Ragam Keunikan Desa Wisata Penglipuran Bali, Terbukti Nyata Keunggulannya
Local Experiences

Ragam Keunikan Desa Wisata Penglipuran Bali, Terbukti Nyata Keunggulannya

Selain sebagai desa terbersih di dunia, apa saja keunikan yang ada di Desa Penglipuran? Yuk cek!

Desa wisata Penglipuran menjadi daya tarik luar biasa bagi dunia pariwisata pulau Dewata. Keunikan- keunikan wisata desa Penglipuran lah yang menyedot perhatian, sehingga banyak yang ingin mengunjunginya. 

Tak ada salahnya memasukkan obyek wisata desa Penglipuran yang berada di Bangli Bali ini ke dalam daftar tujuan liburan mendatang. Mengeksplorasi keunikan di dalamnya akan membawa banyak hikmah kehidupan, pengetahuan, dan pastinya kegembiraan.

Berikut adalah keunikan Desa Wisata Penglipuran Bali yang terbukti tiada duanya!

1. Pegang teguh adat

keunikan desa wisata Penglipuran
Salah satu ritual adat di desa Penglipuran

Meskipun banyak didatangi wisatawan  luar negeri maupun luar provinsi, tidak membuat Bali kehilangan jati dirinya. Masyarakat Pulau Dewata terkenal sebagai masyarakat yang taat pada adat istiadat dan menjunjung tinggi eksistensi budaya leluhur.

Desa Penglipuran melakukan ini dengan sebaik-baiknya. Modernisasi tak bisa meluluh lantakkan adat istiadat, sebab penduduk setempat memegangnya dengan teguh. Bahkan mereka mencoba mengajak pengunjung untuk menghargai perbedaan di sekeliling.

Bukti nyata yang ada salah satunya adalah pengunjung Desa Wisata Penglipuran harus mengenakan baju adat bila masuk kawasannya. Hal ini sudah jadi aturan sebagai bentuk penghormatan seorang tamu pada aturan tempat di mana dia berada. 

2. Asal nama Penglipuran

Ada dua keyakinan masyarakat desa wisata Penglipuran akan asal nama tempat tinggal mereka.  Yang pertama adalah Penglipuran dari frase “pengeling pura”.   “Pengeling” berarti ingat dan “pura” berarti tempat leluhur. Keyakinan kedua menyatakan bahwa Penglipuran berasal dari kata “pelipur” yang berarti hibur dan “lipur” yang berarti ketidakbahagiaan. Hingga dapat diartikan sebagai tempat untuk penghiburan. 

Anggapan kedua ini muncul sebba Raja Bangli pada saat itu dikatakan sering mengunjungi desa ini untuk bermeditasi dan bersantai. Namun bila melihat saat inipun, melakukan wisata di desa Penglipuran dapat menjadi hiburan tersendiri. Juga untuk anggapan asal usul nama yang pertama, dapat dibuktikan bahwa di desa ini masih terlihat betapa masyarakatnya rajin beribadah. Terutama di pura yang berada di tengah obyek wisata desa Penglipuran Bali ini.

3. Prestasi

Desa Wisata Penglipuran Bali mempertahankan adat istiadat dengan kuat. Salah satunya adalah upaya menjaga kebersihan. Tak heran bila kemudian obyek wisata yang sudah ada sejak tahun 1993 ini mendapat gelar Desa Terbersih ketiga di dunia versi majalah Boombastic pada tahun 2016. 

Pada tahun 2017, menyusul penghargaan ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) 2017 untuk peringkat terbaik  kategori pelestarian budaya.

Seiring waktu berjalan, desa Penglipuran Bali  terus melakukan banyak inovasi. Hingga akhirnya bisa  menjadi salah satu dari 7 penerima penghargaan Desa Mandiri Inspiratif. Yaitu penghargaan atas upaya pengelolaan desa wisata terbaik dalam rangkaian  agenda nasional Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Penyelenggaranya adalah Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

4. Tri Mandala sebagai Konsep Tata Ruang

keunikan wisata desa Penglipuran
Desa Penglipuran dengan konsep tata ruang Tri Mandala

Tri Mandala adalah sebuah konsep yang diturunkan secara turun-temurun sebagai nilai-nilai leluhur masyarakat setempat. Atas dasar mempertahankan konsep inilah, Desa Penglipuran dikenal sebagai desa adat.

