Batik Lasem
Local Experiences PigiNews

Punya Motif Indah dan Bermakna, Batik Lasem Jadi Outfit Para Kepala Negara

KTT ASEAN ke-43 yang baru saja dilaksanakan di ibukota DKI Jakarta menjadi momen spesial bagi industri Batik Lasem Jawa Tengah

KTT ASEAN ke-43 yang baru saja dilaksanakan di ibukota DKI Jakarta menjadi momen spesial bagi industri Batik Lasem Jawa Tengah. Di antara para pemimpin negara peserta konferensi yang kompak mengenakan batik saat Gala Dinner, beberapa diantaranya mengangkat batik Lasem jadi outfit.

Ada belasan pemimpin negara yang secara khusus memesan busana dengan bahan batik Lasem. Ada Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan istrinya Kim Keon Hee yang tampil dengan nuansa batik. Sang Presiden memakai kemeja lengan panjang batik bernuansa warna coklat. Sedangkan sang istri sangat anggun dalam balutan dress putih yang dengan selendang batik warna coklat yang disampirkan di pundak.

Selain pasangan pemimpin negara Korea Selatan, ada juga kepala negara yang mengenakan batik Lasem Rembang. Yakni Perdana Menteri Kamboja Samdev Moha Borvor, Presiden Philipina Ferdinand L Marcos Jr, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Perdana Menteri Thailand Sijasak Puangkhetkeow, Perdana Menteri China Li Qiang, Perdana Menteri Singapura HE Lee Hsien Loong, dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh.

Baca Juga : Trip 3 Hari Cuma Sejuta, Eksplor Belitung Bareng Pigijo Dijamin Untung

Asal Batik Lasem

Asal Batik Lasem
Asal Batik Lasem

Sebelumnya, batik Lasem juga mencuat namanya dalam event KTT G20 di Bali 15 Nov 2022 – 16 Nov 2022. Sebab karya pengrajin di daerah Kabupaten Rembang Jawa Tengah ini menjadi cinderamata untuk para delegasi. Berupa syal atau selendang dengan motif kerikil dan motif latohan. Adapun pewarnaannya menggunakan teknik alami, menggunakan bahan-bahan dari alam seperti dedaunan dan kayu.

Batik Lasem pun membuat bangga para pengrajin di daerah asalnya. Yakni di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Mereka pun jadi optimis bahwa batik Lasem akan mudah mendunia.

Sejarah Batik Lasem

Sejarah Batik Lasem
Sejarah Batik Lasem

Secara singkat, batik Lasem Rembang adalah bagian dari batik pesisiran. Yakni hasil dari akulturasi budaya Jawa, Arab, Tionghoa, dan Eropa. Selain Lasem, ada juga kota Batavia, Banten, Cirebon, Pekalongan, Surabaya, Pasuruan, yang memiliki seni batik pesisiran.

Sejarah batik Lasem pertama kali dikenalkan oleh Na Li Ni atau Putri Campa. Beliau adalah istri Bi Nang Un, seorang anggota ekspedisi Cheng Ho (1405-1433) yang memperkenalkan teknik membatik tulis pada masyarakat Lasem.

Baca Juga : 7 Ide Foto di Taman Wisata Pantai Pasir Kencana Pekalongan Kota Batik

Ciri Khas Batik Lasem

Ciri Khas Batik Lasem
Ciri Khas Batik Lasem

Na Li Ni terus membatik bersama warga binaannya. Hal inilah yang membenarkan bahwa batik daerah Lasem memiliki perpaduan kebudayaan Tiongkok dan Jawa.

Batik karya Na Li Ni dikirim ke seluruh wilayah Nusantara oleh para pedagang menggunakan kapal. Berkat ciri khas dan keunikan motifnya, batik Lasem mengalami masa jaya sampai berhasil diekspor hingga ke Thailand dan Suriname di awal abad ke-19.

