Kuliner legendaris Palangkaraya jadi harta berharga bagi masyarakatnya. Telah ada sejak zaman dahulu kala, namun masih bertahan hingga sekarang. Maka, berkunjung ke ibukota Kalimantan Tengah ini, rasanya tak lengkap bila tidak menikmati beragam makanan yang tak lekang oleh masa.
Kuliner legendaris Palangkaraya
Kota Cantik Palangkaraya didominasi oleh tiga suku bangsa besar. Yaitu Dayak, Banjar, dan Jawa. Sebagai bagian dari asimilasi budaya, kuliner khas Palangkaraya dipengaruhi oleh karakteristik ketiga suku di atas.
Terdapat banyak macam kuliner legendaris khas Palangkaraya. Makanan-makanan tersebut telah ada sejak lama. Warisan dari leluhur, dengan bahan yang murni dari alam. Dengan cara yang otentik penuh keluhuran. Seiring waktu berjalan, masyarakat melestarikannya dengan menggunakan resep asli ataupun kombinasi sedikit-sedikit.
Hintalu berarti burung dan Karuang memiliki makna kelelawar.
Kuliner legendaris Palangkaraya ini dinamakan demikian karena bentuknya yang mirip telur burung Karuang.
Terbuat dari tepung beras dan tepung ketan yang dibuat jadi bundar-bundar bagai telur. Kemudian dimasukkan ke kuah santan yang dicampur gula merah. Rasanya legit, mirip dengan jajanan biji salak dari pulau Jawa.
Baca Juga : 7 Makanan Fermentasi Tradisional Khas Indonesia Sudah Lezat, Sehat lagi
- Juhu Umbut Rotan
Bila sayur rebung menggunakan tunas bambu muda, makanan khas Palangkaraya Kalimantan Tengah ini terbuat dari ujung rotan yang masih muda.
Untuk mendapatkan bagian ujung rotan muda ini tidaklah mudah. Butuh tenaga ekstra, sebab harus membersihkan duri-duri yang ada di batang rotan. Namun, hal ini terbayar dengan rasa nikmat juhu umbut rotan, salah satu kuliner legendaris Palangkaraya. Rasanya yang empuk dipadu dengan berbagai rempah sebagai bumbu, menjadikan siapa saja yang menyantap juhu umbut rotan akan ketagihan.
- Juhu Singkah Enyuh
Selain umbut rotan, masyarakat Palangkaraya juga mengolah singkah enyuh atau umbut kelapa. Yaitu bagian pucuk tunas kelapa, Biasanya ditemukan di atas akar pohon kelapa yang berumur sekitar 1- 1,5 tahun.
Singkah enyuh ini dipotong sesuai selera lalu dimasak bersama berbagai bumbu rempah. Seperti, bawang merah, putih, jahe, lengkuas, kemiri, dan lainnya. Kelezatannya tiada tara. Umbut kelapa yang dimasak terasa empuk, berpadu dengan kuah gurih dari rempah pilihan. Wah, dimakan hangat saat hujan sepertinya mantap!
Baca Juga : Unik, Enak, Sehat, Ini Dia Oleh-oleh Makanan Ringan Khas Lombok
- Keripik Kalakai
Kalakai adalah jenis tanaman paku-pakuan yang dipercaya bisa mengobati penyakit seperti diare dan anemia. Kalakai juga bisa menjaga kekencangan kulit sehingga wajah terlihat awet muda.
Oleh masyarakat Palangkaraya, kalakai diolah menjadi keripik yang renyah. Rasa asli dari daunnya memang gurih. Apalagi bila ditambah tepung dan bumbu. Kini, pasti makin nikmat menyantapnya saat snack time.
- Kenta
Makanan khas suku Dayak ini terbuat dari padi ketan. Jadi, setelah dicuci, padi ketan disangrai hingga matang. Lalu ditumbuk sampai pipih menggunakan lesung kayu. Sebenarnya sampai di tahap ini, kenta sudah bisa dimakan. Namun, karena rasanya hambar, kuliner legendaris Palangkaraya ini diberi tambahan bahan lainnya. Seperti gula atau kelapa parut. Ada juga yang menambahkan susu panas atau air kelapa.
Karena proses pembuatannya yang cukup rumit, jajanan kenta mulai jarang dijumpai di Palangkaraya dan sekitarnya.
Baca Juga : Senang dan Kenyang, Makanan Khas Dieng Enak Disantap Sambil Berwisata
Kuliner legendaris Palangkaraya ternyata memang unik dan menarik. Memiliki cita rasa yang khas, menyantap makanan langsung di kota asal akan jadi pengalaman mengesankan. Karena itu, bila sedang berwisata di kota Palangkaraya, jangan lupa mencicipi warisan leluhur berupa makanan tradisional legendaris.
Kelihatannya enak-enak ya? Nah, kamu bisa cari info referensi wisata seru lainnya di PigiBlog ya Kawanjo. Kamu juga bisa pesan paket wisata yang keren-keren di sini. Siapa tahu bisa main ke Palangkaraya, terus cobain beberapa kuliner legendaris Palangkaraya di atas. Yuk kita berpetualang bersama!
0 comments on “5 Kuliner Legendaris Palangkaraya Warisan Nenek Moyang”