Tri Mandala merupakan konsep yang membagi penataan ruang menjadi tiga zona: Utama, Madya, dan Nista. Mandala Utama adalah tempat suci (bagi para dewa) dan tempat pemujaan. Mandala Madya adalah tempat pemukiman para penduduk.

Sementara itu, Mandala Nista berfungsi sebagai pemakaman bagi penduduk setempat. Dusun Penglipuran tampak setara dalam hal strukturnya karena prinsip ini.

Baca juga: Tri Mandala, Konsep Unik Lay out Desa Penglipuran

5. Hutan Bambu Merupakan Pelindung Desa

keunikan wisata desa Penglipuran Hutan Bambu
Hutan bambu di desa Penglipuran

Keunikan desa wisata Penglipuran selanjutnya adalah keberadaan hutan bambu yang mencakup 40% dari total luas Desa Penglipuran.

Masyarakat setempat terus menjaga dan melindungi rumpun bambu ini sebagai warisan nenek moyang mereka. Pelestarian hutan bambu berfungsi untuk menjaga keseimbangan  antara manusia dan alam.

Penduduk setempat meyakini bahwa rumpun bambu ini adalah kunci keberlangsungan hidup mereka. Salah satu wujudnya adalah manfaat rumpun bambu  sebagai penyerap air. 

6. Pura Luhur Penataran

keunikan wisata desa Penglipuran acara adat
Pura luhur Penataran

Pura ini digunakan untuk melakukan berbagai ritual masyarakat setempat, seperti Ngusaba, penyambutan perayaan Nyepi. Penduduk setempat kemudian akan mengunjungi pura setiap 15 hari sekali untuk melakukan ibadah (doa).

Ritual ini masih dilakukan karena diturunkan dari nenek moyang dan diajarkan oleh para tetua adat.

7. Loloh Cemcem

keunikan yang ada budaya desa Penglipuran
Kuliner Bali di salah satu acara di desa Penglipuran

Keunikan desa wisata Penglipuran berikutnya adalah seputar kuliner. Ya, Loloh Cemcem adalah minuman tradisional desa Penglipuran yang dibuat dari daun Cemcem. Daun ini bagus untuk kesehatan  pencernaan. Lalu ada juga Tipat Cantok yang memadukan ketupat dan sayuran matang dan disajikan dengan saus kacang.

Baca Juga: 7 Oleh-oleh khas Bali yang harus dibeli

8. Penglipuran Village Festival

keunikan budaya desa Penglipuran
Atraksi Seni dalam Penglipuran Village Festival

Keunikan desa wisata penglipuran berikutnya adalah adanya  Festival Desa Penglipuran.

Festival ini biasanya diadakan pada akhir tahun dan menampilkan parade pakaian tradisional Bali, Barong Ngelawang, parade seni budaya, dan berbagai kompetisi lainnya.

Setiap kali acara ini diadakan, biasanya jumlah wisatawan meningkat. Tujuannya tiada lain adalah untuk melihat keragaman seni dan budaya dari desa Penglipuran tersebut.

9. Karang Memadu

Penduduk desa Wisata Penglipuran Bali sangat menolak pernikahan poligami maupun poliandri. Bagi mereka janji suci pernikahan cukup sekali seumur hidup. Bila ada yang sampai melanggar, akan diasingkan di sebuah daerah bernama Karang memadu.

Selain berdiam di area tertutup dari kawasan desa lainnya, sanksi sosial yang diberikan juga berat. Tidak boleh bergabung dengan masyarakat untuk melaksanakan upacara adat, dilarang masuk semua pura di Penglipuran, dilarang melintasi perempatan desa di bagian utara, dan dikucilkan oleh masyarakat. 

Bagaimana, sudah penasaran dengan keunikan desa wisata Penglipuran? Hal-hal di atas menjadi penambah atas keindahan alam yang tersaji di desa wisata ini. Jadilah sebuah paket lengkap untuk liburan yang kaya manfaat. 

Tak perlu ribet urus-urus sendiri, nih ada pilihan paket wisata ke Penglipuran. Dijamin simpel dan penuh kebahagiaan, deh! Buktikan dengan hanya klik!

0 comments on “Ragam Keunikan Desa Wisata Penglipuran Bali, Terbukti Nyata Keunggulannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.