Adapun ciri khas batik Lasem adalah pada warna mencolok yang digunakan. Seperti merah darah, hijau botol, dan biru tua dengan berbagai motif. Menariknya, semakin sering dicuci, warna batik Lasem menjadi makin kuat.

Terutama merah, merupakan warna yang terkenal hingga diberi nama warna abang getih pithik atau

warna darah ayam. Bukan dari bahan pabrik, warna mencolok ini terbuat dari akar mengkudu dan akar jeruk. Tak lupa ditambah air daerah Lasem yang memiliki kandungan mineral khas. Sehingga wajar bila warna merah batik Lasem tidak bisa ditiru oleh daerah pengrajin dari kota lain.

Baca Juga : Kampung Batik Giriloyo Memberi Pengalaman Berwisata yang Tak Biasa

Motif Batik Lasem

Motif Batik Lasem
Motif Batik Lasem

Batik Indonesia telah berkembang dengan sangat baik. Hingga saat ini batik tak ada bandingannya baik dalam urusan desain, motif, maupun prosesnya. Begitupun dengan karya orang Lasem.

Meski zaman terus berjalan, motif khas batik Lasem terus dipertahankan. Adapun motif yang ada terdiri dari gambar hewan berpadu dengan motif tumbuhan khas Jawa. Gambar hewan adalah motif dari budaya Tionghoa dengan gambar burung hong, naga, ayam hutan, dan sebagainya. Sedangkan motif non-Tionghoa berupa gambar sekar jagad, kricak, kendoro kendiri, gringsing, dan lainnya.

Inventarisasi motif batik Lasem pernah dilakukan oleh Tim peneliti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sumber penelitian dari 11 Rumah Batik di sekitar kawasan Kota Tua Lasem. Ditemukan, terdapat motif tunggal batik Lasem sejumlah 50 buah dan motif tunggal akulturasi Tionghoa sebanyak 64 motif. Maka  total terdapat 114 motif tunggal. Istimewanya filosofi batik Lasem terkandung dalam setiap motif yang ada.

Beberapa motif khas batik Lasem adalah:

  1. Naga atau LiongDalam budaya Tiongkok, naga dikaitkan sebagai sumber kekuatan alam yang luar biasa. Maka, batik Lasem motif naga memiliki makna harapan yang mulia serta simbolisasi perjalanan spiritualisme.
  2. Burung HongDisebut juga Fenghuang, hewan ini menjadi legenda pada zaman dahulu. Burung Hong yang melambangkan keindahan dan keabadian, dibatik dengan apik serta penuh pengharapan di selembar kain oleh para pengrajin.
  3. Gunung RinggitMotif khas batik Lasem ini bermakna gunung uang. Dengan harapan siapapun yang memakai bisa memiliki kekayaan dan kejayaan.
  4. LatohanLatoh merupakan salah satu jenis rumput laut, yang menjadi sumber pangan penduduk pesisir termasuk Lasem. Bentuknya seperti butir-butir kecil dengan warna hijau yang menyegarkan.
  5. Kerikil atau watu kricakLuapan emosi dan protes masyarakat Lasem tergambar dalam motif yang satu ini. Yakni ketika terjadi peristiwa perburuhan dalam pada masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Masyarakat Lasem dipaksa menjadi buruh tanpa dibayar. Mereka harus menghancurkan batu hingga menjadi watu kricak atau kerikil kecil-kecil.

Dalam perkembangannya, batik Lasem memberikan ruang kreativitas pada pengrajinnya. Seni kontemporer juga diterapkan, namun tidak meninggalkan motif-motif asli serta ciri khas yang telah ada sejak dulu kala. Hal inilah yang membuat batik khas Lasem menjadi indah dan luhur. Hingga banyak pemimpin negara yang mengenakannya saat KTT Asean pada tanggal 5 hingga 7 September 2023 di Jakarta beberapa waktu lalu.

 

0 comments on “Punya Motif Indah dan Bermakna, Batik Lasem Jadi Outfit Para Kepala Negara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.