantara yang istimewa.
Pentingnya Papeda dalam upacara adat Papua, termasuk dalam peristiwa seperti Watani Kame, kelahiran anak pertama, dan proses pembuatan tato. Pada tahun 2015, Papeda diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. blog ini juga mengungkap manfaat nutrisi sagu, bahan utama Papeda, yang mengandung karbohidrat murni dan rendah gula serta kolesterol. Papeda dikenal sebagai sumber energi yang baik untuk pencernaan, kesehatan jantung, tulang, dan sendi. Pembuatan Papeda adalah proses rumit yang melibatkan merebus sagu hingga menjadi cairan putih, yang kemudian diaduk dengan air dingin. Kualitas Papeda bergantung pada pengolahan sagu, takaran, dan suhu air. Papeda sering disajikan dengan sayur ganemo, kelapa, ikan, dan bahan lainnya.
Blog ini membahas tentang makanan khas Papua yang menjadi salah satu Google Doodle pada tanggal 20 Oktober 2023, dan mengungkapkan sejarah dan makna di baliknya. Papeda adalah bubur sagu lezat yang merupakan makanan pokok di Indonesia timur dan telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia. Pada tahun 2015, papeda secara resmi dinyatakan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 186/M/2015. Masyarakat adat di beberapa daerah menganggap papeda memiliki nilai sakral, seperti saat disajikan dalam upacara kelahiran anak pertama atau saat proses pembuatan tato sebagai penahan rasa sakit.
Blog ini memberikan informasi yang cukup lengkap dan detail mengenai sejarah Papeda, manfaat, dan cara membuatnya. Papeda, makanan khas Papua yang menjadi salah satu Google Doodle pada tanggal 20 Oktober 2023.
Papeda merupakan makanan khas penduduk Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi. Bentuknya kental seperti gel. Bahan utamanya adalah sagu. makanan khas ini menjadi salah satu Google Doodle pada 20 Oktober 2023, blog ini sangat menarik, kita jadi tahu sejarah di balik Papeda dan betapa tidak sembarang membuatnya.