Balikpapan terkenal sebagai pusat bisnis dan kota industri. Mata dunia juga tertuju pada tambang minyak yang besar di kota ini. Namun uniknya, maskot yang dimiliki Balikpapan bukanlah sebuah mesin canggih ataupun seorang insinyur pertambangan. Justru ikon yang melambangkan keistimewaan kota Balikpapan adalah seekor beruang madu. Dan senangnya lagi, Kawanjo bisa menemui hewan besar ini di KWPLH Agrowisata Beruang Madu Balikpapan.
Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup atau KWPLH menjadi tempat penangkaran beruang hidup di Balikpapan. Di tempat ini pengunjung bisa menyaksikan kehidupan beruang madu. Namun, ternyata tak hanya melulu belajar. Di area tengah hutan ini Kawanjo juga bisa melakukan banyak hal menyenangkan.
Sekilas tentang Beruang Madu
Dengan nama ilmiah Helarctos malayanus, beruang madu termasuk jenis terkecil di dunia. Panjang tubuhnya 140 cm, tinggi punggungnya 70 cm, dan beratnya sekitar 50 – 65 kg. Beruang madu memiliki bulu berwarna hitam kecoklatan atau hitam gelap. Keunikan dari hewan yang juga menjadi simbol dari kota Bengkulu ini adalah bawah bulu lehernya terdapat tanda berwarna oranye. Tanda ini dipercaya melambangkan matahari terbit.
Baca Juga : Trip to Pristine Island, Wisata Pulau Derawan Kalimantan Timur
Beruang madu tidak memerlukan proses hibernasi, karena tidak tinggal di kawasan empat musim. Area persebaran habitatnya adalah di daerah pulau Kalimantan, Sumatra, Cina Selatan, Indocina, Burma, dan Semenanjung Malaya. Mereka senang mematahkan atau membuat ranting – ranting pohon melengkung, dengan tujuan membuat sarang. Sayangnya, akibat keberadaan hutan alami yang semakin terkalahkan oleh hutan beton, beruang madu kehilangan tempat tinggal. Keberadaannya makin lama makin langka.
Di hutan, beruang madu memakan apa saja. Mereka adalah jenis binatang omnivora dengan melahap aneka buah-buahan dan tanaman hutan. Mereka juga memakan serangga, madu, burung, dan binatang kecil lainnya. Beruang madu akan menelan bulat – bulat biji buah yang besar. Kemudian biji tersebut akan dikeluarkan saat buang air besar. Biji yang tidak rusak tadi akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Sehingga bisa dikatakan hewan ini membantu proses pertumbuhan tanaman buah berbiji besar. Seperti cempedak, durian, lahung, dan lainnya.
Beruang madu ternyata hewan nokturnal alias lebih aktif di malam hari. Bila aktif di siang hari, mereka hanya bertujuan untuk menjelajahi sebuah wilayah. Binatang yang lebih sering berjalan dengan 4 kaki daripada 2 kaki ini mampu berjalan 8 km dalam sehari. Mereka juga termasuk hewan soliter yang suka hidup menyendiri.
KWPLH Agrowisata Beruang Madu Balikpapan
Beruang madu telah dikategorikan sebagai hewan yang terancam punah. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya habitat hidup mereka. Baik itu karena pengalih fungsian hutan menjadi perumahan yang juga menyebabkan konflik antara hewan dan manusia. Sebab lainnya adalah pengalihan fungsi hutan hujan tropis tempat hidup mereka menjadi hutan kelapa sawit, perkebunan kopi, serta karet. Termasuk juga terjadinya kebakaran hutan dan hingga perburuan liar. Padahal beruang ini telah terdaftar dalam Appendix I of the Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) sejak tahun 1979, yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh diburu oleh siapapun.
Baca Juga : Menyapa Pesut Mahakam di Desa Wisata Pela, Kalimantan Timur
Mengantisipasi kepunahan beruang madu, KWPLH Agrowisata hadir. Dengan latar belakang sebuah teori bahwa konservasi hewan ini harus difokuskan pada beberapa hal, salah satunya adalah perlindungan terhadap habitat hutan. Maka, terletak di Jl. Soekarno-Hatta Km. 23, No. 185 RT. 42, Karang Joang, Kec. Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, KWLPH Agrowisata Beruang Madu menjadi fasilitas pendidikan lingkungan hidup.
Banyak instansi pendidikan yang mengadakan kunjungan di sana, untuk berwisata sekaligus belajar. Mengelilingi habitat mirip asli dari beruang madu, menjelajah hutan sambil mengamati langsung tingkah polah binatang kebanggaan masyarakat Balikpapan ini.
Berkeliling di dalam KWPLH Beruang Madu
Pengunjung dapat berjalan mengelilingi habitat beruang melalui jembatan kayu ulin. Jalur itu ditempatkan di atas lokasi penangkaran, sehingga memudahkan untuk mengamati beruang madu secara langsung.
Baca Juga : 5 Destinasi Wisata di Ibu Kota Baru yang Disebut ‘Nusantara’
Sepanjang 500 meter, dengan pengawasan dari petugas, pengunjung akan terjaga keamanannya. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran. Apalagi jembatan jalur dilengkapi dengan kawat besi.
Suasana di tengah hutan melengkapi kelucuan tingkah polah beruang madu. Pepohonan berbagai bentuk dan ukuran, memberikan suasana teduh yang sejuk. Sehingga berkeliling di tempat hidup beruang madu ini tak terasa melelahkan.
Jam Buka KWPLH Beruang Madu
Wisata di pusat informasi beruang madu ini dibuka untuk umum pada pukul 9 hingga 5 sore hari. Namun biasanya penangkaran ini akan tutup selama satu jam untuk pemberian makan beruang.
Baca Juga : Jadi Ibu Kota Baru, Ini 5 Kelebihan Kalimantan Timur
Tiket Masuk KWPLH Beruang Madu Balikpapan
Supaya bisa memasuki lokasi wisata ini, pengunjung hanya dikenakan biaya Rp.5.000 per orang. Plus asuransi kecelakaan Rp. 1.000. Ada pula tambahan biaya bagi yang hendak menaiki canopy bridge. Wahana jembatan yang terhubung dari satu pohon ke pohon lainnya. Cukup membayar lagi tiket Rp. 25.000.
Berwisata ke tempat penangkaran beruang madu menjadi bukti kepedulian Kawanjo pada fauna Indonesia. Terutama beruang madu. Dimana hewan ini istimewa bahkan sampai dijadikan maskot kota Balikpapan. Padahal Balikpapan terkenal dengan hasil bumi minyaknya.
0 comments on “Temukan Maskot Kota di KWPLH Agrowisata Beruang Madu Balikpapan”