Pontianak, kota Khatulistiwa merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan sensus tahun 2021, penduduk Pontianak adalah terbanyak ke-5 di Pulau Kalimantan dan ke-26 di Indonesia. Dari keseluruhan jumlahnya, ternyata etnis Tionghoa memegang jumlah tertinggi. Hal ini berpengaruh pada peradaban dan kebudayaan setempat. Sebagai contohnya, adalah terjadi akulturasi pada makanan Tionghoa khas Pontianak.
Sejarah Tionghoa di Pontianak
Pontianak memang memiliki penduduk yang multi etnis. Salah satu penyebabnya adalah dahulu kota ini menjadi pelabuhan perdagangan utama di pulau Kalimantan. Sehingga banyak orang dari luar negeri dengan beragam suku masuk ke sini.
Baca Juga : Wisata Pulau Simping Singkawang, Biar Kecil Tapi Pesonanya Kondang
Di tahun 1881, banyak pedagang Tiongkok yang menjadikan Pontianak sebagai tempat transit. Mereka kemudian bermukim dan tinggal, menyebar ke daerah pedalaman. Lambat laun, karena kaum Tionghoa ini tinggal berdampingan dengan penduduk lain, terjadilah peleburan budaya antar etnis. Kuliner menjadi salah satu efek positif dari akulturasi ini.
Makanan Tionghoa Khas Pontianak
Makanan di Pontianak pun dipengaruhi oleh cita rasa dan budaya Tionghoa. Beberapa produk kuliner memiliki rasa dan bahan khas masakan China. Dan sebagian besar masih menggunakan nama dalam bahasa peranakan. Namun ciri khas olahan Melayu Pontianak tetap ada, sebagai asal muasal daerah.
Baca Juga : Kue Khas Banjarmasin yang Dijual di Pasar Terapung, Nyaman Banar!
Berikut adalah makanan Tionghoa khas Pontianak yang banyak dijumpai:
- Mi Tiaw
Kwetiau sudah umum di Indonesia. Di Pontianak, makanan Tionghoa khas Pontianak Kalimantan Barat ini disebut mi tiaw. Yaitu olahan mie lebar dari tepung beras yang diberi topping telur, daging sapi, bakso, daging ayam, atau sekedar kecambah. Cara menyajikannya bisa diguyur kuah bisa juga berupa Mi Tiaw goreng.
- Lek Tau Suan
makanan Tionghoa halal khas Pontianak yang satu ini mirip dengan bubur kacang hijau. Hanya saja lek tau suan menggunakan kacang hijau kupas yang direndam selama beberapa jam kemudian disangrai dengan gula sampai matang.
Selanjutnya kacang hijau ini direbus dengan kuahnya yang berbahan air, gula, pandan, dan air sagu. Perlu jadi catatan, kacang hijau dimasak tidak boleh sampai pecah. Maka, Lek Tau Suan ini siap dimakan dengan suwiran cakwe.
- Chai kwe
Chai Kwe atau Chai Pon sering disebut sebagai dumplingnya kota khatulistiwa Pontianak. Sebab cara membuatnya mirip dengan makanan hangat dari China ini. Jadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat kulit. Bahannya dari tepung beras dicampur dengan tepung kanji dan air. Kemudian diuleni sampai kalis lalu bentuk jadi lingkaran tipis.
Lembaran tipis ini siap diisi dengan sayuran berupa kucai, daun bawang, bengkuang, rebung, talas, dan ebi. Setelah isian dibungkus dan dibentuk seperti pastel, kue ini siap dikukus. Makanan Tionghoa khas Pontianak ini paling nikmat disajikan saat hangat dengan sambal pedasnya.
- Hekeng
Makanan khas Pontianak ini bila di kota Bogor disebut dengan ngohiong. Yaitu makanan mirip siomay dengan isian udang. Di budaya aslinya, daging yang digunakan adalah babi. Namun untuk menyajikan makanan yang halal, makanan khas Tionghoa ini menggunakan daging udang.
Bedanya dengan siomay, Hekeng dibungkus menggunakan kembang tahu. Lalu dikukus, setelah matang paling lezat disantap dengan saus manis khas Pontianak.
- Kiam Ko Kwe
Hampir serupa dengan kue talam, Kiam Ko Kwe adalah kudapan dari Pontianak khas Tionghoa berbahan tepung sagu dan tepung beras. Kedua tepung ini dicampur dengan air dan minyak sayur sampai mengental. Lalu adonan ini dituang ke loyang dan ditunggu sampai kaku.
Setelahnya dipotong sesuai selera. Kiam Ko Kwe ini biasanya disantap dengan tumisan ebi, kucai, dan talas serta bawang goreng.
- Ce Hun Tiau
Minuman khas Pontianak ini mirip dengan es cendol. Ce hun tiau nya dibuat dari tepung sagu atau kanji dan diolah jadi seperti cendol. Dalam penyajiannya, Ce Hun Tiau akan dicampur dengan bongko, gula merah cair, kacang merah, santan, dan tak lupa es batu.
Bongko dalam es citarasa Tionghoa ini terbuat dari tepung hunkwe, pandan, dan santan. Rasanya sungguh nikmat menyantap ce hun tiau saat panas terik di siang hari.
Di Pontianak, beragam etnis hidup berdampingan secara harmonis. Termasuk Tionghoa yang merupakan penduduk mayoritas kota khatulistiwa ini. Hal ini menyebabkan terjadinya percampuran atau akulturasi dalam kehidupan. Salah satunya adalah dunia kuliner. Maka tak heran bila banyak makanan Tionghoa khas Pontianak yang menarik untuk dinikmati. Bagi yang muslim jangan lupa untuk cek kehalalannya. So, jangan lupa bila wisata ke ibukota Kalimantan Barat, coba cicipi makanan Tionghoa khas Pontianak ya!
0 comments on “6 Makanan Tionghoa Khas Pontianak Wajib Coba!”